Aku bukan menantu sampah - Bab 246 Apa Yang Yulia Katakan Kepadamu

Sandy menggeleng, menghela nafas berkata: "Karena pemeliharaan dan peningkatan sistem bank, jumlah saldo yang ditunjukkan tadi tidaklah tepat."

"Jadi berapa?" Jenni gugup, tapi juga tetap tenang.

Lagipula meskipun hanya satu per sepuluh, itu juga cukup baginya untuk berfoya-foya di sisa hidupnya.

Sandy melirik Roky, wajahnya tiba-tiba penuh merasa bersalah: "Didalam kartu hanya ada 20 juta, nol yang muncul berlebihan di belakang semuanya adalah kesalahan yang disebabkan sistem! Tadi tidak bisa mengatakan di lobi, sekarang aku meminta maaf kepada kalian berdua dengan tulus!"

Hanya ada 20 juta?

Senyum di wajah Jenni tiba-tiba mengeras, seluruh tubuhnya membatu!

Roky juga menghela nafas lega, Sandy memang orang berkuasa di bisnis campuran dulu, wajahnya tidak merah dan jantungnya tidak berdetak, kebohongan seperti ini langsung keluar dari mulutnya begitu saja!

"Bagaimana mungkin! Kamu bohong!" Jenni tiba-tiba seperti disengat oleh sarang lebah, berteriak sambil melompat, langsung menarik kerah Sandy, "Jelas-jelas di dalam kartu ada 2 triliun, sekarang berubah menjadi 20 juta, kamu kira mataku buta?"

Sandy ditarik sampai sulit bernafas, menarik tenggorokan berkata: "Sungguh maaf.....di dalam kartu......memang hanya ada 20 juta, aku menggunakan nyawaku untuk menjamin.......ekhem, nyonya Jenni tolong lepaskan tangan, kalau tidak aku akan memanggil satpam."

"Kamu sembarangan bicara!"

Jenni sungguh mau gila, wajahnya penuh genas!

Dia baru saja bermimpi menjadi wanita tua kaya, bahkan sudah berpikir bagaimana memamerkan kepada keluarganya, tiba-tiba terjatuh dari atas langit, sungguh hancur.

Dari 2 triliun sampai 20 juta, perbedaan yang besar ini, dia sungguh tidak bisa menerima, mencengkram Sandy sambil mengutuk.

Melihat kerah Sandy yang ditarik Jenni, nafasnya hampir terputus, Roky langsung melangkah maju, langsung menarik tangan Jenni, menghela nafas berkata: "Ma......dia adalah direktur, kamu seperti ini kepada direktur bisa dipenjara......."

"Aku tidak peduli! Itu adalah uangku!" Jenni berteriak gila.

"Kartu itu sungguh hanya ada 20 juta, itu adalah uang simpananku."

Roky pura-pura sedih.

Sandy langsung berkata: "Nyonya Jenni, anda kalau tidak percaya bisa periksa lagi."

Sambil berkata, dia memberi kode dari mata kepada Suri yang berdiri di depan pintu.

Reaksi Suri juga cepat, dengan cepat berkata: "direktur, sistem bank baru saja dipertahankan, data sudah kembali normal, tapi data di kartu tuan Roky sudah salah, menurut anda mau bagaimana diselesaikan?"

"Baguslah kalau sudah kembali seperti semula, aku sudah menjelaskan kepada tuan Roky."

Sandy melambaikan tangan, menyuruhnya pergi.

Roky melirik Suri, berpikir dalam hati karyawan bank ini, satu per satu adalah orang berbakat! Semuanya mempunyai bakat bersandiwara!

Jenni terbodoh, tubuhnya bagaikan es batu.

Sekarang otaknya kacau balau, sungguh mau bernafas saja sulit.

Seperti dirinya baru saja memenangkan lotre sebanyak 2 triliun, baru saja mau mengambil uang, tiba-tiba mengatakan orang yang menang salah!

Jenni dengan nafas tersenggal, tiba-tiba melompat dan memukul Roky dengan brutal.

"Tak berguna!! Aku sudah melihat kalau kamu ini memang tak berguna sekali! Juga tidak melihat bagaimana penampilan dirimu, masih ingin mempunyai 20 triliun di dalam kartu, aku lihat kamu selama 10 kali kehidupan juga tidak akan mendapatkan uang sebanyak ini, ditakdirkan memang miskin."

Roky menggunakan tangan menghadang, berkata: "Ma, tadi kamu masih bilang penampilanku tidak biasa! Anak orang kaya,"

"Kentut! Penampilan miskinmu ini memang sudah ditakdirkan, menjadi anjing penjaga orang kaya saja tidak pantas."

Jenni sudah gila, melampiaskan semua amarah kepada Roky, memaki habis-habisan.

Keagresifannya ini, membuat Sandy yang melihat sampai terdiam, pemimpin perdagangan yang bermartabat, Roky yang seperti dewa, bisa-bisanya mempunyai ibu mertua seperti ini?

Di luar pintu semua karyawan bank juga sudah terbodoh.

Wanita jalang ini benar-benar pengkhianat langit!

Mereka tidak pernah melihat wanita yang sejalang dan juga begitu memuja harta seperti Jenni!

Sandy sedikit kasihan kepada Roky, orang berkuasa yang sepatah kata bisa membuat seluruh Nanguang gempar, malah melewati kehidupan semenyedihkan ini di rumah, setiap hari dimarahi dan dipukul.

Ini karena apa?

Tapi Sandy juga tidak berani banyak bertanya, terlebih tidak berani banyak bicara.

Orang berkuasa seperti Roky, melakukan sesuatu tentunya ada maksud yang mendalam! Orang biasa mana mungkin bisa mengerti keadaan dewa?

Jenni sambil memarahi, samil mengeluarkan kartu emas berlian, langsung melempar ke kepala Roky.

"Kartu emas darimana, aku lihat kartumu ini kalau bukan dicuri, berarti dikutip! Ingin menggunakan barang busuk ini membohongiku, aku lihat ini hanya tembaga!"

Roky dilempar, langsung mengambil kartu emas dan memasukkan ke dalam sakunya.

Meskipun dimarahi habis-habisan oleh ibu mertua, tapi akhirnya dia mengeluarkan kartu emas ini, dan juga identitasnya juga tidak akan bocor.

Jenni sudah lelah memarahi, dengan nafas tersenggal, menggunakan jari menunjuk Roky, menendang bangku, dengan marah berjalan keluar.

Dia hari ini sungguh emosi sekali, mau pergi ke antique street mengaduh kepada Andrew, suruh anaknya langsung bercerai dengan Roky!

Saat Jenni sudah pergi, Roky baru menghela nafas, memutar badan dan berkata: "direktur Sandy, terimakasih."

"Memang sudah seharusnya bisa membantu tuan Roky!" Sandy tersanjung, dan juga memuji.

Roky tersenyum, berkata: "Aku akan menelepon grup Wehow, menyuruh mereka memindahkan semua dana transaksi ke bank ini."

Grup Wehow!

Sandy tercengang, dalam sekejap senang sekali, hampir saja mau menyalami tangan Roky, berlutut untuk berterimakasih, sebagai pendatang baru, mempunyai bisnis tunggal seperti Wehow, sepenuhnya bisa berdiri stabil.

Bagaimana juga Wehow merupakan perusahaan besar tidak ada duanya di kota Gopo!

Dan juga dengar-dengar kecepatan perkembangan Wehow tahun ini, hanya dana bisnis biasa yang mengalir saja sebulan mencapai ratusan miliar!

Puluhan bank di seluruh kota, semuanya berusaha menyenangkan Wehow, tapi terus tidak mendapatkan sebenarnya siapa bos di baliknya.

Tidak disangka, rupanya juga tuan Roky!

Sandy sangat terharu, menggenggam tangan Roky tidak berhenti berterimakaish.

Roky mengangguk dengan tenang, bisnis Wehow mau diserahkan ke bank mana semuanya sama saja, tapi Sandy juga termasuk orang kenal, dari pada menguntungkan orang lain, lebih baik menguntungkan orang sendiri.

Setelah berpisah dengan Sandy, Roky baru melihat Suri yang ada di depan pintu, sedikit mengangguk menyampaikan terimakasih.

Sepasang mata cantik Suri melihatnya, kebetulan bertubrukan dengan tatapannya, pipinya langsung merona, memutar tubuhnya dan berlari keluar.

...........

Setelah keluar dari bank, Roky akhirnya menghela nafas lega.

Awalnya dia berencana pagi-pagi mengantarkan dua orang wanita di rumahnya, langsung pergi ke hotel mengurusi Mike dan adiknya.

Tapi tidak disangka tiba-tiba muncul ibu mertuanya, menggagalkan rencananya!

Lihat waktu ini, sudah sore.

Dua orang wanita di rumah pasti sudah bangun, juga tidak tau mereka akan membicarakan apa.

Roky gugup, lalu menelepon Dewi.

Handphonenya berdering puluhan kali, tapi tidak diangkat juga.

Hati Roky berdetak, apakah Dewi sudah mengetahui tentang dirinya dari mulut Yulia?

Di saat dia merasa tidak tenang, panggilan pun akhirnya tersambung, terdengar suara Dewi yang tenang: "Ada apa mencariku?"

"Dewi, kamu........kamu sudah bangun?" Roky meremas handphone, keningnya berkeringatan karena panik.

"Ehn."

"Bagaimana dengan Yulia?"

"Dia ada di sebelahku."

Jantung Roky menyusut, memaksa bertanya: "Jadi kalian....."

"Roky, Yulia bercerita banyak sekali kepadaku, dia sangat berterimakasih kepadamu, mengatakan kalau bukan kamu menolongnya, mungkin keadaannya semalam sudah tidak bisa dibayangkan."

Ucap Dewi: "Tapi, aku tidak menyangka, rupanya masih ada banyak sekali hal di masa lalu, yang aku sama sekali tidak tau.

Kalau bukan mendengar dari Yulia, takutnya seumur hidup ini aku juga tidak tau."

Roky bertanya dengan gugup: "Apa yang dia katakan padamu."

"Ini........." Dewi ingin mengatakannya tapi terhenti, menghela nafas berkata: "Juga tidak apa-apa, sudahlah, kamu sibuk dulu, aku antar Yulia keluar."

"Tunggu, dia sebenarnya mengatakan apa kepadamu........."

Saat Roky mempertanyakan, handphonenya tiba-tiba mati.

Dia mengerutkan kening melihat, dalam sekejap tidak bisa berkata-kata.

Di waktu penting, handphonenya malah tidak ada baterai, langsung mati!

Mendengar nada bicara Dewi di telepon, sepertinya dendamnya dengan Yulia dulu sudah selesai, mereka berdua sepertinya membicarakan tidak sedikit hal.

Roky berdiri di atas jalan, hatinya menggantung.

Yulia selalu tidak senang melihatnya, selalu menghasut dia dengan Dewi bercerai, lalu menikah dengan Melani lahi, tidak mungkin dia kesempatan dalam kesempitan, memberitahu semua tentangnya kepada istrinya bukan?

Ada dia yang menghasut di tengah, Dewi pasti akan bercerai dengan dia!

Roky memikirkan ini, kepalanya langsung kesemutan, langsung menelepon Yulia.

Panggilan itu cepat kali tersambung.

Dia langsung bertanya: " Yulia, kamu tidak mengatakan apapun kepada istriku bukan?"

Ucap suara berat Roky: "Aku dulu sudah memperingatimu, jangan merusak hubunganku dengan istriku, kalau kali ini kamu tidak mendengar peringatanku, aku bersumpah tidak akan memaafkanmu!"

"Roky, semalam aku sangat berterimakasih kepadamu, tapi aku ingin mengatakan apa kepada Dewi, itu adalah urusanku!" Suara Yulia berubah dingin, "Kalau kamu ingin tau, tanya sendiri saja kepada Dewi!"

"Kamu........"

Roky masih ingin bertanya beberapa hal lagi, tapi panggilan itu langsung terputus.

Tampaknya, Yulia sudah marah, langsung mematikan telepon.

Dia menelepon lagi, memang benar handphone Yulia sudah mati.

Roky tersenyum pahit, sungguh tidak berdaya sekali.

Sebenarnya siapa yang bilang, iri dengan pria yang mempunyai banyak wanita di sebelahnya?

Kalau berani coba saja!

Sekumpul wanita, benar-benar membuat orang pusing!

Roky menghela nafas, takutnya istrinya sudah tau banyak sekali tentangnya dulu, ditambah tadi Jenni marah besar, takutnya setelah pulang kerumah nanti, akan terjadi perang dirumah.

Ketenangan yang dia kejar, takutnya juga akan berakhir sampai sini.

Sudah sampai sini, Roky juga tidak bisa berbuat apa-apa, langsung meninggalkan masalah rumah sementara, memanggil taxi pergi ke hotel.

Tidak peduli bagaimana pun, semua kejahatan yang dilakukan kakak adik Ryeo, dia kali ini tidak akan melepaskannya.

............

Di dalam kantor.

Yulia meletakkan handphone pelan di atas meja, wajahnya yang cantik, malah ditutupi dengan kesedihan.

"Roky, apakah aku di dalam hatimu sungguh wanita yang kejam?"

Dia sambil berkata, dua baris air mata mengalir di sisi pipinya.

Berbeda dengan kedinginan saat menelepon tadi, ekspresi Yulia lemah, dalam hatinya sepertinya sedang menahan kesakitan yang amat besar.

Dia mengangkat tangan mengusap air mata, dengan pelan berkata: "Aku ini kenapa, apakah..........aku juga sudah jatuh cinta pada Roky?"

Kata-katanya baru terlontar, Yulia langsung mengangkat kepalanya, dengan kuat menggeleng, seperti berkata kepada dirinya.

"Tidak mungkin! Dia adalah calon suami Melani, tujuanku ke kota Gopo, untuk membantu Melani melepaskan masalahnya! Aku tidak mungkin jatuh cinta padanya!"

Dalam sekejap, Yulia kembali lagi ke citra sekretaris yang tenang, bijaksana, terlatih, dan juga elegan.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu