Aku bukan menantu sampah - Bab 167 Pengunjung Yang Tidak Diduga

"Masalah perceraian, kita bicarakan lagi nanti.”

Jenni buru-buru melangkah maju, berkata," Kamu harus membantuku mendapatkan kontrak, selain itu, cari Melani lagi, minta 4 miliar padanya, bagaimana hidupnya hanya bisa bernilai 4 miliar?"

Apanya cerai, itu tidak sepenting mendapatkan uang, kalau pasangan muda ini bercerai, darimana dia bisa mendapatkan miliaran itu?!

Andrew berdiri dengan wajah gelap, dengan tidak senang berkata, "Jangan memaksa Roky untuk meminta uang, keluarga Liu tidak mampu kehilangan orang ini!"

Setelah selesai bicara, dia melihat ke arah Roky lagi, berkata, "Dewi menyebut perceraian, kamu jangan menganggapnya serius, kurangi berurusan dengan Melani di masa depan, menghindari Dewi tidak senang."

Roky mendengar nada bicara mertuanya itu, ada sedikit tekanan, dia dengan cepat mengangguk dan berkata, "Aku mengerti."

Andrew mengangguk puas, berbalik dan kembali ke kamar.

Jenni yang selalu beribut tentang perceraian mereka dan dia tidak pernah mendukungnya.

“Jangan dengarkan orang tua itu!” Jenni menatap tajam Andrew, melangkah maju dan berkata pada Roky, “Kamu sudah makan dan minum di rumah keluarga Liu begitu lama, aku tidak memperlakukanmu dengan buruk, kalau kamu tidak mendapatkan kontrak, kamu juga jangan menyalahkan aku karena memusuhimu, dan menyeret Dewi ke Kantor Badan Pengurus Masyarakat untuk bercerai!"

"Ma, aku akan mencoba yang terbaik.”

Roky menghela nafas lega.

Selama Dewi bisa menghilangkan pikiran untuk perceraian, apalah itu satu kontrak, sepuluh kontrak pun dia tidak peduli.

"Menantu yang baik, keluarga Liu memang tidak sia-sia membesarkanmu selama bertahun-tahun.”

Jenni tiba-tiba tersenyum sumringah, membujuk," Jangan pedulikan Dewi, selama aku tidak setuju, dan jika dia berani menceraikanmu, aku tidak akan mengenalinya sebagai anak perempuanku!"

Roky mengangguk sambil tersenyum pahit.

Biasanya, mama mertua adalah pembuat masalah, tapi tidak disangka, mama mertuanya malah secara tidak sengaja membantunya di saat kritis.

Meskipun demi uang.

Tapi Roky tidak peduli dengan uang, dibandingkan dengan istrinya, keluarganya bangkrut pun tidak masalah.

Dewi mengunci pintu, Roky mengetuk beberapa kali dan tetap tidak bisa membukanya, dia berteriak juga tidak ada respon apapun, mengira dia masih marah, jadi dia harus tidur di sofa di ruang tamu.

Mama mertua juga membawa selimut untuk pertama kalinya, berkata, "Besok, ingat untuk meminta uang pada Melani, dia sangat kaya, memberikan beberapa miliar untuk kita tidak apa-apa, kan? Kamu minta dengan berani!"

Roky hanya bisa tidur di sofa, meskipun itu lebih nyaman dari pada lantai, tapi dia masih sangat khawatir.

Dewi sudah mengatakannya, mengatakan dia akan bercerai besok, meskipun mama mertuanya menekannya, tapi Roky tahu tempramennya, dan masih tidak bisa tenang.

Jika dia benar-benar bertekad untuk bercerai, dia juga hanya bisa mengungkapkan identitasnya.

Keesokan paginya, Roky terbangun oleh suara gerakan di ruang tamu dan segera bangkit.

Dia melihat ke arah kamar tidur, melihat pintunya terbuka, sudah tidak ada sosok Dewi di dalamnya, dia bertanya.

"Pa, dimana Dewi?"

Andrew sedang menyeduh teh, tanpa mendongak berkata, "Mamamu takut dia akan ribut bercerai lagi pagi-pagi, jadi memaksanya pergi ke perusahaan di pagi hari.

Jangan dengarkan omong kosong mamamu, kamu pergi saja mencari Melani, bagaimana kamu bisa dengan muka tebalnya minta uang pada orang lain?"

Roky menghela nafas lega, berpikir papa mertuanya masih cukup masuk akal dalam masalah ini.

Tapi mama mertuanya masih sedikit baik.

Begitu menyebut uang, Jenni langsung mengubah wajahnya!

Dia melihat kontrak di atas meja, mengambilnya, berkata, "Pa, aku keluar sebentar."

Ini adalah kontrak yang dikirim oleh keluarga Liu tadi malam, Roky dengan santai membalikkannya dan menggelengkan kepala.

Seperti yang dikatakan Dewi, kontrak ini adalah pencurian terang-terangan, 80% dari keuntungan akan menjadi milik keluarga Liu, permintaan yang terlalu besar, tidak heran Jenni sangat rajin sangat sopan padanya, kontrak semacam ini tidak mungkin ditandatangani orang lain.

Roky tidak mencari Melani, langsung menelepon Billy.

"Aku punya kontrak disini, kamu cari cabang perusahaan keluarga Su untuk menandatanganinya."

Bagaimanapun, ada ratusan cabang perusahaan keluarga Su, keluarga Lin tidak terlalu berpengaruh di Kota Wasa, kontrak wijen kecil semacam ini, ini juga dengan masalah satu kata dari Billy, maka ini sama sekali tidak akan pernah dilaporkan ke Melani.

Billy menjawabnya, bertanya dengan hormat, "Tuan muda, baru-baru ini ada masalah di keluarga Su, mengatakan kalau Nona Melani diam-diam meninggalkan rumah dan datang ke Kota Gopo, apa kamu pernah bertemu dengannya? Tuan bertanya tentang masalah ini."

"Bertemu sekali, hanya untuk membahas bisnis."

Roky berkata dengan pelan," Dia punya urusan lain untuk dikerjakan, dia juga tidak ada waktu untuk banyak berbicara denganku, kamu jawab seperti ini saja."

"Siap."

"Ngomong-ngomong, bagaimana situasi keluarga Lin di Kota Wasa?"

Billy ragu-ragu sesaat, berkata, "Kemarin, keluarga Lin mengadakan pertemuan keluarga untuk membicarakan siapa yang akan mengurus urusan keluarga, kamu atau Marson, tapi tolong jangan khawatir, Tuan Muda Ketiga, masalah ini sudah ditekan oleh Tuan.

Anda adalah pewaris keluarga Lin, ini tidak akan pernah berubah."

"Aku mengerti."

Roky menutup telepon, duduk di dalam mobil untuk memikirkannya.

Si Marson ini, dia adalah pamannya, selalu memikirkan masalah pewaris, beberapa tetua di keluarga Lin juga mendukungnya.

Karena masalah ini, dia diam-diam membuka bisnis di Kota Babel, dengan pertimbangan, kalau-kalau ada perubahan situasi dalam keluarga, dia sudah siap.

Mengenai Billy, meskipun tidak ada situasi apapun pada saat ini, tapi Roky tidak berani sepenuhnya mempercayainya, bagaimanapun orang yang bukan dibesarka sendiri, lebih baik berjaga-jaga dengannya, investasi di Kota Babel juga tidak diberitahu padanya.

Kontrak diantarkan pada sore hari, Roky pulang dengan membawa kontrak, tapi hanya melihat Jenni seorang saja.

Begitu dia melihat kalau sudah lewat jam lima, dia bertanya.

"Apa Dewi belum pulang kerja?"

“Kontrak ini benar-benar ditandatangani!” Jenni tersenyum puas, meraih kontrak itu, buru-buru berjalan keluar pintu, “Menantu, tandatangani beberapa kontrak lagi untuk aku di masa depan, jadi aku bisa mendapatkan komisi!”

Sangat mudah untuk mendapatkan 1 miliar, indah!

Uang ini datang dengan mudah, Jenni tidak ingin Roky bercerai sekarang, tapi ingin dia membantu menandatangani sepuluh atau delapan kontrak dan menghasilkan banyak uang!

Melihat Jenni hanya mempedulikan kontrak, Roky lebih baik pergi ke Ryeol Grup, berencana menjemput istrinya pulang kerja, kemudian berbicara baik-baik dengan Dewi.

Di lantai bawah perusahaan, Roky menunggu sampai langit mulai gelap, dia juga tidak melihat Dewi keluar, jadi dia segera masuk dan bertanya di resepsionis.

Resepsionis memeriksa, "Ada perjamuan menyambut klien, klien memanggil desainer Dewi untuk hadir, jadi dia pergi."

"Dengan siapa pergi?"

"Dengan Ando, mereka pergi bersama!"

Roky mengerutkan keningnya, Dewi sejak awal tidak suka dengan Ando, bagaimana bisa dia pergi untuk menyambut klien?

Selain itu, untuk jamuan menyambut klien biasa, perusahaan juga punya karyawan kantor, jadi ini sama sekali bukan kerjaan Dewi.

Dia mengendalikan keraguannya, mencari tahu nama restorannya dan segera pergi ke sana.

...

Di ruang pribadi restoran.

Dewi duduk dengan dingin, mengangkat kepalanya melihat ke arah pintu.

Di meja, Ando sedang mengobrol santai dengan beberapa karyawan perusahaan yang menemaninya.

Dia dengan tidak sabarnya menunggu, berkata, "Bukankah Kakak Liu datang dari Kota Wasa hari ini? Kenapa dia masih belum datang?"

Kakak Liu adalah klien lamanya, dia memperkenalkan banyak kontrak padanya dan memperlakukannya dengan sangat baik, Dewi berterima kasih jadi dia baru membuat pengecualian untuk datang.

Ando terkekeh, berkata, "Tidak terburu-buru, mungkin pesawatnya delay, tunggu sebentar."

“Benarkah?” Dewi melihat jam, hampir jam setengah tujuh, ada kecurigaan muncul di dalam hatinya, “Kalau masih tidak datang, aku akan pulang."

Pada saat ini, pintu ruang pribadi dibuka, seorang wanita paruh baya yang terlihat baik hati berjalan masuk sambil tersenyum.

Ketika Dewi mengangkat kepalanya, dia menghela nafas lega, berkata sambil tersenyum, “Kakak Liu! Silakan duduk."

“Dewi, sudah lama tidak bertemu, aku sangat merindukanmu!” Kakak Liu tersenyum dan memeluknya.

Dewi sangat senang, tepat ketika dia akan duduk, dia tiba-tiba melihat seseorang berjalan di belakang Kakak Liu, wajahnya langsung berubah drastis, dia membentak.

"Bagaimana kamu bisa datang!"

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu