Cantik Terlihat Jelek - Bab 522 Dia Yang Berada Di Ingatan Paman Kecil

Hutu masih ingat ketika dia berusia 10 tahun, di belakang rumah kakek sama memiliki sebuah danau kecil, karena air di danau itu mengalir dari gunung, kadang-kadang ada ikan kecil yang berada di sana.

Karena tidak ada yang bermain dengannya, Hutu sering pergi menangkap ikan sendirian setiap bermain ke rumah kakek, Hutu melepaskan sepatu cinderella dan kaos kaki yang ibu belikan untuknya, kemudian dia melipat celananya sampai atas siku sebelum turun ke danau untuk menangkap ikan.

Hutu bermain sampai tubuh dan rambutnya dibasahi air, ibunya yang meihatnya akan berkata, "Lihat, kamu sama sekali tidak memiliki penampilan anak orang kaya, dirimu sudah berubah menjadi bagaimana?"

Hutu tidak mempermasalahkan hal itu, dia hanya akan tertawa dan mengambil ember yang berisi ikan yang dia tangkap ke lobi pintu.

Sekelompok anak kecil akan mengelilingi Hutu , bahkan ada yang mengomel, "Tidak merasa kotor ya!"

Kemudian mereka akan mengomel sesuatu dari jarak tidak jauh dari Hutu .

Waktu itu Hutu mengira mereka merasa jijik dengannya.

Setelah mendengar kata-kata Raven sekarang, Hutu memiliki pengertian yang baru,

Ternyata di mata anak-anak itu, Hutu juga memiliki kelebihan yang mereka iri.

Berpikir sampai sini, Hutu merasa agak lega, dia menatap ke Raven dan berkata, "Paman kecil, terima kasih atas nasehat kamu"

Raven mengangguk, "Jadi, kamu tidak perlu merasa tidak percaya diri, peraturan di dunia ini selalu, kamu dapat sesuatu, kamu juga kehilangan sesuatu"

Setelah berkata, Raven juga menghela nafas panjang dan berdiri, "Sudah, cepat tidur sana!

Hutu berbaring di atas tempat tidurnya dengan hati yang hangat, dia bertemu dengan Raven untuk pertama kali pada usia 13 tahun, seperti saudara Hutu yang lain, Raven juga terlihat dingin, tinggi hati dan susah didekati.

Hutu mengira tidak ada yang akan memperhatikan dan peduli dengan orang seperti dia.

Tidak menyangka, Raven menyadari keberadaan Hutu dan peduli kepadanya.

Kehangatan yang diberikan Raven membuat hati Hutu yang dingin menjadi hangat kembali.

Hutu berputar balik badannya dengan sudut bibir terangkat, malam itu dia tidur dengan nyenyak.

Setelah bangun pagi, Hutu baru tiba-tiba teringat semalam Raven tidak menjanjikan dia akan pergi ke sekolah hari ini.

Berpikir sampai sini, Hutu langsung bergegas keluar dengan keadaan mengenakan baju tidur, rambutnya terikat menjadi satu dan wajahnya dipenuhi oleh busa sabun.

"Paman kecil, malam nanti bagian sekolah sana...."

Raven yang sedang mengancingkan lengan kemejanya menoleh ke Hutu dengan alsi terangkat, kemudian sudut bibirnya terangkat, "Kirim jamnya kepada aku, sekarang aku memiliki sedikit urusan darurat, harus pergi ke daerah A sebentar"

Mendengar Raven mau pergi ke daerah A, kemudian kembali lagi pada malam hari, kemudian berpikir lagi tentang suara Raven yang capek semalam, tiba-tiba Hutu merasa agak tidak tega.

"Paman kecil, aku merepotkan kamu, maaf ya"

Gerakan Raven yang sedang meletakkan dokumen ke dalam tas berhenti, dia menoleh ke Hutu , "Kita adalah keluarga, tidak perlu berkata seperti itu"

Sekeluarga? Hutu mengangguk, "Baik!"

Setelah tiba di sekolah, Hutu pun pergi ke kantor guru dan mencoba untuk mengatur waktu pertemuan menjadi besok sore dengan guru Wang.

Mungkin karena kemarahannya sudah agak menurun, guru Wang pun setuju pada akhirnya.

"Terima kasih, guru Wang"

Setelah keluar dari kantor, Hutu langsung mengirim pesan teks kepada Raven, "Paman kecil, waktu sudah mengganti menjadi besok sore, malam ini kamu tidak perlu bergegas kembali ke sini, bolak balik terlalu capek"

Setelah satu jam, Raven membalas "Baik!"

Hanya saja, yang mengejutkan adalah Raven menelponnya pada saat Hutu sadang makan siang di kantin.

"Aku berada di luar pintu gerbang sekolahmu sekarang"

Hutu langsung meletakkan sumpitnya dan berlari keluar, Nini Chen berteriak, "Kamu belum mulai makan loh, mau kemana?"

"Aku tidak jadi makan, ada sedikit urusan"

Hutu tertawa dengan ceria, penampilan ini membuat Nini merasa agak asing, sejak dia mengenal Hutu , Hutu adalah orang yang sangat tenang dan jarang mengalami perubahan ekspresi yang besar seperti ini.

Di jarak tidak jauh dari gerbang sekolah, Raven berdiri di sisi mobilnya sambil melihat ke arah sekolah.

"Paman kecil...." Hutu berteriak dari jarak jauh, nada suaranya terisi dengan kebahagiaan yang besar.

Raven menoleh ke Hutu kemudian berjalan ke arahanya, melihat Hutu tidak memakai jaket, Raven mengerutkan alisnya, "Cuaca sekarang sangat dingin, jaket kamu dimana?"

Hutu menggelengkan kepalanya, "Paman kecil, aku tidak dingin, bukannya aku sudah beri tahu kamu besok? kenapa kamu datang hari ini?"

Raven melirik ke Hutu sebelum melepaskan jaketnya dan meletakknya ke tubuh Hutu , "Panggilan orang tua saja kamu berani tawar menawar tanggal dengan guru? Kamu benar-benar hebat!"

Setelah itu, Raven pun berjalan ke arah sekolah.

Melihat bayangan belakang Raven, mencium wangi jaketnya yagn unik, jantung Hutu berdetak dengan cepat lagi.

Bagaimana? Sepertinya Hutu semakin menyukai Raven.

Berpikir sampai sini, Hutu menarik nafas dalam dan berkata kepada dirinya, Hutu , kamu tidak boleh begitu, meskipun kalian tidak memiliki hubungan darah, dia tetap adalah paman kecil kamu!

Di luar kantor, Hutu duduk menyandar di tiang dinding sambil menatap ke dalam ruangan dengan tatapan yang cemas.

Setelah sekitar 20 menit, pintu ruangan baru terbuka, Hutu menundukkan kepalanya dan tidak berani melihta mereka, tetapi dia mendengar suara bicara guru Wang.

" Hutu , tidak menyangka Raven adalah paman kecil kamu. Apakah kamu tahu? Dia adalah genius satu-satunya yang sekolah kami pernah mendidik setelah sekolah dibangun ratusan tahun, dia membawa prestasi yang luar biasa untuk sekolah kami"

Hutu mengangkat kepalanya dengan canggung, apakah maksud guru Wang adalah Hutu sedang memalukan Raven?

Hutu hanya tertawa sebelum menundukkan kepalanya lagi, "Guru Wang, kami telah merepotkan kamu, ini adalah kontak aku, kalau ada di masa depan ada masalah lagi, kamu boleh langsung menelpon aku"

"Sebenarnya sikap Hutu sangat bagus dan teladan, hanya saja nilainya tidak pernah mengalami kenaikan"

Hutu pun menundukkan kepalanya menjadi semakin rendah.

Setelah itu, mereka berbicara sebentar lagi sebelum Raven meninggalkan sekolah.

"Kuliah rencana mau kemana?" Raven tiba-tiba bertanya ketika Hutu mengantarnya ke gerbang sekolah.

Kuliah? Hutu menatap ke Raven dan menjilat bibirnya, "Nilaiku yang seperti ini...." Hutu berhenti beberapa saat, "Nanti baru bahas saja"

Raven tidak merasa terkejut dengan jawaban Hutu , "Biarkan masalah ini berjalan dengan natural saja!"

"Sudah, masuk sana, aku mau pergi dulu"

"Terima kasih ya paman kecil" Hutu berkata pada saat Raven membuka pintu mobil.

"Jangan ada lain kali lagi"

Hutu mengangkat tangan kanannya dan mengangguk dengan kuat, "Aku berjanji tidak akan ada lain kali lagi, hati-hati di jalan"

Melihat mobil Raven menghilang di jalan jauh, Hutu baru menghela nafas lega.

Berputar balik badannya, Hutu mulai berjalan kembali ke arah sekolah, pada saat itu Hutu baru sadar baju Raven masih berada di tubuhnya, setelah melamun sejenak, Hutu menarik baju itu dan membungkusi tubuhnya dengan erat, sudut bibirnya terangkat dengan dalam.

Hutu mengira dia akan bertemu dengan Raven lagi pada saat tahun baru, tidak menyangka mereka akan bertemu lagi dengan waktu pendek.

Karena, ayah Hutu sudah mau menikah dan acara pernikahan akan diadakan.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu