Aku bukan menantu sampah - Bab 380 Jenni Menerima Pukulan

Roky menelepon beberapa kali, tapi bibinya, Viska, tidak menjawab semua teleponnya.

Makian kasar Jenni terus bergema di telinganya, sindiran-sindiran tajam dari kerabat-kerabat Keluarga Xu juga membuatnya merasa semakin kesal.

Dewi tidak ingin Roky terus dipermalukan, jadi dia terpaksa meminta maaf pada para kerabat dari Keluarga Xu satu per satu, dan meminta mereka untuk memaafkan Roky.

Tapi, kerabat Keluarga Xu malah memarahi Roky semakin kasar, bahkan ada dua orang wanita yang menyuruh Dewi mencampakkan Roky, dan menyarankannya untuk mencari bos kaya di Kota Wasa dan menikah lagi.

Saat itu, sebuah mobil Lamborghini berwarna silver melaju ke arah gerbang dan dari mobil itu turun dari seorang pria muda yang mengenakan setelan desainer berwarna abu-abu.

Di luar setelan pria itu, dia juga mengenakan sebuah jas putih, sepatu kulitnya terlihat sangat bersih, dia juga terlihat sangat tenang dan sopan.

Dua orang asisten buru-buru mengikutinya, mereka berdiri di belakangnya, satu di kiri dan satu lagi di kanan, mereka terlihat sedang membantunya membawa tas.

Tatapan mata wanita paruh baya itu langsung berubah, dia mendengus dingin dan berkata: “Anakku sudah pulang, biarku lihat apa lagi yang mau kamu jelaskan.”

Setelah itu, dia dengan cepat maju ke depan dan membisikkan apa yang baru saja terjadi pada anaknya.

Saat melihat "Ahli yang diundang secara khusus oleh Pengobatan Tradisional Negara" itu, Jenni mundur tanpa sadar.

Meskipun dia tidak tahu seberapa terkenalnya Pengobatan Tradisional Negara, dia tahu kalau dia tidak mungkin bisa melawan mereka saat dia melihat penampilan pemuda ini.

Setelah mendengarkan ucapan ibunya, pria berjas abu-abu itu menatap Roky dengan jijik, dan berkata: "Apa kamu sudah gila, kamu bilang rumahku ini milikmu? Lihat bajumu yang compang-camping itu, bahkan sepatuku saja lebih mahal dari baju yang kamu pakai, orang miskin sepertimu pantasnya tinggal di bawah kolong jembatan, ingin tinggal di vila mewah seperti ini, di kehidupan selanjutnya pun tidak akan bisa."

Ekspresi wajah Roky terlihat gelap, dia lalu menjawab dengan dingin: "Katakan, Siapa namamu!"

Dia benar-benar marah sekarang, asalkan dia tahu nama pria itu, dia pasti akan menghabisinya!

Pria berjas abu-abu itu mencibir dengan dingin dan berkata dengan nada mengejek: “Orang miskin sepertimu, mana pantas menanyakan namaku? Cepat bawa kerabat-kerabat pengemismu itu pergi dari sini, atau aku akan mematahkan kakimu!”

Setelah mengatakan hal itu, dia terdiam sebentar, lau setelah beberapa saat, dia menunjuk ke Jenni dan berkata: "Wanita tua ini, beraninya kamu menghina ibuku tadi! Cepat berlutut dan bersujud pada ibuku, kalau tidak aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja."

Jenni dari tadi sudah dipermalukan, saat pemuda itu menyuruhnya bersujud, dia langsung berteriak kesal: "Sialan! Hanya karena pakaiannya lebih bagus, aku harus bersujud pada wanita tua itu? Bisa saja uang wanita tua itu adalah hasil dari menjual diri…"

"Wanita sialan, berani-beraninya kamu menghina ibuku!"

Ekspresi wajah pria yang memakai setelan jas abu-abu itu langsung menggelap, dia dengan cepat melayangkan tamparan ke wajah Jenni!

"Plakk!"

Saat merasakan rasa sakit yang tajam di wajahnya, Jenni yang dari tadi sibuk memaki langsung terjatuh di atas tanah, darah menetes dari sudut mulutnya.

“Ibu!” Dewi terlihat marah dan cemas, dia dengan cepat maju ke arah ibunya.

Jenni terduduk di tanah, dia menangis dengan keras: "Ini semua salahmu, siapa suruh kamu menikahi Roky, si miskin itu! Gara-gara dia Keluarga Liu akan menderita selamanya! Kamu harus menceraikannya besok!

"Dasar miskin!" Ekspresi pria berjas abu-abu itu terlihat sangat menghina, dia mengambil sapu tangan yang diberikan oleh asistennya dan mengusap telapak tangannya.

Wanita tua sialan, membuat tangannya kotor saja.

Dewi sangat marah sampai kedua matanya terlihat merah, dan dia dengan cepat berdiri dan berteriak: “Kenapa kamu malah memukuli orang!”

“Memukuli orang?” Pria berjas abu-abu itu mendengus dingin: “Apa sekelompok orang yang miskin bisa dianggap manusia? Bahkan anjingku saja lebih berharga dari kalian! Pergi dari sini!”

Setelah mengatakan hal itu, dia menendang perut Dewi.

Tepat saat sepatu kulit akan mengenai perut Dewi, dia tiba-tiba merasakan ada seseorang yang menahan kakinya, lalu perutnya terasa sangat sakit, dan seluruh tubuhnya tiba-tiba terbang dan jatuh dengan keras ke tanah.

Ekspresi wajah Roky terlihat dingin, dia memeluk Dewi dengan satu tangan, dan perlahan menarik kakinya.

Pria itu menampar Jenni, dia masih bisa berpura-pura tidak melihatnya, lagi pula Jenni juga cukup pantas menerimanya, sudah seharusnya dia mendapatkan pelajaran, tapi dia tidak akan pernah duduk diam saat pria itu berani menyentuh istrinya.

Dewi masih shock, dia langsung masuk ke dalam pelukan Roky dan buru-buru berteriak: “Roky, apa ibuku baik-baik saja?”

Pria berjas abu-abu itu mencengkeram perutnya dan berusaha untuk berdiri, saat dia mendengar kata ‘Roky’, dia mengangkat kepalanya dengan kasar dan menatapnya dengan tatapan tajam.

Roky melirik ke arah Jenni, dan berkata dengan pelan: “Kulit ibu hanya tergores, tidak ada masalah yang serius.”

Dia lalu menatap pria berjas abu-abu itu, dan terkejut.

Tatapan mata pria itu terlihat sangat tajam, seperti akan menusuknya, dia menatap Roky dengan penuh kebencian dan amarah.

Saat itu lebih dari dua puluh pengawal keluar dari vila.

Pria berjas abu-abu itu langsung meraung: “Tangkap orang miskin itu dan serahkan dia padaku, berani-beraninya mereka menerobos ke rumahku, aku tidak akan mengampuni mereka!”

Dia meraung dengan sangat keras, suaranya terdengar penuh dengan kebencian.

Roky bingung sebentar, dia hanya menyerangnya balik, kenapa dia malah tiba-tiba membencinya sampai ke tulang-tulang, seakan-akan Roky adalah musuh lama ayahnya.

Dia bahkan tidak pernah bertemu dengannya!

Selain itu, vila ini awalnya juga adalah milik Roky.

Belasan kerabat Keluarga Xu yang tidak pernah dikepung oleh sekelompok penjaga yang membawa tongkat terlihat sangat panik, mereka dari tadi terus meminta ampun.

Jenni terlihat seperti kelelahan, dia sangat takut sekarang, sambil gemetaran dia buru-buru berkata: "Jangan, kami tidak terlihat dengan masalah ini… Kami akan pergi sekarang, kamu tangkap Roky saja."

Pria berjas abu-abu itu menatap tajam Roky, dia lalu melontarkan beberapa kata: "Tentu, masalah ini tidak ada hubungannya denganmu, aku hanya menginginkan nyawa Roky saja."

"Baguslah."

Jenni tiba-tiba terlihat senang, dia dengan cepat berdiri dan menarik Dewi: "Putriku, ayo kita pergi."

Roky terlihat tenang, dia berkata dengan dingin: "Kamu ingin menghadapiku sendiri, tapi kamu sendiri masih tidak pantas."

Setelah mengatakan hal itu, dia langsung menghubungi seseorang, dan berbicara dengan suara rendah.

Para penjaga itu mengubah target dan mengepung Roky.

Semua kerabat Keluarga Xu langsung bersembunyi dari jauh karena mereka takut dipukuli.

Tapi Dewi sangat cemas, dia dengan cepat melepaskan pegangan Jenni, dan berlari ke arah Roky lalu berdiri di sampingnya.

Wajahnya pucat dan bibirnya sedikit bergetar karena ketakutan, tapi dengan keras kepala dia berkata kepada pria berjas abu-abu itu: “Kalau kamu berani menyakiti suamiku, aku tidak akan melepaskanmu!”

“Gadis bodoh itu! Untuk apa kamu mempertaruhkan nyawamu demi sampah itu." Jenni terdengar sangat marah.

Roky melirik istrinya yang berdiri di sampingnya, dia merasa agak tersentuh.

Di saat gawat seperti ini pun, hanya istrinya yang tidak akan pernah meninggalkan dirinya sendiri.

Meski istrinya terlihat ketakutan, dia tetap memilih untuk berdiri di sampingnya.

Istri seperti Dewi, memang pantas dilindungi dengan cara apa pun.

Pria berjas abu-abu itu mencibir dan berkata: "Coba pilih, apa aku harus menghabisimu dulu atau istrimu dulu? Sepertinya kamu sangat menyayangi istrimu, kalau begitu aku akan mematahkan kaki istrimu dulu, dan biarkan dia melihat dengan kedua matanya sendiri, bagaimana aku akan memukulimu sampai menjadi orang cacat! Lagi pula kehilangan beberapa puluh juta bukan masalah besar bagiku, aku punya banyak uang!”

Roky menyengir kecil, dari matanya terlihat sirat ingin membunuh.

“Coba saja!”

Puluhan pengawal keluar dari vila sambil membawa pipa baja, mereka terlihat sangat agresif.

Jenni ketakutan, dia berlutut dan berteriak: "Tolong, biarkan putriku pergi, kalau kamu ingin memukuli seseorang, pukul saja Roky, putriku akan segera menceraikannya."

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu