Cantik Terlihat Jelek - Bab 224 Waktu Sepuluh Hari

"Paman, dia tidak pernah meneleponku, tetapi dia pasti ada menelepon kamu kan?" Clover melihat ke pamannya.

Setelah menenangkan dirinya, secara perlahan Clover mengerti banyak masalah, termasuk mengapa Devan tidak mau melarang dia pergi kemarin?

Mengapa dia tidak mau menjelaskan dan tidak mau menjawab kata-kata Clover.?

Di bawah kondisi seperti itu, jika Devan berkata dia percaya kepada Clover, Clover tidak akan mau pergi, Clover tidak mungkin membuat Devan merasa susah karena dirinya.

Kalau Devan berkata dia tidak percaya dengan Clover, dia takut Clover bisa merasa sakit hati.

Yang tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara Clover dan ayah Devan pada waktu itu hanya Tuhan, insiden Clover dan ayah Devan, Tifa hanya melihat Clover dan ayah Devan saling tarik menarik dari jarak jauh, kemudian ayah Devan sudah jatuh ke bawah gunung, dia tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya, ditambah masalah yang terjadi sebelumnya, Tifa memang memiliki alasan untuk salah paham dan tidak percaya kepada Clover.

Seperti kata-kata Devan, kalau ayahnya tidak sadar diri, meskipun Devan percaya kepada Clover dan Clover mengikuti Devan pulang, yang harus Clover hadapi adalah kemarahan Ibu Devan dan Tifa, beserta kebencian para saudara keluarga Devan yang tidak ada ampunnya, bahkan bisa jadi Clover akan masuk ke penjara.

Clover bukanlah seorang Buddha, di bawah kondisi seperti itu, dia benar-benar sangat membenci Devan, Clover membenci Devan tidak percaya dan tidak melarang kepergiannya.

Tetapi, setelah menenangkan dirinya, Clover mengerti, dalam waktu begitu banyak tahun, mereka sudah mengalami begitu banyak hal termasuk mendekati kematian dan kehidupan !

Seorang pria yang bisa mengorbankan nyawanya demi Clover, seorang pria yang begitu sayang kepada Clover, dia tidak mungkin melakukan hal seperti itu kepada Clover.

Clover sangat percaya!

Jadi, Clover sedang menunggu, menunggu hari ayah Devan sadar diri dan keajaiban dari tuhan.

Paman mengeluarkan sebuah batuk ringan,"Bagaimana, kalau dia percaya kepadamu, mengapa dia tidak mau datang menjemput kamu pulang?"

Clover meletakkan sekeping kue ke dalam mulutnya, sudut mulutnya terangkat, "Dia takut kalau aku pulang, aku akan disakiti oleh orang-orang, dia takut aku dilanda bahaya, selain itu, ayahnya masih koma sekarang, aku memang tidak sesuai muncul pada saat seperti ini juga, bagaimanapun, Ayah Devan jatuh ke bawah gunung karena mau menolong aku, Paman, sebenarnya aku merasa sangat bersalah, setelah menenangkan diriku dan berpikir kembali, aku bahkan merasa diriku tidak memiliki hak untuk menyalahkan mereka, jadi, aku mau menunggu"

Alis paman mengerut, dia melihat ke Clover dengan dingin : "Bagaimana kalau ayah Devan tidak sadar diri selamanya? Kamu mau tunggu selamanya begitu saja?"

Mendengar kata-kata paman, Clover hanya merasa bibir dan tenggorokannya terasa kering, dia tidak pernah memikirkan pertanyaan ini.

Bagaimana kalau ayah Devan tidak sadar selamanya?

"Ada satu masalah, aku harus memberi tahu kamu, kakek memberi Devan waktu sepuluh hari, kalau dalam waktu sepuluh hari Devan tidak bisa mencari solusi untuk menyelesaikan masalah ini, kakek sendiri akan membuat keputusan untuk kamu" seperti sebuah patung, wajah paman tidak memiliki ekspresi apa pun: "Berdasarkan personalitas kakek, dia tidak bercanda"

Mendengar kata-kata paman, Clover berdiri dengan cemas : "Membuat keputusan? Keputusan apa?"

"Aku tidak akan memberi tahu kamu keputusan apa itu, tetapi Clover, semua yang dilakukan kakek itu demi kebaikan kamu, apa pun keputusannya, kakek tidak mau kamu hidup susah selamanya karena masalah cinta seperti ibumu" Paman menundukkan kepalanya dan melihat ke Clover dengan tatapan yang pasti, ekspresi dinginnya sama sekali tidak enak dilihat.

Clover merasa takut, meskipun dia tidak banyak interaksi dengan kakek, tetapi, dia bisa mengurus tempat seperti pulau Kabut dengan baik dalam begitu banyak tahun, tentu saja kemampuan dan cara kerjanya tidak bisa dipandang rendah, "Paman, Devan sangat baik terhadapku, ini pasti! Selain itu, aku juga sudah punya Simon dan Momo sekarang, keluarga Devan pasti akan memikirkan tentang poin ini juga. Percaya kepadaku, setelah beberapa saat mereka akan membiarkan aku pulang, aku tidak sama dengan ibu, menghadapi masalah ini, aku percaya Devan merasa lebih sakit hati daripada aku"

Karena cemas, Clover berkata dengan berantakan.

Clover merasa sangat gugup, meskipun dia tidak tahu keputusan kakek itu apa, dia sangat jelas keputusan ini pasti bertujuan untuk memisahkan dia dan Devan.

Sudut mulut paman terangkat, dia menggeserkan rambut Clover yang menutupi wajahnya ke belakang telinga Clover, kemudian tertawa dengan dingin : "Dia bahkan tidak memiliki kemampuan untuk melindungi kamu, buat apa bersama pria seperti ini?"

Seluruh tubuh Clover terasa pegal, dia tertawa dengan ekspresi yang tegang : "Paman, yang jatuh adalah ayahnya sendiri, mau aku yang dorong atau bukan, ayahnya bisa sampai sekarang masih koma itu memang karena aku, Devan harus menghadapi keluarganya, kalau dia masih terus berpihak kepadaku di bawah kondisi seperti itu, keluarganya akan semakin marah"

Mendengar kata-kata Clover, kelembutan di mata paman menghilang, dia menjilat bibirnya dengan dingin dan aneh, "Kami tidak memiliki pendapat lain jika dia ingin melindungi keluarganya, tetapi siapa yang akan melindungi keluarga kita?"

Keluarga kita? Clover merasa kaget, dia melihat ke pria yang berada di depannya dan merasa ingin menangis secara refleks.

Tatapan paman menuju ke Clover dan tatapannya memiliki arti yang tidak jelas dan tersembunyi, dia menyimpan semua reaksi Clover ke dalam hatinya dengan diam-diam, setelah itu tatapannya memancarkan cahaya kesepian, tetapi dalam waktu sekejap cahaya itu pun menghilang sehingga membuat orang tidak sempat menangkap.

"Sudah, aku sudah memberi tahu kamu apa yang aku ingin kasih tahu, aku masih memiliki urusan, harus pergi dulu"

"Pa...paman, bolehkah kamu memberi tahu aku kakek mau berbuat apa?" Tiba-tiba, Clover merasa tidak nyaman dalam hatinya, dadanya yang naik turun terasa gugup, "Bisakah kamu menyuruh kakek untuk pura-pura tidak tahu masalah ini?"

Paman menggelengkan kepalanya, "Clover, kamu sudah melahirkan dua anak untuk Devan, berarti, keluarga dia adalah keluargamu, kata-kata ini tidak salah kan?"

Clover tidak mengerti maksud paman, tetapi dia tetap mengangguk.

"Kalau begitu, di antara keluarga, bukannya yang paling dasar itu saling percaya? Benar, masalah ini benar-benar sangat mudah membuat orang salah paham denganmu, tetapi, mereka kan keluarga kamu, seharusnya mereka percaya kepada kamu, apakah mereka tidak mengerti bagaimana sifat kamu? Terjadi masalah, mereka tidak ada satu orang yang percaya dengan kamu, keluarga seperti ini, meskipun kamu pulang ke sana hari ini dan mereka memaafkan kamu, di masa depan kalau ada masalah terjadi lagi, Clover, kamu akan tetap menjadi orang pertama yang dikorbankan"

Tangan Clover yang memegang ponsel bergetar, kata-kata paman tidak salah.

Hati Clover mulai terasa asam dari dalam.

Clover selalu merasa ibu Devan dan Tifa selalu sangat baik terhadapnya, karena yang mengalami insiden itu ayah Devan, Clover bisa mengerti mereka memiliki reaksi seperti itu setelah masalah terjadi, tetapi waktu sudah berjalan begitu lama dan mereka masih tetap menganggap Clover mendorong ayah Devan, maka masalah ini akan berbeda lagi.

Hal ini menjelaskan mereka benar-benar tidak percaya Clover dari dalam hati.

Pikir sampai sini, alis Clover mengerut dan hatinya terasa sangat sakit, dia melihat ke bayangan belakang paman dan tubuhnya mulai bergetar.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu