Cantik Terlihat Jelek - Bab 178 Perubahan Alur Yang Membuat Orang Terkejut

"Terkenal apa? Sudah, Aku matikan telepon dulu ya!" Setelah mematikan telepon Clover langsung melihat ke berita di internet.

Foto Clover, Devan dan Simon di Ningga Group semalam tersebar dimana-mana.

"Kekasih pertama direktur Ningga group muncul, sang istri Gabriel di duga orang ketiga"

"Kisah cinta mengejutkan antara Tuan Devan dan Direktur CX kosmetik"

"Cinderella yang dipaksa untuk pergi setelah melahirkan anak kembali sebagai direktur CX kosmetik, cinta dan karier berjaya"

"...."

Berbagai macam jenis judul yang berbeda tetapi berpihak kepada satu pihak yang sama.

Clover menoleh ke sisi tempat tidurnya dan melihat tempat Devan kosong.

Clover berdiri dan mulai mencari Devan, melalui tirai yang tipis dia melihat ada bayangan seseorang yang sedang bergerak di luar kaca pintu.

Clover sedang berada di kamar tidur utama lantai dua, di luar kamar tidur dia ada sebuah kolam renang, di antara dua tempat itu dipisahkan oleh sebuah pintu kaca.

Clover berjalan lebih dekat dan menggeserkan tirai, dia melihat Devan meloncat ke dalam kolam renang dalam keadaan tidak pakai baju, kemudian Devan berenang dengan gaya dan tubuh yang sangat bagus.

Clover merasa pria ini benar-benar terlalu sempurna, semua hal yang dilakukan pria itu tidak memiliki kekurangan, Clover terus melihat sampai dia tidak menyadari Devan sudah naik dari kolam renang.

"Harus pandai kontrol diri kalau melihat pria, paham?" Suara Devan yang rendah dan berat menarik Clover kembali ke realitas.

Clover menjilat bibirnya, "Tidak paham, lalu, wawancara sebentar Tuan Devan, apakah ada hal yang anda tidak bisa lakukan?"

Pria yang di depan Clover berhenti senyumannya dan berpikir sejenak sebelum menjawab dengan serius, "ada!"

Clover tertawa, "katakan"

"Melahirkan anak!"

"Hahahaha...." Clover tertawa dengan suara besar, siapa bisa berpikir penampilan orang seperti Devan bercanda seperti itu?

Pria itu menyeka air di tubuhnya dengan sembarang dan melingkari pinggang Clover sebelum memberikan sebuah ciuman kepadanya.

Clover mendorong dia "kamu... Kamu lepaskan aku, aku, aku ada masalah serius mau tanya kepadamu"

"Katakan!"

"Apakah kamu yang menyuruh mereka menulis berita seperti itu di internet?"

Pria itu minum air yang berada di atas meja dan tenggorokannya bergerak dengan cepat, melihat Devan menghabiskan airnya, Clover menelan air liurnya dan berpikir mengapa bisa ada pria yang minum air saja bisa tampan sampai begitu?!

"Iya, aku hanya setuju mereka tulis, kalau bagaimana cara menulisnya bukan hal yang kita bisa atur"

Sambil berkata, Devan menarik Clover ke dalam kamar dan menekan dia di dinding, "perusahaan CX kamu mungkin bisa menjadi sangat terkenal nanti, nona Clover, bukankah kamu harus memberikan sesuatu kepadaku?"

Wajah Clover memerah dan dia menahan tangan Devan yang sedang bergerak di pinggangnya, "itu, aku sudah lapar, aku mau pergi makan dulu"

Kalau pagi-pagi disiksa satu kali lagi, Clover seharian tidak bisa melakukan apa-apa lagi, jadi Clover dengan cepat melarikan diri dari kamar tidur.

Devan melihat lengannya yan berada di tengah udara dan sudut mulutnya terangkat dengan cantik.

Setelah sarapan, Clover melihat Devan masih memakai baju tidur, Devan sedang duduk di atas sofa dan memeluk Momo sambil main permainan, Clover merasa sedikit kaget, "Apakah hari ini kamu tidak perlu pergi kerja?"

"Kamu jadikan dua ini menjadi satu, benar!" Setelah berkata dengan Momo, Devan mengangkat kepalanya dan melihat ke Clover, "Kamu hari ini jangan keluar juga, di luar banyak wartawan"

Clover melihat ke luar rumah melewati kaca yang bening, yang berada di depannya adalah lautan yang tidak ada akhirnya, dari jarak beberapa ratus meter sisi kanan kiri rumah mereka, terdapat beberapa rumah mewah dan di bagian belakang rumah mereka terdapat lapangan golf yang luas, Clover bahkan tidak melihat tempat yang bisa untuk menyembunyikan diri, dari mana ada wartawan?

"Kamu lihat cermin di depanmu itu dari sudut 45 derajat, apakah kamu melihat seseorang yang memakai baju hitam dan topi putih? Dia adalah wartawan, lalu di bagian kanan depanmu, orang yang mengambil sapu itu juga wartawan....." Setelah itu Devan terus memberi tahu Clover dimana para wartawan berada.

Clover menghirup sebuah nafas dan tidak berbicara.

"Tetapi, bukankah kamu mau mereka merekam kita? Mengapa malah menyuruh kita jangan keluar?" Clover tidak pernah mengalami hal seperti ini, jadi, daripada Devan yang terlalu tenang, Clover merasa lebih baik sedikit penasaran.

"Karena mereka hanya ujung tombak, aku berani jamin bahwa jika kamu menginjakkan kaki keluar sekarang, detik selanjutnya kamu akan dikelilingi oleh wartawan yang berkerumun" Setelah berkata, Devan terus menemani Momo main permainan kecilnya.

Kali ini Clover tidak ragu lagi dan masuk ke dapur untuk mengambil buah, "Simon, sini makan buah"

Kalau tidak bisa keluar, Clover mending menikmati waktu mereka empat orang bersama.

Clover menyalakan TV dan mulai menonton drama Korea, Simon sedang main ipadnya dan Devan sedang memeluk Momo sambil main permainan.

Clover berpikir betapa bagusnya kalau kehidupan mereka bisa seperti begitu terus, biasa tetapi sangat bahagia.

Clover dan mereka sangat bahagia.

Tetapi tidak begitu untuk Gabriel.

Dari dalam sampai luar, rumah Devan dikelilingi oleh wartawan yang sangat banyak.

Devan jarang-jarang izinkan wartawan untuk merekam beritanya, tentu saja semua wartawan ingin menangkap berita utama.

Mbok Lili dan Pak Hasan sudah menyadari ada sesuatu yang salah pada saat pagi hari dan mereka pun menelepon ke Devan, Devan menyuruh mereka jangan menghiraukan wartawan, kalau mereka bertanya, jawab saja tidak tahu.

Gabriel menelepon beberapa kali ke Devan, tetapi Devan tidak mengangkat sama sekali.

Gabriel juga menelepon ke ayah Gabriel, tetapi telepon ayahnya tidak aktif, Gabriel merasa sedikit frustrasi dengan ponsel ayahnya terus tidak aktif beberapa hari ini.

"GM Gabriel, di depan dan belakang pintu Simba dikelilingi oleh wartawan, kalau kamu tidak keluar untuk menghadapi mereka, kami tidak akan bisa keluar" Asisten menelepon ke Gabriel.

Gabriel merasa sangat panik tetapi dia tidak berani keluar dari rumahnya.

Gabriel terus mengigit kukunya ketika dia melihat foto Clover, Devan dan Simon di Ningga Group, perasaan takut, panik dan kecewa datang kepadanya.

"Nona Gabriel, silahkan keluar dan menjelaskan kepada kita apakah anda adalah orang ketiga?" Tiba-tiba, Gabriel mendengar suara yang seolah-olah sedang berdering di sisi telinganya.

Gabriel berdiri di lantai dua dan menggeserkan tirai jendela untuk melihat ke lantai bawah, apakah wartawan itu gila? Dia berkata menggunakan alat pengeras suara.

Gabriel melihat ke sekeliling, orang yang tinggal di daerah sini adalah orang-orang yang berstatus tinggi dan kaya raya, orang-orang yang tidak percaya pun pasti akan jadi meragu setelah mendengar kata-kata wartawan itu.

"Kamu jangan sembarang berkata, saya dan tuan Devan sudah kenal sejak kecil, orang ketiga adalah wanita itu" Akhirnya, Gabriel membuka jendela dan menjawab dengan suara besar.

Lampu kamera mulai menyala dengan gila ke arah Gabriel.

"Kalau kamu bukan orang ketiga, mengapa Tuan Devan menikah dengamu beberapa tahun setelah dia dan wanita lain melahirkan anak? Lalu, anak itu dan Tuan Devan memilih untuk bersama direktur Clover pada saat ini, bagaimana kamu menjelaskan tentang ini?"

Mendengar ini, ekspresi Clover berubah dan hatinya terasa dingin, meskipun Devan dan Gabriel tidak pernah bersama, tetapi beberapa tahun ini Devan selalu menjaga dia dengan baik.

Tetapi kali ini, jelas Devan memberikan mereka izin, kalau tidak wartawan ini tidak akan mempunyai keberanian yang begitu besar.

Hanya saja, Gabriel sangat frustrasi, beberapa tahun ini dia juga menuruti kata-kata Devan dengan baik, dia benar-benar tidak bisa berpikir dimana yang salah sampai membuat sikap Devan terhadap dia berubah sampai itu.

Apakah karena wanita itu?

Berikir sampai sini, tatapan Gabriel menjadi dingin, baik, kalau kamu tidak mau membuat aku melalui hal baik, aku juga akan membuat hatimu tidak nyaman.

Gabriel tiba-tiba berputar balik badannya dan berlari ke lantai bawah setelah mengambil ponsel yang berada di atas tempat tidurnya.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu