Cantik Terlihat Jelek - Bab 350 Rumah Bulat

Mia secara refleks berbalik dan melihat putri Bibi Liu, Sani, melihat dia menoleh, dengan cepat Sani menyapanya dan memegang lengannya, “Kupikir aku salah lihat orang? Ternyata benar kamu ya? Kemarin aku pulang, ibuku bilang kamu sudah menikah? Tapi, kenapa tidak melihatmu mengadakan pesta? Terus, hari ini panas sekali, untuk apa kamu pakai topi?”ucap Sani, sambil melepaskan topinya.

Sani dan Mia tumbuh bersama sejak kecil, karena orang tua mereka memiliki hubungan yang baik, mereka berdua hampir setiap hari bersama, Sani lebih tua 1 tahun darinya, sifatnya blak-blakan dan baik sama seperti bibi Liu, terkadang terlalu berlebihan, membuatnya tidak tahu harus bagaimana meresponnya, jadi setelah tumbuh dewasa, Mia perlahan mengasingkan diri, tahun lalu ku dengar dari ibuku, kamu sudah menikah dengan pria baik, dan dari Universitas yang sama, keluarga pria itu juga lumayan baik.

Mia tidak tahu harus menangis atau tertawa, dia tidak menyangka dirinya yang gemuk seperti ini, masih bisa dikenalinya.

“Kamu, kenapa ada disini?”tanya Mia memulai pembicaraan.

Wajah Sani kaku, menoleh kebelakang melihat seorang wanita memakai baju motif bunga duduk di bangku, “Bukankah aku sudah menikah setahun lebih? Tapi masih tidak kunjung hamil, mertuaku takut aku mandul, terus dia menarikku kemari melakukan pemeriksaan.”tiba-tiba dia mendekati Mia, “Sebenarnya aku sudah mendiskusikan hal ini dengan suamiku, nanti baru memiliki momongan, pekerjaan kita berdua baru saja membaik, tidak ingin begitu cepat memiliki momongan.”

Mia mengangguk, “Oh……Ka……”

“Kamu sudah hamil, perutmu begitu besar?”Sani tiba-tiba teriak kaget, membuat semua orang menatap Mia, Mia menelan ludahnya dengan canggung dan menatap perutnya yang besar, perut yang segini besar, apakah Sani barusan tidak melihatnya? Aduh, sifatnya ini dari dulu memang tidak berubah.

“Siapa suamimu? Kenapa tidak temani kamu datang? Kalian sepertinya tidak adakan pesta, aku tidak mendengar ibuku mengatakan……”

“Hamil diluar nikah, nanti setelah lahiran baru adakan pesta.”ucap Mia memotong ucapan Sani.

Sani masih ingin menanyakan sesuatu.

“Sani, giliranmu.”ucap mertuanya.

Mia merasa lega, “Cepat kesana, lain waktu kita janjian ngobrol.”

Mia hampir saja lupa, topinya masih di pegang Sani.

Ketika keluar, Nenek Mo yang duduk di dalam mobil melihatnya tidak memakai topi, ekspresinya berubah tidak senang.

“Sudah kubilang pakai topi, kamu begini, nanti difoto orang.”

Mia malas memberikan penjelasan, lagian sudah gemuk seperti ini, kalau mau foto, foto saja, nanti kalau sudah kurus, siapa yang bisa mengenalinya?

Nenek Mo ini benar-benar orang yang berpikir jauh.

Keesokan harinya, Mia berhasil menjadi trending topik.

Dia menatap dirinya di HP yang sudah berubah menjadi gemuk dan jelek, dia menggelengkan kepala, pantasan saja banyak pria yang Saningkuh ketika istrinya hamil.

Tapi, dia tahu jelas, pria yang Saningkuh itu karena tidak ada cinta, misalnya seperti keluarganya.

Untungnya, dia selalu berdarah dingin, tidak punya teman baik, jadinya tidak ada orang yang meneleponnya, menanyakan ini itu, dan orang-orang yang mengenalnya, juga tidak akan kepikiran kesitu, tidak usah bahas dirinya yang berubah banyak hingga tidak bisa dikenali, sekalipun menantu keluarga Mo hamil dan segera melahirkan, tidak ada yang akan kepikiran dialah orangnya.

Sore hari, ada nomor asing meneleponnya, dan dia mengangkatnya.

“Halo, Mia, ini aku Sani, ternyata kamu menikah dengan Mohan? Aiyaa, kamu ini terlalu merendah, menikah dengan pria tampan kaya, tidak mengatakan sepatah katapun, benar-benar deh……”

“Sani, masalahku dan Mohan sedikit rumit, kamu juga tahu keluarga mereka sangat kaya, tidak terlalu suka pamer, masalah ini, bisa tidak kamu……”

“Bantu kan rahasia kan? Tenang tenang, kamu lupa ya, aku yang bekerja dibidang media, mengerti hal ini, kita berdua tumbuh besar bersama, aku pasti tidak akan mengkhianatimu, aku telepon hanya untuk menanyakan keadaanmu, ku lihat masalah keluarga suamimu cukup banyak, kemarin ku lihat kamu sendirian periksa kandungan, aku hanya ingin bertanya apakah kamu baik-baik saja?”

Mia akui Sani ini orang yang baik, tapi, terkadang terlalu baik hingga membuat orang merasa sangat tertekan, Mia menarik nafas dalam-dalam, “Lumayan, awalnya dia mau menemaniku pergi, hanya saja terlalu sibuk.”

“Sibuk? Sibuk temani artis? Mia, bukan aku mau bilang ya, kamu ini, dari kecil lebih pintar dariku, tapi sifatmu terlalu lemah lembut, karena kamu sudah memilih menikah dengannya, kamu harus menggenggammnya dengan erat, dia begitu hebat, kalau tidak bisa mengontrolnya, bukankah itu sangat disayangkan?”

Mia mengangkat telepon Sani sambil melipat baju, mendengar Sani berkata begini, dia terkejut, “Pria yang baik, tidak perlu dikontrol, pria yang perlu dikontrol lebih baik tidak usah.”

“Belum tentu, suamiku ini harus dikontrol.”

“Itu artinya dia cinta kamu, kita bisa mengontrol tubuh mereka, bagaimana bisa kita mengontrol hati mereka?”

“Mia, dari cara bicaramu, Mohan tidak menyukaimu ya?”

Mia menggaruk kepalanya, “Ini tidak penting, oh ya, aku masih ada kerjaan, nanti kita ngobrol lagi, Sani tolong ya.”

“Iya iya, kerjakan kerjaanmu sana, bye-bye.”

Telepon di tutup, lalu Mia mengosok bibirnya, kontrol? Mia sama sekali tidak ingin mengontrol suaminya.

“Ini tidak penting, yang paling penting dimatamu uang kan?”tiba-tiba terdengar suara Mohan dari belakang yang mengejutkan Mia.

Dia memegang dadanya, “Tidak tahu ya kalau mengejutkan orang bisa menyebabkan kematian?”dia sangat ingin mengatakan, dia yang menikah ke keluarga Mo, melahirkan anak untuk mereka, selain makan dan menggunakan sedikit barangnya, biaya pemeriksaan kandungan semuanya menggunakan uangnya sendiri, dari mana dia mencintai uang?

Namun, dia tidak ingin menjelaskan kata-kata ini kepada pria ini, dia merasa orang yang mencintamu akan mengerti ini, dan orang yang tidak mencintaimu, dijelaskan juga percuma.

“Kamu tidak melakukan hal tercela, apa yang kamu takutkan?”

Mia diam, cara komunikasi dua orang ini selalu seperti ini, selalu membuat Mia tidak ada keinginan untuk menjelaskan, dia hanya berharap waktu berlalu dengan cepat dan anak ini lahir sesegera mungkin.

Melihat dia yang tidak menjawab,Mohan berjalan masuk, kamar ini selalu kosong sebelum ditempati olehnya, kadang kala ada teman yang datang menginap, selebihnya setelah dia tinggal disini, pria itu tidak pernah masuk kesini lagi.

Pria itu masuk, dan melihat sekeliling kamar sama sekali tidak ada perubahan, lemari hitam putih yang awalnya digunakan sebagai lemari pakaian, sekarang ditaruh penuh dengan tumpukan buku, kebanyakan tentang buku terjemahan.

Misao pernah memberitahunya, wanita ini sebelumnya seorang translator, kelihatannya kemampuan dia lumayan bagus.

Hanya saja, seorang wanita hamil yang tidak keluar rumah, setiap hari selain makan tidur, Mohan sama sekali tidak bisa membayangkan dengan kemampuan menerjemahkannya, apa mungkin ini digunakan sebagai kedok saja?

“Tolong keluar, aku mau tidur siang.”ucap Mia dingin melihatnya yang tidak kunjung pergi.

“Keluar?”Mohan berbalik menoleh memandang tubuh Mia yang bulat dan gemuk, mengenakan piyama merah muda, rambutnya berantakan, satu-satunya yang menarik perhatiannya adalah kulitnya yang putih dan wajahnya yang kemerahan.

“Kudengar, permintaan seks wanita hamil lebih kuat, semenjak menikah, kita belum pernah tidur bersama, perlu tidak……”

Novel Terkait

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu