Aku bukan menantu sampah - Bab 877 Pemuda Kaya Misterius

Jenni sangat senang, matanya berbinar-binar, setelah Anji pergi, datang orang kaya lain lagi!

Dibandingkan dengan pemuda kaya ini, posisi Anji di hati Jenni langsung jatuh ke bawah.

"Putriku, apakah dia benar-benar datang untuk menemui Roky? Bagaimana mungkin orang kaya seperti itu mau menemui Roky, mungkin saja dia datang untuk menemui kamu, kenapa kamu tidak mengundangnya untuk makan bareng."

Begitu berbicara tentang orang kaya, tampang asli Jenni langsung terpapar keluar.

"Bu, dia bilang dia mau menemui Roky." Dewi mengernyit, "Mendengar Roky tidak ada di rumah, dia pun pergi, dia bilang dia akan berkunjung lain hari."

“Kamu seharusnya suruh dia datang untuk makan bareng.” Jenni tidak menyerah.

"Dia bilang dia ada urusan." Ujar Dewi, "Tapi dia sangat sopan, setelah dia tahu aku mau datang ke sini untuk makan, dia bilang dia mau mengantar aku, sebelum aku sempat bicara, Disa langsung menolak tawarannya."

“Dasar, Disa!” Jenni mengertakkan gigi karena marah, Disa merusak kesempatan bagi putrinya untuk menikahi keluarga kaya.

Roky bingung, siapa yang mencarinya?

Disa bertanggung jawab atas keselamatan Dewi, dia memang sangat waspada, sehingga tidak membiarkan Dewi masuk ke mobil orang asing, tindakan ini dilakukannya dengan benar.

Menurut keterangan Dewi, orang kaya itu jelas merupakan orang dari empat keluarga besar, mungkinkah itu adalah Hendrik?

Kalau Hendrik mau menemuinya, dia tidak mungkin tidak menelepon terlebih dahulu.

“Katanya dia akan datang lagi lain hari.” Ucap Dewi.

Mendengar itu, Jenni menghela nafas lega, dia berulang kali mengingatkan: "Kalau dia datang lagi, kamu harus memintanya untuk bertamu di rumah, kalau Disa berani memberi perintah secara sembarangan, kamu boleh memecatnya."

Roky mengangkat alis, berkata dengan ringan: "Selain aku, tidak ada yang berhak memecat bawahanku."

Jenni langsung menciut, Dia berkata sambil tersenyum kering: "Aku, aku cuman takut Disa bakal menimbulkan masalah, bagaimana kalau pemuda itu datang untuk mendiskusikan bisnis dengan Dewi, bukankah tindakan Disa akan menyinggung perasaan pemuda itu?"

Roky tahu apa yang dipikirkan Jenni, dia malas untuk berkata lebih banyak, dia mengambil hidangan untuk Dewi,

Jenni tidak lagi bertingkah, Alicia dan Rino juga menjadi lebih taat, Jadi, waktu makan berlalu dengan tenang, suasana sangat harmonis.

Usai makan, Roky mengobrol sebentar dengan Bastian, lalu membawanya pergi.

Saat Roky hendak membawa istrinya pulang, dia tiba-tiba mendapat panggilan telepon dari Sutinah.

"Roky, apakah kamu tahu ada orang dari Keluarga Lin yang pulang negeri secara diam-diam?"

“Siapa?” Wajah Roky mendingin.

Meskipun Marson terlibat dalam urusan perusahaan, tapi dia masih berada di luar negeri sehingga dia cuman bisa mengelola dari jarak jauh.

Apakah dia pulang negeri?

Sutinah terkekeh, nadanya penuh kebencian: "Dia adalah orang yang paling aku benci, aku rasa dia buru-buru pulang karena dia mau memanfaatkan pertarungan Marson dan Viska untuk mendapatkan kekuasaan, dia pulang untuk menjadi kaki tangan, bekerja sama antar orang dalam dan luar."

"Dia!!"

Cahaya dingin melintas di mata Roky.

Dia tidak penasaran lagi siapa orang kaya yang disebut istrinya, ternyata orang kaya itu adalah dia!

Selain dia, siapa lagi orang di Kota Sahaja yang berani berprofil setinggi itu di hadapannya?

Sutinah tersenyum dan berkata, "Kata-kataku sampai sini saja, singkatnya, aku mau mengingatkan kamu untuk tidak meremehkan orang ini, dia punya banyak trik, seperti harimau yang memasang senyuman di muka."

"Aku tahu." Sahut Roky dengan dingin.

Dibandingkan dengan Sutinah, dia lebih mengenal orang ini!

"Oke, " Sutinah tidak mau omong lebih banyak dengan Roky: "Karena ini adalah urusan internal Keluarga Lin, aku tidak akan banyak omong, sekarang aku beraliansi dengan kamu, aku bakal menghubungi kamu bila ada kabar.”

Roky segera bertanya: "Bagaimana kabar Dini?"

“Jangan khawatir, sekarang dia hidup lebih nyaman daripada aku.” Sutinah tersenyum dengan tenang: “Selama kita bekerja sama, aku bisa menjamin keselamatannya, aku juga akan mencari cara untuk mengeluarkannya dari sana supaya kekasihmu itu tidak perlu menderita dan kamu pun tidak usah khawatir lagi."

Roky mendengus dingin: "Hubungan aku dan Dini tidak seperti yang kamu bayangkan, kamu terlalu banyak berpikir."

“Baik iya maupun tidak, itu tidak ada hubungannya denganku, kita hanya perlu melakukan tugas masing-masing dengan baik.” Sutinah tersenyum tipis: “Selain itu, ingat apa yang aku katakan hari ini, kamu berhutang budi pada aku, kalau ada kesempatan, aku akan meminta kamu untuk membayar budi ini."

Selesai berbicara, Sutinah mematikan telepon.

Roky meletakkan ponsel, cahaya dingin melintas di matanya.

Sudah tidak sabar?!

Mau merebut Perusahaan Griya darinya? Mimpi!

, , ,

Pada sore berikutnya, begitu Roky masuk ke rumah, dia langsung mendengar tawa Jenni yang menyanjung.

"Tuan Rocky, apakah kamu mau minum teh lagi? Aku akan menuangkannya untukmu."

"Tidak sangka setelah menantuku diusir dari Keluarga Lin, kamu masih ingat dengannya, Tuan Rocky benar-benar orang yang baik."

"Bolehkah Tuan Rocky membela menantuku di depan Keluarga Lin supaya menantuku bisa pulang ke Keluarga Lin? Walau tidak bisa pulang, kalian setidaknya harus memberi menantuku sejumlah uang, uangnya kasih ke aku saja, tidak perlu kasih ke dia."

Roky melangkah ke ruang tamu, dia melihat seorang pria tampan dengan setelan hitam buatan tangan sedang duduk di sofa, Raut mukanya tiba-tiba menjadi dingin,

Pria ini sangat tampan dan memiliki penampilan ras campuran, memancarkan aura anggun, dia sedang tersenyum pada Jenni.

Jenni terlihat penuh perhatian, sibuk menuangkan teh untuk pria, ketika dia mendongak dan melihat Roky sudah pulang, dia langsung menghardik.

"Kenapa kamu baru pulang? Sepupumu datang untuk menemui kamu, cepat datang dan sapa sepupumu!"

Roky mengabaikannya, dia melangkah maju dengan ekspresi datar.

“Sepupu Roky.” Pria tampan berdiri dan tersenyum dengan sopan, mengulurkan tangan ke depan Roky.

Roky mengabaikan tangan pria, menatap wajahnya dan bertanya, "Viloid, kamu yang datang ke sini kemarin?"

Inilah yang diingatkan Sutinah di telepon!

Putranya Marson, Viloid tiba-tiba pulang negeri!

“Bagaimana caramu berbicara.” Jenni mengomel dengan marah.

Akhirnya ada orang dari Keluarga Lin yang kaya datang ke rumah, bocah ini tidak memanfaatkan kesempatan untuk menyenangkan hatinya, tapi justru malah bersikap buruk seperti ini.

Viloid sama sekali tidak peduli, dia mempertahankan senyumannya: "Sepupu, lama tak bertemu, malam ini aku akan mengadakan jamuan makan di Restoran Sound KTV, aku mau mengundang kamu dan keluargamu.”

"Haha."

Roky mencibir.

Sifat asli memang sulit diubah, Viloid bukan orang dari Keluarga Lin, tapi malah berlagak iya.

"Tidak ada waktu, kamu makan sendiri."

Jenni sangat marah, bisakah sampah ini berbicara dengan baik?

Restoran Sound KTV adalah hotel bintang lima kelas satu di Kota Sahaja, satu kali makan akan menghabiskan setidaknya puluhan juta, dia selalu ingin menikmati makan di sana, tapi tidak pernah ada kesempatan, sekarang kesempatan bagus datang, si sampah ini malah nolak.

"Roky, apa kamu gila? Bagaimana boleh kamu berbicara seperti ini dengan sepupumu, kamu tidak mau pergi, aku mau pergi!"

"Tuan Viloid, jangan marah dengan menantuku ini, setelah diusir dari Keluarga Lin, dia menjadi agak tidak waras!"

Mendengar permintaan maaf Jenni yang menyanjung, Roky membentak, "Diam, awas."

"Kamu! Apa yang kamu lakukan? Apa maksud sikapmu ini." Jenni marah hingga mengentak-entakkan kaki.

Di depan Viloid, sampah ini bahkan berani meneriaki dirinya, sama sekali tidak memberinya muka.

Roky terlalu malas untuk berbicara, dia langsung memanggil satpam vila untuk mengeluarkan Jenni.

Teriakan Jenni berangsur-angsur lenyap, ruang tamu kembali sunyi.

Viloid tersenyum, berkata dengan penuh arti, "Roky, tampaknya keluarga istrimu cukup menarik."

“Ada apa kamu mendatangi aku?” Roky mendengus dingin.

“Kita semua adalah keluarga, aku cuman mau mengundang kamu untuk makan bareng sambil membicarakan apa yang terjadi beberapa tahun terakhir ini.” Viloid berkata sambil tersenyum, “Apakah kamu tidak penasaran dengan alasan aku pulang negeri?”

“Kamu bukan orang dari Keluarga Lin, untuk apa aku tertarik pada orang seperti kamu!” Roky sama sekali tidak segan, “Ada orang yang tidak tahu diri dan ingin mendapatkan sesuatu yang bukan miliknya, aku hanya bisa memberi orang seperti ini satu kata."

"Mimpi!"

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu