Aku bukan menantu sampah - Bab 127 Dia Adalah Suamiku

Melihat Andrew, yang biasanya pendiam namun kali ini sikapnya keras, Jenni sangat marah, dia menoleh dan berkata kepada Roky.

"Roky, ayahmu adalah orang bodoh, ayo coba kamu berikan komentar! Mana ada perseteruan yang melebihi satu hari antara ibu dan anak serta saudara kandung sendiri, selalu mengatakan ingin memutuskan hubungan, ini terlalu kekanak-kanakan! Selain itu, hari ini aku pergi ke rumah Keluarga Liu, Nyonya Cristy berkata dengan sedih sambil menarik tanganku, dia menyuruhku menyampaikan permintaan maafnya kepada Andrew, apa yang terjadi hari itu adalah kesalahpahaman, dia sudah lanjut usia, dan dia sudah gegabah, dia selalu menyesalinya, dia juga memberiku beberapa perhiasan sebagai pertanda maaf."

"Dia gegabah? Dia ingin merebut propertiku, mengambil vila Roky, dia juga mengatakan dia ingin Dewi bercerai dan menikah lagi, apakah ini namanya gegabah?"

Andrew langsung marah, dia berdiri dan berkata: "Kamu hanya pergi ke rumah Keluarga Liu sebantar, mereka membujukmu dan kamu sudah percaya kepada mereka!"

Melihat ayah mertuanya dan ibu mertuanya berdebat dan mereka berdua menarik dirinya untuk menjadi penengah, Roky merasa sangat kebingungan.

Dia segera mencari alasan: "Dewi memintaku untuk menjemputnya, aku pergi dulu."

Setelah selesai mengatakannya, Roky buru-buru berjalan keluar dari pintu utama, dan masih terdengar suara pertengkaran di antara mereka berdua di belakangnya.

Sulit ikut campur dalam urusan rumah tangga, jadi lebih baik dia tidak ikut campur.

Roky mencari sebuah restoran kecil, memesan beberapa hidangan, dan berencana untuk berada di sana hingga malam, kemudian baru pulang.

Ini adalah food street terkenal di Kota Gopo, sangat ramai.

Roky sedang makan, matanya tiba-tiba melihat dua orang di seberang jalan, dan dia terkejut.

Bukankah itu istrinya, Dewi?

Di seberang jalan ada sebuah restoran yang sangat mewah, di seberang kaca di lantai dua, Roky melihat Dewi duduk di dekat jendela, seorang pria paruh baya berpakaian rapi dan memakai kacamata emas duduk di seberangnya.

Dewi sedang memegang dokumen dan berbicara dengan pria itu terus-menerus, seolah-olah dia sedang memperkenalkan studionya, mungkin dia ingin pihak lawan berinvestasi di tempatnya.

Tetapi pria paruh baya itu tidak berkonsentrasi, matanya terus melirik leher, garis leher, dan dadanya.

Dia bahkan ingin menyentuh tangan Dewi saat memegang dokumen.

Untungnya, Dewi merespons dengan cepat, dan dia langsung menyingkirkan tangannya.

Api kemarahan Roky langsung membara ketika melihat itu!

Sialan, berani-beraninya dia memiliki pemikiran tidak baik kepada istrinya!

Pelayan baru saja berjalan dengan membawa semangkuk mie pangsit, sebelum dia meletakkannya, Roky langsung berdiri, dia mengeluarkan uang kertas merah dan menepuknya di atas meja.

"Simpan kembalianya."

...

Lantai dua Restoran Sidoraja.

Dewi sedang menekan rasa tidak sukanya di dalam hatinya, dia memaksakan dirinya untuk tersenyum, dan berkata kepada orang di seberang meja: "Direktur Firdaus, perencanaan masa depan perusahaan sudah tertulis di dokumen, pasti akan ada perkembangan di masa depan."

"Dewi, aku tahu kemampuanmu."

Pria paruh baya itu menunjukkan ekspresi dilema: "Tetapi sekarang perusahaan masih memiliki beberapa proyek untuk diinvestasikan, dananya terbatas."

Dewi sedikit kecewa, dia sudah berbicara begitu banyak dan begitu lama dengannya, tetapi dia masih memberikan jawaban yang tidak pasti, itu membuatnya kebingungan.

Melihat ekspresi Dewi demikian, pria paruh baya itu sengaja mengusap-usap tangannya dan berkata: "Sebenarnya bukan tidak ada cara, aku akan mendiskusikannya dengan para eksekutif perusahaan dulu, sejujurnya, aku sangat optimis dengan perusahaanmu, kalau tidak bagaimana jika malam ini kita bicarakan lagi, beri tahu aku lebih banyak tentang perusahaanmu."

"Ini sudah terlalu malam."

Dewi meragu.

Sekarang sudah jam delapan malam, jika terus memberbicarakan ini, takutnya itu akan berlangsung hingga lebih larut.

Pria paruh baya itu berkata sambil tersenyum: "Tidak malam kok, investasi bukanlah hal yang sepele, bagaimana kita bisa saling percaya jika kita tidak saling memahami secara mendalam? Aku akan mentraktirmu makan cemilan malam dan kita bicarakan masalah perencanaan lagi.

Ayo, Direktur Dewi, berjabat tangan untuk kerja sama kita di masa depan. "

Setelah selesai mengatakannya, pria paruh baya itu mengulurkan tangannya dan hendak menjabat tangan kecil Dewi, ada cahaya jahat melintas di dalam matanya.

Pria paruh baya itu bernama Firdaus, dan dia telah lama mendambakan Dewi, "wanita tercantik di Kota Gopo".

Hanya saja karena kedudukan Keluarga Liu yang tinggi, dia tidak berani sembarangan melakukan sesuatu kepada wanita cantik ini.

Sekarang Dewi malah datang menemuinya, dia mengatakan bahwa dia telah memutuskan hubungan dengan Keluarga Liu, dia ingin membujuknya untuk berinvestasi di studio barunya, ini membuatnya merasa sangat gembira, ia berencana untuk mendapatkan Dewi malam ini dan bermain dengannya!

Dewi tidak ingin berjabat tangan dengan Firdaus, tetapi karena dia berinisiatif untuk berjabat tangan, jika dia menolak, dia akan terlihat tidak tulus, jadi dia memaksakan diri untuk mengulurkan tangannya.

Tepat ketika Firdaus diam-diam merasa gembira dan hampir memegang tangan kecil Dewi.

Tiba-tiba sebuah tangan besar langsung muncul dan menjabat tangannya.

Firdaus tertegun sejenak, lalu dia mengangkat kepalanya dengan marah dan berteriak: "Siapa kamu, apa yang kamu lakukan?"

Ketika Dewi mendongak, dia juga tercengang.

"Roky, kapan kamu datang?"

Setelah selesai mengatakannya, dia bergegas menjelaskan kepada Firdaus: "Dia adalah suamiku."

Ketika mendengar kata "suami", wajah Firdaus langsung menjadi muram.

"Aku baru tiba." Roky berpura-pura tidak melihat kemarahannya, dia tersenyum pada Dewi, dan berkata kepada Firdaus: "Namamu Firdaus bukan, bos Perusahaan Future?"

Firdaus tampak marah dan dia berkata: "Ya, kenapa?"

"Tidak apa-apa, hanya tidak begitu bermoral!" Roky mengangguk beberapa kali, dan sengaja memperpanjang nadanya.

Firdaus merasa kesal, dia ingin menarik tangannya dengan acuh tak acuh.

Tetapi telapak tangan Roky seperti penjepit besi, itu membuatnya tidak bisa bergerak.

"Hiss!" Firdaus mengeluarkan suara menarik napas, telapak tangannya terasa semakin sakit, dan tulang-tulangnya seperti hampir patah, "Kamu ... cepat lepaskan tanganku, tanganku sudah hampir dipatahkan olehmu."

Dewi tahu bahwa Roky kuat, dia bergegas berkata: "Roky, lepaskan tangannya dulu."

Roky melepaskan tangannya dan menatap Firdaus sambil tersenyum sinis.

Firdaus kesakitan hingga wajahnya tidak enak dipandang, dia melirik Roky dengan marah, kemudian berkata kepada Dewi: "Suruh suamimu untuk segera pulang, aku tidak terbiasa membicarakan masalah investasi di depan orang luar."

Dewi meragu sejenak dan berkata: "Roky adalah suamiku, dia tahu tentang aku ingin mendirikan perusahaan, dia bukan orang luar."

"Bahkan jika dia bukan orang luar, aku juga tidak terbiasa membicarakan hal-hal penting seperti ini di depan pihak ketiga."

Firdaus menatap Roky dengan tatapan kesal, dia hanya ingin segera mengusirnya, lalu dia berkata: "Lagipula, dia tidak memahami masalah investasi."

Dewi mengangkat kepalanya dan berkata dengan lembut: "Roky, aku di sini untuk membahas masalah bisnis, kamu pulang saja dulu."

"Tidak apa-apa, aku akan menunggumu."

Setelah Roky selesai mengatakannya, dia duduk di sebelah Dewi.

Melihat Roky menempel pada tubuh halus Dewi, Firdaus marah hingga menggertakkan giginya, melihat mangsanya akan direbut begitu saja, dia merasa tidak senang.

Dia mendengus dan berkata: "Kamu adalah menantu dari Keluarga Liu bukan? Kamu sudah terkenal di Kota Gopo, Wiwi telah bekerja keras untuk menghidupi keluarga, tolong jangan ganggu pekerjaannya.

Aku dan Wiwi membicarakan masalah investasi, kamu hanya akan mengganggu di sini. "

Perkataan Firdaus sangat tidak sungkan, karena dia sama sekali tidak memandang Roky.

Sebagian besar orang di kalangan bisnis tahu tentang menantu Keluarga Liu yang tidak berguna ini, dia merasa Dewi yang begitu cantik tidak layak menikah dengan "pria yang kehidupannya mengandalkan wanita", itu seperti sekuntum bunga indah tumbuh di kotoran sapi.

Roky mengerutkan kening dan menatap Firdaus dengan dingin.

Si brengsek ini memanggilnya dengan panggilan "Wiwi", seolah-olah dia adalah istrinya! Bahkan dia pun belum pernah memanggil Dewi dengan begitu akrab!

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu