Aku bukan menantu sampah - Bab 476 Istriku, Mari Kita Nikmati Malam Ini?

“Suamiku, akhirnya kamu kembali.”

Saat Dewi sedang menunggu di bandara, lalu melihat Roky berjalan keluar dari lorong, dia segera menghampiri Roky dan memeluknya.

Roky juga merasa bersemangat, dengan erat memeluk tubuh halus Dewi.

Mencium aroma samar melati di rambut istrinya, pikiran Roky melayang.

Roky akhirnya kembali ke Kota Gopo!

Dan kemudian… bisa menyelesaikan proyek “Membuat bisnis besar” bersama istrinya.

Jenni berdiri di belakang dan melihat putrinya dan Roky saling berpelukan, dia sangat marah sehingga dia memelototi matanya dan berkata: “Di siang hari bolong seperti ini, kenapa kalian berpelukan seperti itu! Roky, cepat lepaskan putriku.”

Dewi melemparkan dirinya ke pelukan Roky, begitu bersemangat hingga dia hampir menangis, tidak peduli dengan apa yang dikatakan Jenni.

“Roky, lepaskan.” Jenni melihat bahwa mereka masih berpelukan dengan mesra dan berteriak dengan marah.

Jenni masih menginginkan perceraian Dewi dan Roky, menyuruh putrinya menikah dengan orang kaya di Kota Wasa, Jenni takut mereka berdua semakin dekat.

Sambil memeluk tubuh halus Dewi, Roky berkata: “Bu, aku sah-sah saja memeluk istriku.”

Apa yang salah dengan memeluk istrinya?

Apakah harus melapor kepada Jenni dulu?

“Bagus, baru pergi ke Kota Wasa sekali saja, sikapmu sudah berubah, perkataanmu mulai lantang!” Jenni sangat marah sehingga dia menarik Dewi dan berkata: “Putriiku, jangan biarkan dia memelukmu, tidak enak kalau dilihat orang-orang.”

Sebaliknya, Dewi memeluk Roky menjadi semakin erat dan berkata: “Bu, suamiku yang memelukku, memangnya kenapa?”

Jenni sangat marah karena dia tidak menyangka putrinya akan membantu Roky, dia sangat marah sehingga dia berteriak: “Di siang hari bolong seperti ini, kalian berpelukan seperti ini? Mau ditaruh dimana wajah keluarga Liu!”

“Kalau begitu kembali ke rumah dan berpelukan lagi.” Roky berkata.

Roky sengaja ingin membuat Jenni marah.

Sambil berbicara, Roky sedikit membungkuk, langsung menggendong Dewi, dan melangkah ke luar bandara.

“Astaga, suamiku, lepaskan aku.”

Dewi tersipu malu, dan bagian telinganya mulai panas.

Dia digendong oleh Roky, seluruh tubuhnya menjadi panas, wajahnya memerah dan jantungnya berdetak kencang.

Roky menggendong tubuh Dewi yang montok dan halus, dan tidak bisa menahan perasaan gelisah, sambil berjalan, dia menundukkan kepalanya untuk mendekati wajah cantik Dewi, memberikan ciuman di wajahnya, dan kemudian berkata dengan suara rendah.

“Istriku, mari kita nikmati malam ini?”

Hari ini, Dewi datang untuk menjemput Roky, kelihatannya dia sengaja berdandan.

Rambut hitamnya berada di bahunya, wajah yang cantik ditimpa dengan bedak tipis, mata cerah dan gigi cerah. Bibir cherrynya seperti kelopak mawar, dia mengenakan gaun berwarna hitam sederhana, dan menutupi tubuh indahnya dengan erat.

Roky memeluk Dewi dan jelas merasa bahwa istrinya sedikit gemuk.

Dulu, Dewi kurus, sekarang, tidak ada kontradiksi antara pasangan suami istri ini, Dewe sebenarnya sedikit montok, namun, tampaknya bagian yang seharusnya membesar sudah besar, dan bagian yang seharusnya mengecil sudah kecil, saat di gendong membuat hati muncul hawa nafsu.

Gaun Dewi menutupi erat tubuhnya yang kecil, kakinya yang menawan mengenakan stoking hitam.

Roky sengaja mengarahkan lengannya di pahanya dan merasakan stoking sutra yang licin dan dingin, seluruh tubuhnya memanas, dia sangat tidak ingin melepaskannya.

Ketika wajah Dewi memerah dan jantungnya berdebar-debar, dia tiba-tiba melihat seseorang berdiri di gerbang keberangkatan, dia tercengang lalu berkata.

“Hah, bukankah itu Talita? Apakah dia juga datang ke Kota Gopo?”

Roky juga tercengang, dia langsung menghentikan langkahnya.

Barusan dia begitu bersemangat melihat istrinya, sehingga dia lupa mengatakan sesuatu tentang Talita.

Jenni juga melihat Talita, dia berkata: “Bagus, penipu ini datang ke Kota Gopo lagi! Roky, katakan yang sebenarnya, di Kota Wasa, bukankah kamu sudah bermain-main dengannya...”

“Ibu! Jangan asalan bicara.” Dewi segera mengeluh.

Tidak peduli bagaimana mengatakannya, Talita pernah menjadi kerabat jauh keluarga Liu, dan Bibi Lisa dibesarkan oleh keluarganya, keduanya seperti ibu dan anak.

Ibunya asalan bicara, mana boleh bicara asal-asalan seperti itu di depan umum.

Dia terdiam sejenak dan menyuruh Roky menurunkan dirinya.

Roky menurunkan Dewi dan segera menjelaskan: “Istriku, kali ini aku kembali ke Kota Gopo untuk membangun pabrik farmasi, dan aku sedang mencari sebidang lahan untuk membangun basis penanaman jamu Cina, Talita adalah lulusan dari Universitas Pengobatan Tradisional China dan magang di National Medical Center, dia memiliki banyak pengalaman terhadap penelitian tentang pengobatan tradisional China, jadi dia datang untuk membantu aku.”

Talita juga melangkah maju dan berkata dengan gelisah: “Dewi, jangan salah paham dulu, aku datang kemari untuk bekerja. Kamu jangan khawatir, aku akan menyewa rumah sendiri dan itu tidak akan mempengaruhi kalian.”

Dewi menatap Talita dan suasana hatinya menjadi kacau.

Dia masih ingat bahwa ketika Talita datang ke Kota Gopo untuk pertama kalinya dan melakukan kencan buta dengan Mike, dia mengenakan gaun putih panjang dan memiliki senyum manis, dia seperti wanita polos.

Saat itu, keluarganya lebih unggul, dan keluarga Liu merawatnya, seperti bunga di rumah kaca, tanpa beban.

Namun kini, Talita justru memperkecil relasi, wajah cantik malah semakin tirus, di sela-sela alis juga diselimuti lapisan kesedihan.

Pasti keluarga Meng bangkrut, Talita juga jadi anak yatim piatu, dampaknya sangat besar terhadapnya.

Dewi sangat baik hati, awalnya dia sudah memiliki simpati kepada Talita, dia menghela napas dan berkata: “Talita, kamu datang ke Kota Gopo sendirian. Kamu belum begitu familiar dengan kehidupan di kota ini. Terlalu berbahaya bagi seorang gadis sepertimu untuk menyewa rumah di luar, jika kamu tidak keberatan, rumah lama keluarga Liu kami sangat bersih, kamu bisa tinggal di sana. “

Sekarang Jenni sekeluarga sudah pindah ke sebuah vila, rumah lama keluarga Liu, memiliki tiga kamar tidur dan satu ruang tamu, untuk sementara belum disewakan, kebetulan bisa menyuruhnya tinggal.

Mata Talita berkedip sejenak, dengan ragu-ragu bertanya: “Apakah benar-benar boleh?”

“Kenapa tidak.” Dewi berkata sambil tersenyum: “Terlalu berbahaya bagimu untuk tinggal di luar, aku jadi khawatir.”

Saat mendengar bahwa Dewi memberikan Talita rumah lamanya untuk ditinggali, Jenni segera berkata.

“Apa, mana boleh menyuruh dia tinggal di rumah kita? Aku sudah berencana ingin menjual rumah itu!”

“Bu, tidak apa-apa menyuruh Talita tinggala di sana sebentar, lagipula, kamu tidak kekurangan uang.” Dewi menasihati, “Tidak Bisa!” Jenni menolak, dia masih bersikeras.

Talita juga dengan cepat melambaikan tangannya: “Dewi, kalau begitu, lebih baik aku menyewa rumah saja, itu tidak akan jadi masalah...”

“Tidak apa-apa.” Dewi berkata dan menoleh kepada Jenni lalu berkata lagi: “Bu, jangan lupa, bahwa vila yang kita tinggali milik Roky, bagaimana kalau kita kembali ke rumah lama dan menyuruh Talita tinggal di vila?”

“Kamu ini...”

Tentu saja, Jenni menolak, dia sudah terbiasa tinggal di vila besar, bagaimana dia bisa tinggal di rumah lama itu.

Di bawah ancaman Dewi yang setengah membujuk dan setengah mengancam, Jenni akhirnya dengan enggan setuju untuk membiarkan Talita tinggal di rumah lama itu.

Namun, Jenni masih menginginkan satu syarat, yaitu meminta Roky untuk memberikan uang sewa sebesar 40 juta sebulan, bagaimanapun, dia tidak bisa mengalami kerugian.

Dewi tidak berdaya dan menarik Jenni ke samping: “Bu, kamu hanya bisa menyewa rumah itu seharga 8 juta saja, harga sewa sebesar 40 juta lebih mahal daripada harga sewa di Kota Wasa.”

Jenni menggigit bibirnya: “Tidak bisa, kalau begitu aku akan menjualnya.”

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu