Cantik Terlihat Jelek - Bab 264 Suara Kayu Bergesekan

"Kak, kamu benar-benar hebat, tidak pernah berkata jujur kepada adikmu sendiri, padahal kamu bersama orang kaya, tetapi kamu malah membohongi aku, bilang sudah putus, haha...."

Mikasa tidak ingin berkata banyak dengannya, "Kalau kakak iparmu sudah datang, masih tidak mau buka pintu dan biarkan aku keluar?"

Levi tertawa dengan dingin, "Biarkan kamu keluar boleh, tetapi kamu harus menjanjikan kepadaku akan membiarkan kakak ipar memberikan aku 600 juta rupiah, lalu kamu juga tidak boleh sembarang berkata di depan kakek"

600 juta rupiah? Mikasa merasa Levi benar-benar sudah pikir uang pikir sampai sudah gila, Mikasa memukul ke pintu, "Terserah kamu mau buka pintu atau tidak, 600 juta rupiah? Kamu benar-benar berani berpikir! Nanti kalau kakak iparmu tidak ketemu aku dan memanggil polisi, aku akan lihat kalian yang bertindak mengurung orang secara ilegal akan di penjara berapa lama"

Setelah berkata, Mikasa mundur ke belakang dan duduk di atas lantai.

Levi merasa panik, dia langsung berkata ; "Kalau begitu 400 juta saja"

Tidak ada reaksi.

Bagian sini sedang tawar menawar harga, sedangkan bagian ruang utama rumah sangatlah ramai.

Dalam waktu belasan menit, ruangan langsung dipenuhi oleh manusia.

Bibi kedua sedikit tidak percaya ketika dia mendengar Mikasa menikah dengan seorang boss kaya, "Gadis seperti Mikasa kalah begitu banyak dengan anakku, menikah dengan boss besar pun pria itu juga bukan orang baik?"

Mulutnya berkata begitu, tetapi faktanya dia adalah orang pertama yang pergi ke ruangan, awalnya dia mengira suami Mikasa adalah pria tua, tetapi tidak menyangka pria itu sangat tampan, melihat aura Gary, bibi kedua langsung berdiri ke samping, Gary yang hanya berdiri saja terlihat lebih kuat dari menantunya tidak tahu berapa kali lihat.

Berpikir tentang Mikasa masih berkata dia tidak memiliki pacar, bibi kedua merasa marah dan frustrasi.

Melihat orang-orang di dalam ruangan, wajah Gary menjadi lebih tenggelam ketika dia tidak melihat Mikasa.

Pada saat dia mau bersuara untuk tanya lagi, Suya berjalan masuk dari luar dan berbisik kepada Gary.

Wajah Gary tenggelam dan dia langsung berdiri.

Kemudian melihat ke kakek Mikasa, "Kakek, anda mengurung Mikasa?"

Terus terangnya Gary membuat kakek Mikasa tidak tahu harus berkata apa, dia mengeluarkan dua batuk kecil dan, "Itu...."

"Sayang........"

Suara yang familier dari belakang memotong kata-kata kakek Mikasa.

Gary mengangkat kepalanya dan melihat betapa kotornya Mikasa, wajahnya kotor seperti seekor kucing, hati Gary terasa tidak enak, dia langsung maju dan mencoba untuk membersihkan wajah Mikasa, "Kamu ini kenapa? Kenapa bisa sampai begitu?"

Mikasa menggelengkan kepalanya dan memeluk pinggang Gary, kemudian menundukkan kepalanya dan berkata : "Aku sangat terharu, kamu bahkan mencari sampai ke sini"

Suya yang berada di samping bersuara dengan dingin dan menghina : "Heh, sepertinya kata-kataku sama sekali tidak bersalah, kamu di mata Mikasa benar-benar adalah emas, jadi, dia tidak akan melihat kesalahanmu dan ketidakpedulian kamu, termasuk pengabaian kamu, dia hanya mengingat kebaikan kamu"

Mendengar kata-kata Suya, tatapan Gary diisi dengan rasa bersalah dan sakit hati, pegangan dia di tangan Mikasa pun mengerat.

"Mikasa, kenapa kamu tidak memberi tahu kakek dan nenek bahwa kamu sudah menikah? Sampai cucu menantu kita datang tadi pun kita tidak mengenalnya"

Kakek Mikasa berkata dan memotong pemikiran kedua orang itu.

Mendengar kata-kata kakeknya, Mikasa melepaskan diri dari pelukan Gary dan melihat ke kakeknya, "Penampilan saya saja kakek tidak bisa pastikan, saya mengira kakek tidak akan peduli apakah saya sudah menikah belum"

Setelah itu, ekspresi kakek menjadi sedikit canggung, "Anak ini memang, kakek kan sudah tua, ingatan kakek sudah tidak baik, itu kan normal?"

Ingatan tidak baik? Tetapi ingatannya akan baik kembali ketika mengingat tentang Levi?

Mikasa tidak ingin Gary berada di sini terlalu lama, jadi Mikasa juga malas mau berkata dengan kakeknya lagi. Dia berputar balik badannya dan melihat ke Gary, "Sayang, ayo kita pergi"

Pada saat mereka melangkah keluar dari pintu rumah, Mikasa merasa angin berhembus lewat sisinya, pada saat dia reaksi kembali, paman kedua Mikasa sudah berdiri di depannya dan merentangkan kedua tangannya.

"Mikasa, waktu sudah begitu malam, tidak aman juga kalau mengemudi di jalan seperti ini, kalian menginap satu malam di sini saja, pergi ke rumah paman, rumah paman baru saja di bangun, kalian belum pernah pergi kan"

Di dalam ingatan Mikasa, paman kedua dan istrinya adalah satu orang jenis yang sama, jenis orang yang hanya mengenal uang.

Mikasa tidak memiliki kesan baik dengan mereka, jadi nada suaranya juga tidak termasuk sopan, "Paman kedua, saya dengar anakmu sudah mau menikah, rumah baru itu biarkan mereka yang tinggal saja"

Setelah berkata, Mikasa pun menarik Gary dan mau meninggalkan tempat.

"Kalau begitu pergi ke paman termuda sana, tempat tidur rumah paman baru saja ganti yang baru"

Mikasa menyipitkan matanya kepada paman termudanya yang tidak tahu muncul dari mana, meskipun paman termuda tidak separah paman kedua, dia selalu menghadapi semua orang dengan dingin dan sombong.

Di dalam kesan Mikasa, Mikasa sangat jarang berinteraksi dengan paman termuda mereka, pada saaat mereka bertemu pun mereka tidak berbicara banyak, melihat sikap mereka pada saat ini, Mikasa tentu saja kaget.

Mikasa berpikir dalam hati, uang benar-benar adalah barang yang bagus, Mikasa selalu tidak menganggap uang adalah hal yang sangat penting, dia selalu merasa asal cukup dipakai saja, termasuk beberapa tahun ini ketika ayah jatuh sakit, asal kesehatan ayah terjaga dan uang mereka berdua cukup di pakai, Mikasa tida meminta yang lain lagi, Suya selalu berkata Mikasa terlalu tidak memiliki niat untuk berkembang, tetapi Mikasa malah merasa dirinya harus bersyukur.

"Mikasa, kalau tidak kita nginap satu malam saja di sini, jantungku hampir jatuh ketika menemani suamimu mengemudi ke sini" Belokan jurang itu benar-benar membuat Suya merasa takut.

Akhirnya, Mikasa memutuskan untuk pergi ke rumah paman termuda dia.

Mendengar keputusan Mikasa, ekspresi paman kedua menjadi sangat jelek.

"Paman kedua, rumah kamu adalah rumah pernikahan anakmu Jessy, kita tidak cocok tidur di sana" Mikasa menjelaskan.

Rumah paman termuda adalah rumah bergaya kuno yang berlantai dua, sudah lumayan lama sejak di bangun sehingga tidak termasuk baru, tetapi istri paman termuda sangat suka bersih, jadi penampilan rumahnya terlihat bagus juga.

Istri paman termuda agak introvet, melihat Mikasa mereka, dia hanya senyum dan menuangkan air untuk mereka, kemudian lari ke sana sini sibuk menyediakan kamar.

"Mikasa, kamu dan tuan Gary tidur di kamar ini saja, kamar ini adalah kamar saudaramu, dia jarang-jarang pulang sekali, lalu gadis ini kamu tidur di kamar itu, kamar itu adalah kamar anak kami, anak kami sedang sekolah di luar kota, meskipun agak sempit, tetapi termasuk nyaman juga"

Meskipun keluarga Mikasa adalah keluarga besar, beberapa putra kakek semuanya melahirkan anak perempuan, hanya ayah Mikasa yang memiliki Levi sebagai anak putranya, malahan putri kakek yang menikah keluar pada memiliki anak putra.

Ini juga merupakan alasan mengapa kakek dan nenek Mikasa sangat manjakan Levi.

"Baik, terima kasih paman"

"Terima kasih paman"

Setelah mandi, istri paman termuda masak sedikit pangsit untuk mereka, setelah makan mereka pun masuk ke kamar masing-masing.

"Kamu bisa tidak terbiasa?" Mikasa bertanya kepada Gary dengan risau.

Gary melepaskan jaketnya dan menoleh ke Mikasa kemudian menggelengkan kepalanya, " aku pernah tinggal di tempat yang lebih pahit seratus kali lipat dari sini "

"Oh? Dimana itu?"

Gary menggelengkan kepalanya, "Cepat tidur saja"

Ketika mereka berbaring ke atas tempat tidur kayu itu, suara kayu bergesekan pun terdenagr.

"Tempat tidur ini kenapa sih, kalau melakukan hal apa di atas ini, semua orang di dalam rumah akan tahu" Mikasa mengatakan apa yang sedang dia pikirkan.

Setelah berkata, Mikasa pun berhenti dan menoleh ke Gary seperti seorang robot, sudut mulut Gary terangkat, dia mengangkat alisnya dan melihat ke Mikasa dengan tatapan yang sedikit aneh.

Novel Terkait

Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu