Aku bukan menantu sampah - Bab 756 Memecahakan Papan Nama Leluhur

Leon merasakan sakit yang tajam di kepalanya, saat dia mengulurkan tangan ke kepalanya, dia langsung menyentuh darah di belakang kepalanya, dia langsung marah dan menendang Dewi.

“Dasar jalang, berani-beraninya kamu menyerangku.”

Tendangan yang keras itu langsung mengenai perut Dewi.

Dewi terjatuh ke belakang, dan wajahnya langsung berubah pucat karena kesakitan.

“Putriku!” Jenni terlihat sangat terkejut dan ketakutan, wajahnya terlihat hijau, dia kaki dan tangannya langsung terasa lemas.

Andrew sangat marah, dia dengan cepat berdiri, dan berlari ke arah Leon sambil meraung.

“Dasar penipu sialan, aku akan menghabisimu.”

Putrinya sedang hamil, dan perutnya malah ditendang oleh pria sialan itu.

Andrew panik dan ingin melindungi putrinya, dia kehilangan akal sehatnya dan terus memukuli Leon dengan berapi-api.

Leon dengan cepat mundur, dalam hati dia merasa sangat bangga.

Dia sengaja ingin membuat marah keluarga Jenni dan membiarkan mereka diusir dari Keluarga Xu, properti keluarga mereka juga akan disita semuanya!

Sebenarnya luka dari vas itu tidak terlalu parah, vas itu hanya menggores sedikit kulit kepalanya dan berdarah.

Jonathan sangat marah, dia mengambil sebuah mangkuk dan membantingnya dengan kasar ke lantai.

"Cukup! Beraninya kalian menyerang anak cucu Keluarga Xu di depan papan nama para leluhur Keluarga Xu! Seseorang, cepat ikat Jenni dan keluarganya, gantung mereka di pohon di halaman, biarkan mereka dihukum menurut aturan keluarga kita."

Mendengar kata-kata Aurel, semua anggota Klan Keluarga Xu ikut marah dan bergegas menangkap mereka, mereka mengikat Jenni sekeluarga dengan kuat, dan memaksa mereka berlutut di lantai.

Dewi sangat marah dan putus asa.

Meskipun mereka semua bermarga Xu, tapi orang-orang dari Klan Keluarga Xu malah memperlakukan keluarganya dengan dingin dan kejam!

Sekarang suami Dewi tidak ada di sini, kalau suaminya kembali, entah apa yang akan dilakukan orang-orang ini pada suaminya.

Jenni berlutut di tanah, dia terus menangis dan memohon belas kasihan, dia tidak tahu harus bagaimana lagi.

Wajah Andrew dipukuli sampai babak belur, mulutnya juga dibungkam.

Dewi memegangi perutnya, wajahnya berubah pucat, dalam hati dia sangat ketakutan.

Tendangan Leon tadi tidaklah ringan, apa anaknya akan baik-baik saja?

Saat itu, Aurel berdiri, dia sengaja membungkuk, dan berkata dengan suara rendah: "Dewi, suamimu membuat kekacauan yang cukup hebat di media sosial kemarin, dia membuatku kehilangan muka di Keluarga Xu, dan hampir membuatku bercerai dengan suamiku, sekarang aku ingin membalaskan dendamku, biar kalian rasakan apa yang aku rasakan.”

Dewi mengangkat kepalanya dan berkata dengan marah: “Aurel, kamu sengaja melakukan semua ini?”

“Memangnya kenapa?” Aurel mencibir dengan suara yang hanya bisa didengar mereka berdua, dia lalu berbisik di telinga Dewi: "Sebenarnya jamuan keluarga hari ini adalah rencanaku dengan Kakek Jonathan, keluargamu akan dipanggil ke Kota Wasa, semua anggota Klan Keluarga Xu akan menuntut kalian dengan pasal tiga lapis.

Kebetulan sekali putraku juga terluka, dua pertiga dari harta keluargamu akan diberikan pada putraku, dan untuk vila keluargamu di Kota Wasa, putraku cukup menyukainya, jadi besok kalian harus keluar dari sana, dan biarkan putraku yang tinggal di sana."

Dewi sangat marah sampai dia tidak bisa berbicara, dia bisa merasakan emosinya yang semakin meluap-luap.

Mereka sama-sama berasal dari Keluarga Xu, tapi orang-orang ini sangat perhitungan dengan keluarganya! Mereka benar-benar tidak punya hati!

Saat ini, Leon maju dengan dua orang pria, dan berbicara dengan nada kasihan.

“Persiapkan hukuman mereka, pertama gantung Dewi dulu di pohon di halaman.”

“Jangan sentuh aku." Dewi terkejut dan berusaha memberontak: "Aku sedang hamil, jangan sentuh aku."

Leon mencibir: "Tidak ada gunanya kamu berbohong kali ini, entah kamu hamil atau tidak, kamu tetap akan digan…"

Sebelum Leon selesai mengucapkan kata digantung, dia tiba-tiba merasakan hembusan angin di belakangnya, dan diikuti oleh sebuah teriakan keras.

Tepat sebelum dia sadar dengan apa yang sedang terjadi, dia merasakan sakit yang tajam di punggungnya, rasanya seperti dia ditabrak oleh sepeda motor yang melaju dengan kencang, dua bahkan sampai tidak bisa bersuara, seluruh tubuhnya terasa seperti meledak, dia lalu terhempas dan terjatuh dengan suara keras dia atas meja yang penuh dengan anggur dan makanan.

Dewi terlihat ketakutan, dia tiba-tiba berseru.

"Suamiku!!"

Di pintu, seseorang sedang berdiri melawan arah datangnya cahaya, ekspresi wajahnya dingin, kedua matanya terlihat penuh dengan amarah!

Itu adalah Roky!

Saat itu, Andrew tersadar kembali, dia berteriak dengan sangat putus asa, dia terus berteriak bantuan ke Roky.

Tatapan mata Roky sangat dingin, dia berjalan masuk tanpa sepatah kata pun, dia meraih tali rami yang terikat di Dewi dan meremasnya ringan, tali tebal itu langsung berubah menjadi abu.

Saat itu juga, dia dengan cepat memeluk Dewi dan bertanya dengan lembut: "Istriku, apa kamu baik-baik saja?”

Dia sangat marah, hatinya terasa seperti sedang terbakar dengan sepuluh ribu ton minyak mentah.

Dia tidak menyangka, dia baru saja keluar selama beberapa saat, dan Keluarga Xu malah memukuli istrinya dan memaksa istrinya berlutut.

Dalam hatinya, Roky merasa sangat menyesal, seharusnya dia kembali lebih awal.

Kalau bukan karena Hendrik yang pergi ke kamar mandi, dan dia yang masuk untuk melihat apa yang sedang terjadi, entah apa lagi yang akan dilakukan para kerabat Keluarga Xu itu pada istrinya.

Untung saja!

Mata Dewi penuh dengan air mata, dia memeluk lengan suaminya dengan sangat erat.

Saat ini, suaminya adalah penyelamatnya!

Dia mengusap hidungnya pelan dan berbisik: "Suamiku, aku baik-baik saja, tadi perutku ditendang, sekarang sudah tidak sakit lagi, tapi aku kita tahu bagaimana keadaan anak kita."

Perut istrinya ditendang?

Emosi Roky langsung meledak!

Hasrat ingin membunuh langsung terlihat di matanya, dia dengan tegas berteriak: "Siapa yang menendang istriku?"

‘Bang!’

Jonathan memukul meja dengan keras, dan berteriak marah.

"Roky, kami, Keluarga Xu sedang mengurus masalah keluarga kami sendiri, orang luar sepertimu tidak bisa ikut campur, cepat keluar.“

Roky mengabaikannya, dan tetap bertanya dengan tatapan dingin.

"Aku bilang, siapa yang menendang?"

"Lancang sekali!" Aurel kembali ke kesadarannya, melihat putranya ditendang dari belakang oleh Roky, hatinya terasa sangat sakit dan marah, dia dengan cepat berteriak: "Tangkap dia, gantung dia sesuai dengan hukum keluarga kita."

Beberapa kerabat Keluarga Xu yang bertubuh kekar langsung bergerak maju menangkap Roky.

Roky tidak bergerak, saat mereka sudah dekat dengannya, Roky menendang kakinya ke udara.

‘Brak Brak Brak’

Beberapa kerabat Keluarga Xu itu tertendang ke belakang dan jatuh.

Roky masih memeluk istrinya, dia tidak bergerak dan terlihat sangat tenang, seperti tidak terjadi apa-apa.

Saat itu, Leon sedang berusaha berdiri, melihat Roky yang bisa menjatuhkan kerabatnya dengan sangat mudah, dan dia merasa sangat terkejut.

Anak itu, ternyata lebih hebat dari kelihatannya.

Tapi ini adalah rumah Keluarga Xu, ada banyak orang di sini, Roky sendiri tidak mungkin akan membuat perbedaan yang besar.

Memikirkan hal ini, Leon langsung merasa percaya diri lagi, melihat pengawal Keluarga Xu yang sedang datang, dia dengan berani berkata: "Aku yang menendang istrimu, memangnya kenapa? Istrimu tidak menghormati leluhur Keluarga Xu, jadi aku yang mewakili para leluhur untuk menghukumnya!"

"Baguslah kalau kamu sudah mengaku."

Roky mengangguk, dia dengan hati-hati menggeser Dewi ke samping.

Saat merasakan hasrat ingin membunuh yang keluar dari tubuh Roky, jantung Leon terasa seperti akan melompat keluar, dia buru-buru berjalan ke arah kerumunan kerabat Keluarga Xu.

Saat dia baru akan bergerak, tiba-tiba pandangan matanya terasa kabur, dia melihat Roky yang tiba-tiba muncul di hadapannya dalam sekejap mata.

"Aaa!"

Leon langsung berteriak ketakutan.

Tapi bahkan sebelum dia bisa selesai berteriak, tangan besar Roky menjambak rambutnya dengan sangat keras, Roky menekan kepalanya, dan dengan keras melemparkannya ke arah papan nama leluhur di meja altar!

‘Prangg!’

Darah langsung berceceran!

Bagian bawah meja kayu cendana tempat papan nama leluhur ditempatkan tidak bisa menahan benturan yang sangat keras itu, alhasil papan nama para leluhur Keluarga Xu di meja jatuh dan hancur berkeping-keping.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu