Cantik Terlihat Jelek - Bab 337 Hamil

Mendengar Suya memanggil Eren, Mia melamun sejenak, setelah beberpa saat dia baru menyadari ternyata dia sedang memanggil mantan suaminya.

Mia menjilat bibirnya sendiri dan menoleh ke Eren secara refleks, "Kamu bertanya ke dia saja, aku tidak ingin membahas tentang masalah itu" Setelah berkata, Mia mengangguk kepada Suya, kemudian berputar balik badannya pergi ke kebun duduk di samping Moe.

Eren sedang memotong sayur, Suya berdiri agak jauh darinya sehingga dia hanya bisa melihat penampilan Eren dari samping, tetapi mendengar suaranya, kecepatan memotong sayur dia terlihat cepat dan terlatih.

Tidak tahu karena benar-benar sudah lapar, atau karena kemampuan memasak Eren bagus, atau suasana hati Suya yang bagus, Suya makan lumayan banyak pada siang hari, sementara Eren tidak makan banyak, dia sibuk mengelepus udang untuk Moe dan Suya.

Tatapan Mia bergerak dari Suya ke Eren, kemudian sebaliknya, tetapi akhirnya dia tidak berbicara juga.

Setelah makan, Eren pun mulai menyuci piring.

Teka-teki Moe belum selesai di pasang, sehingga seteleh makan Moe pun menarik Mia ke taman lagi.

Di ruang tamu pun hanya sisa Eren dan Suya.

Sejak Eren dan Suya mengenal satu sama lain sampai sekarang, meskipun sudah lumayan lama, tetapi waktu bersama mereka seperti ini tidaklah banyak.

Sehingga suasana pun sedikit canggung....

"Pria yang Mia mau selamatkan itu berhubungan apa dengan kamu?" Akhirnya Suya bertanya juga, alasan pertama adalah dia penasaran, karena kalau pria itu bukan orang penting, orang seperti Eren tidak akan jauh-jauh ke sini.

Seolah-olah tahu Suya sedang berpikir tentang apa, Eren menghela sebuah nafas dan menatap ke Suya, "Pria itu adalah putra dari pemimpin tentara tua, pada saat pemimpin tentara tua mau meninggal, aku ada menjanjikan dengannya bahwa aku akan menjaga anaknya"

Jawaban ini membuat Suya merasa sedikit kaget.

"Kalau begitu, masalah ini ada hubungan apa dengan Musi?"

Eren meletakkan piring terakhir yang dia sedang cuci ke atas rak, kemudian menoleh ke Suya, "Tadi masih ada orang yang berkata bahwa dia bukan istriku, kalau begitu buat apa kamu peduli begitu banyak?"

Pria ini memang bukanlah orang yang mudah dimanipulasi, satu kalimatnya bisa membuat Suya tidak tahu harus berkata apa.

Suya tertawa dengan dingin, "Aku sedang merasa khawatir untuk Mia, kamu jangan banyak berpikir"

Eren memilih untuk diam, dia mengeringkan tangannya dan memeluk pinggang Suya dengan natural, "Masih sakit?"

Pada saat ini, Bima kebetulan masuk dari luar, melihat tangan Eren yang terletak di pinggang Suya, Bima menghampiri mereka dan memukul tangan Eren, "Tanganmu itu letakkan dimana?"

Setelah itu Bima bertanya kepada Suya, "Kamu sakit ya?"

Suya melirik Eren kemudian menjilat bibirnya, "Tidak, aku cuman jatuh saja tadi"

Setelah itu, Suya pun langsung duduk di sofa dan menyalakan televisi, sudut mulutnya pun terangkat tanpa sadar.

Bima melihat ke TV kemudian meilihat ke Suya, "Apakah kamu terbentur kepalamu waktu jatuh? Yang ditayangkan adalah iklan, kamu sedang ketawa apa?"

"Ma, tante Mia pingsan" Suara Moe menolong Suya.

Suya langsung cemas dan berjalan ke arah luar.

Mia pingsan lagi, Suya mencoba untuk menggoyang dia tetapi dia sama sekali tidak memiliki reaksi.

Eren dan Bima pun bergegas kemari.

"Ayo, antar dia ke rumah sakit"

"Bima, kamu menemani Moe di rumah, aku dan Eren yang pergi saja, rumah sakit terlalu banyak bakteri, tidak bagus kalau Moe ke sana" Sambil berkata, Suya melirik Eren, "Cepat menggendong dia, buat apa kamu masih diam di sini?"

"Istriku tidak bicara, aku mana berani sembarang mengendong wanita lain" Eren berkata dengan serius.

Suya memegang dahinya, "Sekarang keadaan seperti apa, kamu masih bermain"

Melihat bayangan belakang dua orang itu, Bima menarik Moe, "Tadi ayahmu memanggil ibumu apa?"

"Istri" Moe menjawab dengan serius.

Sampai di rumah sakit, mereka pergi ke ruang darurat.

Hanya saja, ketika hasil pemeriksaan keluar, Suya dan Eren merasa bingung, Mia hamil.

Tetapi, beberapa jam lalu Suya baru bertanya kepadanya, Mia berkata dia masih perawan.

Satu wanita perawan tidak akan hamil, kecuali....

Mereka mengira mereka salah mengambil hasil pemeriksaan, sehingga mereka meminta seorang dokter cina untuk datang memeriksa nadinya, tetapi hasilnya tetap sama.

Pada saat Mia sadar diri, Suya sedang duduk di samping tempat tidurnya, tidak tahu apa yang sedang Suya melihat dengan serius, Mia memiringkan kepalanya dan menyadari Suya sedang mencari informasi dengan internet tentang apakah seorang perawan bisa hamil?

Suya sudah memiliki Moe, tentu saja dia mencari tahu informasi ini bukan untuk dirinya, berarti.....

Pernapasan Mia tiba-tiba menjadi sesak.

Suya merasakan penatapan Mia, dia sibuk menyimpan ponselnya, "Mia, kamu sudah sadar diri ya?"

Mia melihat ke arah depan dengan tatapan kosong, wajahnya yang memang sudah kurus pun menjadi semakin tidak enak dilihat karena suasana hatinya yang gelap.

Setelah beberapa saat, Mia baru menoleh ke Suya, "Kakak Suya, mengapa aku bisa di rumah sakit?"

"Kamu pingsan tadi" Suya berkata, dia merasa sedikit ragu apakah mau memberi tahu hal ini kepada Mia.

Mia hanya menjawab iya, yang mengkagetkan adalah dia tidak bertanya lagi setelah itu.

Karena tidak ada hal serius, ditambah Mia sendiri mau pulang, Suya dan Eren akhirnya juga hanya bisa membawa pulang.

Hanya saja, sejak mengetahui Mia, alis Eren terus mengerut.

Setelah sampai rumah, Mia kembali ke kamarnya sendiri.

Sementara Suya melihat ke Eren dan memutuskan untuk bertanya setelah berpikir beberapa saat : "Kenapa ekspresi kamu begitu pada saat mengetahui dia hamil? Anak yang dikandungannya itu milik kamu?"

Eren mengerutkan alisnya, "Masalah ini, kalau yang bertanya adalah istriku, aku bisa menjawab, tetapi kalau orang luar, aku biasanya menolak untuk menjawab"

Suya merasa sangat marah, pria ini jelas sedang sengaja memancingnya.

"Terserah kamu mau bilang atau tidak, kamu menahan sendiri sampai mati saja" Setelah berkata, Suya pun mau meninggalkan tempat, Eren menariknya, "Penyakit Mohan membutuhkan donasi sumsum tulang, kalau Mia hamil, operasi ini tidak bisa dijalakan, tidak tahu apakah Mohan masih bisa menunggu......."

Mohan? Suya merasa kaget, "Mohan yang kamu bilang itu Mohan cucu dari raja kapal itu?"

Eren tidak merasa kaget dengan hal Suya mengenal Mohan.

"Benar"

Suya tertawa, "Kamu mau membohongi siapa? Bulan kemarin, aku bahkan berjumpa dengannya karena perusahaan kami bekerja sama dengan mereka, sifat orang itu sangat tinggi hati, bahkan lebih dingin dari kamu dan dia juga kejam, kamu berkata dia menderita penyakit?" Berpikir tentang adegan waktu itu, Suya tidak percaya.

Melepaskan posisi putri dari orang kaya, Suya juga termasuk salah satu wanita yang elegan dan cantik, tetapi Mohan sama sekali tidak menatap ke Suya dengan serius.

Eren mengerutkan alisnya, "Tidak ada yang berkata orang sakit tidak bisa bekerja, Mohan sangat hebat, dia menerima semua karier dari kakeknya, di luar dan dalam negeri, tidak ada yang tidak mengenal dia"

Mendengar pujian Eren terhadap Mohan, "Sepertinya dia adalah orang yang luar biasa, sampai pemimpin tentara Eren pun begitu memuji kepadanya"

Eren mengelus kepala Suya, "Dia adalah anak satu-satunya pemimpin tentara tua, pemimpin tentara tua pernah menolong aku kemarin, Suya, aku memiliki kewajiban untuk menjaga dia"

Menjaga? Suya melihat ke Eren yang sedang mengerutkan alisnya, kerisauan di dalam matanya sangatlah jelas.

Setahu Suya, Mohan berusia 26 tahun ini, dia hanya lebih muda beberapa tahun dari Eren, Mohan mengikuti marga dari ibunya, setiap generasi Mo berbisinis di bidang transportasi laut, mau pemerintah ataupun bukan, mereka menerima semuanya, berdasarkan kekuasaan mereka, apakah mereka masih membutuhkan penjagaan dari orang lain?

"Kalau dia begitu hebat, mengapa tidak mau mencari orang lain? Kamu melihat tubuh Mia, kalaupun dia tidak hamil, dia mana sanggup mendonasi sumsum tulang kepadanya?"

Eren melihat ke lantai atas dengan mata menyipit, "Dia tidak memiliki pemilihan lain, tipe darah dia sangat unilk" Setelah berkata, Eren sepertiya mengingat sesuatu lagi, "Betapa bagusnya kalau anak yang di kandungan Mia itu milik Mohan"

Selanjutnya di lantai atas, terdengar suara keras sesuatu yang jatuh di lantai, Suya dan Eren saling menatap kemudian berlari ke lantai atas.

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu