Aku bukan menantu sampah - Bab 302 Dewi mengajukan perceraian

“Bang!” *Suara tendangan*

Roky menendang dengan kakinya, tendangan itu langsung menghantam dada Jenni. Tubuh Jenni tiba-tiba ditendang ke tanah dan terlempar menjauh 1 meter, dia jatuh tidak berdaya di tanah tanpa suara seolah-olah pingsan.

Dewi tertegun, belum kembali sadar! Alicia juga tercengang, tidak pernah menyangka "orang tidak berguna", sebenarnya setangguh ini!

Jenni jatuh ke tanah, tidak bergerak sama sekali. “Ibu!!” Dewi menjerit dan bergegas panik menghampiri.

Jenni berbaring terlentang, semua orang benar-benar dibuat tercengang oleh tendangan itu.

Setelah tubuhnya diguncang oleh Dewi beberapa kali, Jenni sadar kembali, dadanya merasa sakit yang tidak tertahankan, rasanya seperti tulang rusuknya ditendang dan patah. Tiba-tiba, Jenni membuka mulutnya dan muntah darah. Darah hangat memercik di tangan Dewi, wajahnya pucat ketakutan, bingung apa yang harus dia lakukan.

Roky juga tercengang, dia agaknya sedikit menyesal. Tadi dia dipenuhi dengan amarah sehingga secara tidak sadar menendang Jenni dan dia tidak memukulnya dengan keras. Tapi bagaimanapun juga, dihadapan istrinya, dia menendang ibu mertuanya, istrinya pasti akan marah.

"Bu, bagaimana keadaanmu?" Dewi juga ketakutan dengan darah yang menyembur, dia menangis sambil mengguncang tubuh Jenni.

Jenni mulai merasa segar setelah bernapas, tiba-tiba dia seperti menarik napas dalam-dalam dan bangkit menangis dengan keras. “Dewi, orang tidak berguna ini benar-benar menendangku, dia…… dia demi melarikan diri dengan wanita kaya, ingin membunuh ibumu! Dia ingin menghancurkan barang buktinya!”

Melihat Jenni menangis dengan penuh energi, Dewi menghela nafas lega. Bisa menangis atau menjerit, artinya tidak ada luka yang serius yang melukai bagian vital.

Namun, Roky menendang ibunya sendiri sampai muntah darah, mengatakan alasan apapun, Dewi juga tidak bisa menahan amarah ini. Dia menoleh dengan dingin dan berkata kepada Roky, "Apakah kamu ingin bercerai? Aku akan memenuhinya."

“Dewi!” hati Roky terasa berat.

Benar saja, dia sendiri yang menendang ibu mertuanya dan membuat istrinya marah.

Dewi melirik Suri Jiang, hatinya merasa sakit dan nyeri, sangat sakit hingga dia hampir ingin menangis. Suaminya sendiri menendang ibunya hingga muntah darah demi melindungi wanita lain! Dia tidak bisa menerimanya! Terlebih lagi, dalam foto yang diperlihatkan Jenni padanya, Roky benar-benar dalam posisi yang ambigu dengan seorang wanita muda. Inilah hal yang paling membuat Dewi sedih. Seluruh hatinya hanya ditujukan untuk Roky, tetapi Dewi tidak menyangka Roky akan mengkhianatinya suatu hari nanti.

Dewi memapah Jenni untuk berdiri, dan berkata dengan dingin, "Aku akan kembali mengambil kartu keluarga, kamu ikut aku pergi ke Biro Urusan Sipil, kita bercerai saja." Roky mengerutkan alisnya, dia tidak menyangka masalah ini akan menjadi seperti ini.

Alicia mengambil keuntungan dari kondisi Roky dan memakinya, "Roky, keluarga Liu tidak terlalu buruk dalam memperlakukanmu, tapi kamu malah menendang ibumu, benar-benar tidak berbakti! Aku mendukung Dewi untuk menceraikanmu, dia masih muda dan cantik, dia bisa menemukan seorang suami yang lebih kaya darimu!"

Roky menatapnya dengan tatapan pembunuh. Alicia sangat ketakutan hingga dia menutup mulutnya dan tidak berani mengatakan apapun. Tatapan pembunuh di mata lawannya terlalu berat, melihatnya sekilas saja membuat seluruh tubuhnya gemetaran. Apakah ini tatapan mata seorang yang tidak berguna?

“Ibu, aku akan membantumu pergi ke rumah sakit.” Dewi enggan melihat Roky, dia memapah Jenni yang sedang menangis dan meratap berjalan keluar.

Pada saat ini, Suri Jiang juga sudah tersadar dan berlari dengan buru-buru. "Direktur Jenni, apakah Anda masih ingat padaku? Aku adalah manajer dari bank, hari ini direktur Roky datang untuk menangani bisnis bank, aku mengantarkan dokumen itu untuknya, Anda lihatlah ini semua adalah dokumennya." Selesai berbicara, Suri Jiang buru-buru menyerahkan dokumen yang ada di tangannya.

Dewi menatapnya dan menyadari bahwa benda yang dibawanya memang adalah dokumen bank. Pada saat ini, Dewi juga ingat bahwa dia pernah bertemu dengan Suri Jiang di bank, pada saat itu Suri Jiang adalah pegawai magang di bank, kemudian dia diangkat menjadi manajer.

Tidak mungkin Roky dan Suri Jiang melewati batas, apalagi Suri Jiang hanyalah seorang pegawai bank biasa dia juga tidak memiliki uang yang cukup untuk memberikan Roky batu giok seharga ratusan milyar.

Roky juga melangkah maju, dan berkata dengan suara rendah kepada Jenni, "Bu, tadi aku kehilangan akalku untuk beberapa saat, lalu memukul ibu! Batu giok seharga milyaran, aku bisa merelakannya, tetapi liontin itu sangat penting bagiku, itu adalah peninggalan keluargaku, mohon kembalikan padaku."

“Tidak berguna, kamu masih berani meminta liontin dariku!” Jenni sangat marah, dia mangayunkan lengannya hendak menampar Roky dengan kuat.

"Ibu!" Dewi tercengang, tanpa sadar di berdiri menghalangi di depan Roky. Jenni hampir saja memukul wajah putrinya, buru-buru menarik tangannya dengan kaget, "Dewi, kamu masih mau menolong bajingan ini, pinggir, biarkan ibu memukulnya sampai mati."

Dewi berdiri tak bergeming, tatapan matanya penuh kebingungan. Dia hanya mengandalkan nalurinya, bergegas maju menghalangi Roky dari tamparan dari ibunya karena nalurinya. Namun, Roky semakin merasa menyesal dan terharu saat melihat istrinya melindunginya dari tamparan ibunya. Semua yang dia lakukan adalah untuk istrinya. Batu giok seharga milyaran yang dijual oleh Jenni, dia bisa tidak memperdulikannya. Bahkan dia juga dapat memberikan vila ini pada Jenni. Tetapi dia tidak ingin bercerai dengan istrinya.

Awalnya hubungan diantara keduanya berangsur-angsur membaik, hanya ibu mertuanya yang membuat masalah dan membuat Dewi kecewa hingga mengajukan perceraian.

Roky menarik tangan Dewi dan berkata, "Istriku, aku tidak seharusnya memukul ibu, jika kamu marah, kamu bisa memukulku, aku tidak akan melawan."

“Untuk apa aku memukulmu.” Hati Dewi merasa lebih sedih, dia mengangkat kepalanya dan menatap Roky, "Kamu katakan dengan jujur, apakah kamu pergi ke hotel dengan seorang wanita?"

“Ini……” Roky ragu sejenak. Kalau Roky memberi tahu Dewi tentang masalah adik ipar, pertemuan keduanya pasti tidak dapat terhindarkan. Dan adik ipar sangat membenci keluarga Liu, kalau saja mereka bertemu lebih awal, pasti akan menimbulkan masalah.

Tapi sekarang, dia dan istrinya sudah berada diambang perceraian, jadi dia hanya bisa memberitahu yang sebenarnya. Roky berkata, "Orang yang aku temui adalah adik iparku, kalau kamu tidak percaya, aku dapat membawamu menemuinya."

“Adik ipar?” Jenni segera berteriak, "Kenapa aku tidak pernah dengar bahwa kamu punya adik ipar? Roky, jangan pikir kamu mencari wanita tua yang kaya kemudian dapat membodohi anakku! Kukatakan padamu, masalah ini belum selesai, Dewi harus menceraikanmu!"

Dewi tidak menghiraukan Jenni, dia berkata pada Roky, “Bisakah kamu membawaku menemuinya secara langsung?”

“Bisa.” Roky telah bertekad.

Sekarang dia telah menguasai kekuatan bawah tanah dari Tiga Perbatasan Timur dan Barat, paling tidak dia punya kekuatan untuk bersaing dengan adik ipar, tidak perlu khawatir adik ipar akan menggunakan kekuatannya untuk mengalahkan keluarga Liu.

“Kalau begitu kita pergi sekarang.” Dewi juga sudah mengambil keputusan. Dia ingin menghadapi wanita itu secara langsung. Jika wanita ini mempunyai hubungan dengan Roky, maka dia akan mundur dan membiarkan Roky menceraikannya.

Roky menghela nafas lega, paling tidak istrinya mau mempercayainya, keduanya tidak akan

sampai pada titik perceraian. Tetapi baru saja dia berpikiran demikian, dia mendengar lagi suara dingin Dewi.

“Roky, jika apa yang kamu katakan itu benar, aku akan meminta ibuku untuk mengembalikan liontin dan batu giok padamu. Tetapi aku tidak bisa memaafkanmu karena telah menendang ibuku hingga muntah darah.”

“Lupakan saja, aku tidak menginginkan batu giok itu lagi.” Roky berkata dengan berat hati.

Batu giok itu dia masih bisa membelinya lagi, tidak masalah asalkan liontinnya dapat diambil kembali.

Meskipun Jenni sebenarnya tidak muntah darah sama sekali, hanya giginya mengigit lidahnya sehingga mengeluarkan darah, tetapi dia tetap saja adalah ibu dari Dewi, wajar jika istrinya marah.

Roky hanya bisa menyelesaikan krisis yang ada di depan mata saat ini, lalu perlahan membuat istrinya berubah pikiran.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu