Cantik Terlihat Jelek - Bab 117 Suaranya Sangat Familiar

“Kamu tolong jelaskan perkataanmu tadi dengan jelas.” Suara tanpa perasaan keluar dari mulutnya.

Clover menggigit bibir bawahnya, menoleh dan menatapnya, "Aku bisa memberitahumu dengan jelas, tetapi kamu harus membawaku pulang dulu."

Setelah berbicara, dia tidak peduli apakah Devan akan setuju atau tidak.

Di sini, pintu mobil bagian depan ditarik terbuka dan diduduki.

"Tolong pergi ke……" Dia melaporkan alamat rumahnya.

Dylan tidak berdaya dan melihat ke Devan, melihat eksrepsinya juga sangat buruk.

Mau tidak mau diam-diam berdoa untuk wanita di sebelahnya.

Devan selama ini bukan pria yang akan menunjukkan kasih sayang dan lembut kepada wanita, dan menjadi semakin buruk setelah Sherin meninggal, jika malam ini wanita ini tidak menjelaskan dengan detail, maka takutnya dia tidak akan punya akhir yang baik.

Karena Dylan tidak familar dengan jalan ini, maka dia menggunakan GPS.

Perjalanan ini memakan waktu lebih dari satu jam dan beberapa menit, jalan ini sangat sepi dan pelosok.

Dari awal Clover naik kedalam mobil, kedua tangannya terus mengepal, dan air matanya tidak berhenti mengalir.

Dua pria di dalam mobil, hanya menggangap dia adalah anak perempuan yang cemas.

Tapi Clover tahu bahwa anak perempuan yang cemas hanyalah satu sisi, dan di dalam pikiran Devan adalah sisi lainnya lagi.

Meskipun Devan tepat di belakangnya, tetapi Clover tidak bisa melakukan apa-apa, tidak bisa mengatakan apa-apa.

Dylan sengaja mempercepat kecepatan, dan sampai didepan rumah setelah empat puluh menit, dari jarak jauh, dia bisa melihat Bibi Su menggendong Momo berdiri di samping jalan.

“Boleh aku minta tolong kepadamu, bawa aku ke rumah sakit, tolong.” Dia menoleh ke Dylan dan memohonnya dengan merapatkan kedua tangannya.

Dylan berbalik dan menatap Devan.

“Apakah kamu tidak punya suami?” Pria itu membuka matanya dan bertanya dengan suara dingin.

Tubuh Clover sedikit gemetar, menelan ludahnya, dan berkata, "Kami sudah berpisah."

Pada saat ini, mobil berhenti di depan Bibi Su.

Clover membuka pintu mobil, memastikan pintunya tidak tertutup, dan dengan cepat mengambil Momo dari tangan Bibi Su, masuk kembali kedalam mobil, menutup pintu, kecepatannya, sangat cepat.

Momo agak bingung "Bibi Su, jangan mendesak mama, dia akan cemas." Momo memejamkan matanya, mulutnya kering akibat demam tinggi, dan seluruh tubuhnya sedikit gemetar, tetapi dia masih bisa membantu menenangkan ibunya.

Hidung Clover tersedak, dan matanya memerah

Dylan melihat ke belakang melalui kaca spion, Devan memejamkan matanya dan tidak berbicara, dia hanya bisa menoleh dan melihat wanita di sebelahnya.

Karakter Devan dalam beberapa tahun terakhir, telah berubah menjadi sangat buruk, terutama bagi wanita, dia tidak akan memperlakukannya dengan lemah lembut.

Rumah sakit tidak jauh dari rumah, mengemudi mobil, hanya membutuhkan beberapa menit.

Ketika sampai didepan gerbang rumah sakit, mobil belum berhenti dengan stabil, Clover langsung mengendong Momo turun dari mobil.

Tetapi sebelum dia masuk kedalam, dia merasakan tangannya tertarik.

“Perjelas masalah sebelumnya!” Suara Devan, dan tidak tahu kapan dia turun dari mobil.

Tinggi Clover adalah 165cm dan itu tidak pendek, tetapi didepan Devan yang tingginya 180cm, Clover terlihat mungil, dia mendongak dan menatap Devan, terus menunduk lagi dan melihat anaknya yang ada dibahunya, Clover menyadari bahwa, selain orang-orang yang disayangi Devan, maka dia akan bersikap seperti binatang berdarah dingin terhadapnya, jelas-jelas dia sudah tahu bahwa anak ini sedang demam tinggi, tetapi dia masih bisa menggenggamnya dan tidak mau melepasnya.

Dia adalah Sherin, dia seharusnya mengambil kesempatan ini, lagipula, Devan akan bersikap lemah lembut dan perhatian kepadanya.

Tetapi, pada saat ini, dia adalah Clover, jadi dia sangat marah, menatapnya, dan berteriak, "Apakah kamu seorang manusia? Putriku sedang demam tinggi?"

Setelah berteriak, dia langsung menyingkirkan tangan Devan dan berjalan cepat ke dalam rumah sakit unit gawat darurat.

Tangan Devan terpatung di udara, setelah waktu yang lama, dia tidak menurunkannya, Dylan melihatnya dan menghampirinya, Dylan bertanya, "Dia sepertinya memarahimu ……"

Melihat bayangan yang menghilang di pintu masuk rumah sakit, Devan menatap balik ke Dylan dan mengerutkan alisnya. "Suaranya ... Apakah kamu merasa familiar?"

Suara marah wanita tadi dengan suara marah Sherin, benar-benar sangat mirip.

Dylan menepuk punggungnya, "Dia sudah tidak ada."

Kalimat itu, membuat Devan jatuh kedalam lubang yang dalam.

Setelah dokter memeriksa anak itu, dia memasuki obat di anus Momo dan kemudian memberi tahu Clover dalam bahasa Inggris.

Dalam beberapa tahun terakhir, Clover belajar bahasa Inggris, tidak ada masalah dalam percakapan sehari-hari, tetapi bahasa Inggis kedokteran sangat profesional, dia menjadi kacau.

Clover mengerutkan kening dan berkata dalam bahasa Inggris dengan dokter bahwa bahasa Inggrisnya tidak terlalu mahir dan memintanya untuk menuliskannya.

Sikap dokter wanita itu cukup baik, dia mengambil selembar kertas dan menulis beberapa halaman catatan, menyerahkannya kepadanya, dan mengangguk padanya, dan mengkodenya untuk duduk disampingnya.

Setelah setengah jam kemudian, suhu Momo sudah menurun dan tidak gemetar lagi, sambil menunggunya, dia sudah tertidur, berbaring di lengannya, sangat tenang.

Clover menghela nafas lega.

Clover memeluknya erat-erat, menundukkan kepalanya, dan memandangi wajah mungilnya, alisnya benar-benar mirip dengan Devan. "Momo, pria tadi itu adalah ayahmu, namanya Devan. "

Setelah itu, Clover tersenyum tipis.

Kadang-kadang, Clover juga sangat ingin berterima kasih atas bantuan Tuhan, dapat mengirimkannya Momo ketika dia kehilangan Devan, setidaknya, hidupnya masih memiliki harapan.

Devan…… Tiba-tiba, dia terpikir sesuatu, mengendong Momo berdiri dan memandang pintu rumah sakit melalui jendela, mobil hitam itu masih belum pergi, lampu depan dan belakang masih menyala, sangat jelas bahwa mereka masih ada di sana.

Terkejut dan terpikir apa yang dia sendiri katakan sebelum naik kedalam mobil, dia tidak berdaya tetapi mundur beberapa langkah.

Dylan dan Devan menunggu di mobil dalam waktu yang lama, dan tidak melihat Clover keluar, Dylan kemudian pergi ke dalam ruang gawat darurat untuk bertanya.

“Keluar kea rah sana.” Salah satu dari mereka adalah orang China. Ketika dia mendengar Dylan bertanya, dia menunjuk ke pintu keluar lain bagian gawat darurat.

“Dimana orangnya?” Melihat Dylan keluar sendirian, Devan bertanya.

Dylan memukul klakson setir mobil, dan mobil itu mengeluarkan suara yang keras, "Kabur ..."

Devan berbalik untuk melihat rumah sakit di depannya, dia mengangkat sudut birbirnya, berani bermain-main dengannya, Hehe…, sepertinya keberaniannya tidak kecil.

Clover tidak pernah menyangka, Devan, akan menemukan perusahaannya.

Ketika dia tiba di perusahaan di pagi hari, Wuli melihatnya datang dan bergegas menghampirinya.

“Presiden Clover, mengapa kamu baru saja sampai?”

Clover terkejut ketika melihat ekspresinya yang tidak terlalu baik, dan langsung bertanya: “ada apa dengan kamu? Apakah telah terjadi sesuatu?”

Wuli sepuluh tahun lebih tua darinya, dia dulu bekerja di perusahaan yang sama dengan Clover, dia sangat mampu dan belum menikah, karena itu, dia memiliki antusiasme yang tinggi untuk pekerjaannya, Yuta yang sangat berusaha mencari cara untuk membuatnya bekerja kesini.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, dia telah membantunya dalam banyak hal, dan dalam bekerja juga tenang.

Apa yang bisa membuatnya panik? Dia tidak bisa menahan perasaan buruk.

Wuli menggelengkan kepalanya, "Kamu cepat masuk, seseorang mencarimu."

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu