Aku bukan menantu sampah - Bab 415 Penghalang Jalan

Rudi memelototi dan berkata: “Pertandingan baru saja dimulai, siapa kalah dan menang masih belum tahu.”

“Hahaha!” Arsa tertawa, sambil menggunakan tangan menepuk wajah Rudi, sambil menertawakan: “Lihatlah saja, nanti lihat bagaimana Roky berlutut patuh dengan menyeret satu kaki dan satu lengan.”

Kerumunan tertawa terbahak-bahak.

Arsa menepuk beberapa kali, sampai bersuara “piakpiak”, wajah Rudi ditampar sampai merah, lalu melepaskan tangannya dengan marah, mengertakkan gigi dan berkata: “Lihatlah saja.”

………….

Roky duduk di belakang Suri Jiang, suara angin bertiup di telinganya.

Angin malam di pegunungan berhembus di wajahnya seperti pisau kecil, sedikit menyakitkan!

Dia awalnya ingin menjaga jarak, tetapi sungguh tidak bisa mengendalikan gaya sentrifrugal, langsung menempel di punggung Suri Jiang.

Postur ini, membuat Roky merasa sangatlah aneh, dia mundur ke belakang tanpa sadar, tetapi sebelum dia duduk stabil, sepeda motor menambah kecepatan dengan kuat, dia langsung menempel kembali, dan masih menabraknya sekali.

“Mendesis!”

Roky menggigil, punggungnya langsung merinding.

Dia sambil memeluk pinggang Suri Jiang, sambil berteriak: “Kamu….bisakah kamu duduk lebih tegak!”

Dia terus bercondong kedepan, bukankah ini sangat membunuh!

“Tidak bisa!”

Suri Jiang berteriak dengan tidak sabar, sepasang tangan memegang erat gagang motor, tidak berani mengalihkan perhatian.

Dia tidak ingin kalah, lebih ingin menang untuk memperlihatkan kepada Roky, membuktikan dirinya bukanlah sekumtum bunga di rumah kaca!

Meskipun sekarang dia masih peringkat pertama, tetapi suara mesin dibelakang, mengingatkannya bahwa Wisnu tepat dibelakangnya, membuatnya gugup sepanjang waktu, sama sekali tidak berani santai.

Dulu, keterampilan mengemudinya lumayan, tetapi menetap di Kota Gopo selama setahun, sudah lama tidak kembali ke lingkaran sepeda motor kota Wasa, juga tidak tahu jelas situasinya saat ini.

Dikatakan bahwa, nama panggilan Wisnu adalah “Dewa motor Akiyama”, dia masih tidak begitu mempercayai, tidak disangka benar-benar hebat.

Suri Jiang sangatlah berkonsentrasi, menambahkan kecepatan sampai maksimum, balapan yang gila.

Setelah melewati beberapa tikungan, dia mendengar suara mesin dibelakang akhirnya menghilang, dia baru merasa lega, menyadari dahinya penuh dengan keringat dingin.

Akhirnya menyingkirkannya.

Tepat ketika Suri Jiang mengira kemenangan sudah ditangan, tiba-tiba melintas sebuah tikungan, setumpuk penghalang jalan muncul di jalan depan.

“Ah!”

Suri Jiang langsung berkeringat dingin dan segera mengerem!

Roky masih belum tersadarkan, langsung menabrak punggungnya, kedua tangan tanpa sadar memeluknya.

Hmm……..

Sepertinya ada yang salah?

Roky sedang tertegun, suara teriakan Suri Jiang yang marah terdengar di telinga.

“Roky, kamu…..singkirkan tanganmu!”

Roky langsung tersadarkan, kepalanya langsung terasa panas, segera melepaskan tangan, dan berkata dengan kesulitan: “Sudah…sudah salah peluk!”

Wajah dan telinga Suri Jiang memerah, setelah rem dia mendorongnya, lalu melompat turun dari sepeda motor, jantungnya berdebar kencang.

Jika bukan Roky yang duduk dibelakang, dia pasti sudah menampar wajahnya, lalu menyuruh pengawal keluarga Jiang mematahkan tangan orang itu.

Roky turun dari sepeda motor dengan canggung, tidak tahu harus berkata apa.

Suri Jiang memelototinya, mengangkat kepala melihat kesana, lalu berkata dengan tidak senang: “Apa yang terjadi, bagaimana bisa ada tumpukan kayu didepan?”

Sambil berkata, dia ingin berjalan ke depan.

“Tunggu!” Ekspresi Roky langsung berubah, menariknya kembali.

Tepat pada saat ini, puluhan bayangan hitam tiba-tiba muncul dari semak-semak di kedua sisi, dan pisau yang bersinar.

Suri Jiang terkejut dan menjadi pucat, bernafas terengah-engah.

“Bagaimana bisa ada perampokan di tempat seperti ini?”

Roky berkata dengan dingin: “Takutnya bukan.”

Puluhan sosok hitam didepan, mengelilingi seorang pria paruh baya botak yang ganas!

Kepala botaknya mengkilap, di wajah kiri masih ada tahi lalat hitam seukuran kacang lebar, dia menyeringai, menunjukkan dua gigi emas, matanya memandangi tubuh Suri Jiang dengan tidak sopan.

Orang di sebelahnya berkata dengan menyanjung: “Kak Botak, gadis ini lumayan!”

Pria botak menyentuh dagunya, menatapi Suri Jiang dengan rakus, lalu terus menelan ludahnya.

Dia sudah lama berada di kota Wasa, belum pernah melihat gadis yang begitu cantik seperti ini!

Tubuh dan wajah sangatlah bagus, gadis terbaik di tempat pijat dibandingkan dengannya, langsung terkalahkan dalam hitungan detik!

Suri Jiang merasa jijik, lalu bersembunyi di belakang Roky dengan ketakutan.

Pria botak memegang sebuah pisau, menunjuk ke arah Roky dan berkata: “Seseorang membeli nyawamu, tetapi sekarang aku sudah berubah pikiran, kamu bawalah kemari gadis ini, lalu bersujud tiga kali, maka aku akan melepaskan nyawamu, dan akan memberimu cacat seumur hidup!

Roky tertawa, berkata: “Kalau tidak begini saja, kamu bersujud padaku, aku akan menghadiahkanmu mematahkan kedua kaki.”

“Kamu sungguh mencari mati!” Pria botak langsung marah, meraung: “Tidak tahu diuntung, mati saja!”

Pada saat ini, Wisnu sudah mengendarai sepeda motor kemari, ketika mendengar percapakan antara Pria botak dan Roky dari kejauhan, langsung bercucuran keringat.

Dia segera menghentikan sepeda motornya, berjalan kedepan sambil tersenyum: “Kak botak, dia adalah nona muda keluarga Jiang, kamu biarkanlah dia pergi……”

Perkataan masih belum selesai, pria botak langsung menendang perut Wisnu, dan meraung: “Kamu yang berhak memutuskan, atau aku yang berhak memutuskan? Aku sudah lama berada di Kota Wasa, tidak peduli dia keluarga Jiang atau keluarga Bai lainnya, aku tetaplah akan bertindak!”

Wisnu ditendang sampai dua atau tiga meter jauhnya, menahan sakit dan tersenyum: “Kak Botak, bukankah sudah mengatakannya, hanya menyerang pria…”

Aku sudah berubah pikiran.

Mata Pria botak mengeluarkan kejahatan, menatapi Suri Jiang dan berkata: “Biarkan gadis ini tidur denganku beberapa malam, dan uang 6 miliar yang kamu pakai untuk membeli nyawa Roky, tidak perlu lagi.”

Suri Jiang mengerutkan alis, berkata dengan dingin: “Wisnu, ternyata kamu yang mendatangkan orang-orang ini.”

Wisnu segera berkata dengan suara kecil: “Suri, jangan salah paham, aku hanya emosi padanya, tenanglah, aku hanya akan menyerang Roky, aku jamin kamu akan tetap aman……..”

Perkataan masih belum selesai, Pria botak langsung menamparnya: “Sialan, masih ingin memutuskan?”

Beberapa pria tangguh dibelakangnya segera melangkah maju, menahan Wisnu ke tanah, sekalian menghancurkan segenggam rumput lalu memasukkannya dengan kuat ke mulutnya.

Pria botak merapikan pakaiannya, menyeka kepala botaknya, lalu berjalan maju dengan senyum jahat, membungkuk kepada Suri Jiang, dan berkata.

“Gadis cantik, pertimbangkan sebentar untuk menjadi pacarku, bagaimana? Bukankah kamu membenci dia, selama kamu menyetujuinya, aku akan membantumu memukulinya sampai mati!”

“Dia tidak perlu mempertimbangkannya, karena pacarku tidak suka orang yang tak berambut.”

Sebuah suara yang tidak tepat tiba-tiba terdengar.

Pria botak tertengun, langsung meraung dengan marah: “Mengapa siapa yang tak berambut?”

Roky membuat gerakan menyentuh kepala.

Suri Jiang “pst pst” sebentar, dia tertawa bersuara.

Pria botak tanpa sadar menyentuh kepalanya, langsung menyadari dia ditipu, berteriak dengan marah: “Tak berambut? Aku akan memotong kepalamu sekarang!”

Sekelompok anak buah dari awal sudah digigit nyamuk dan tidak bisa tahan lagi, segera bergegas maju kearahnya.

Pisau bersinar-sinar!

Hanya bocah ini, dan berani menantang Kak botak, itu namanya mencari mati!

Kak botak adalah pasukan berkompetennya “Denis”, berani dan arogan, bahkan jika orang hebat datang pun tidak takut.

Roky langsung menarik Suri Jiang ke belakangnya, lalu menendang dua kali!

“Ah!”

“Ah!”

Kemudian terdengar dua jeritan kesakitan, kedua anak buah bahkan belum melihat jelas, langsung ditendang terbang sejauh tiga meter, berguling ke pinggir jalan, lalu pingsan.

Roky menahan ke bawah pinggangnya, pisau melintas di atas kepalanya, lalu dia meraih pergelangan pihak lain, dan langsung mengangkat dan melemparnya.

Serangkaian teriakan kesakitan!

Beberapa orang didepan langsung terjatuh ke tanah.

Yang paling sial adalah pria tangguh yang digunakan sebagai “perisai daging” terbang olehnya, lengannya langsung tertarik, tiga tulang rusuknya patah, kemudian pingsan ditanah dengan kepala berlumuran tanah.

Dalam waktu kurang dari dua menit, jalanan menjadi hening.

Roky berdiri, orang-orang disekitar tergeletak di tanah.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu