Aku bukan menantu sampah - Bab 856 Memukul Kamu Masih Perlu Alasan ?

“Lepaskan aku.”

Orang di lantai berusaha memberontak, reaksinya sangat kasihan.

“Budak yang mengganggu, bunuh saja.” Sutinah melirik sekilas dan langsung menurunkan perintah.

Orang di lantai langsung terkejut dan menjerit.

“Jangan membunuh aku, aku orang keluarga Qin.”

Sutinah sedikit memejamkan mata, kemudian mengeluh dengan nada tidak acuh "Di keluarga Qin, aku hanya mengenal Kakek Qn dan cucunya yang bernama Yulia. Sisa anggota keluarga Qin yang lainnya hanya bagaikan sampah, tidak masalah juga apabila mati beberapa orang.”

Mengenai kepala keluarga Qin, Sutinah juga langsung menyebut namanya dengan tampang arogan.

Orang yang berada di lantai sangat takut, dia sama sekali tidak menyangka bahwa Sutinah tetap bertindak seenaknya meskipun dia telah menyebut nama keluarga Qin, oleh sebab itu dia buru-buru berkata " Kakek Qin adalah kakekku, aku cucunya yang bernama Nando.”

Sutinah tertawa keceplosan dan mengeluh sinis "Benar-benar tidak menyangka, generasi baru dari keluarga Qin akan begitu hancur, selain Yulia, sepertinya tidak ada yang berguna, seandainya sudah bagaikan sampah, mendingan dibuang saja.”

Setelah itu dia memberikan isyarat ‘memotong leher’ kepada bawahannya.

Pengawal dari negara asing yang sedang berdiri di samping langsung mengeluarkan pisau, kemudian melempar ke pertengahan udara, setelah itu menangkap pegangan pisau dan bersiap-siap untuk menusuk.

Nando bahkan kencing celana karena ketakutan, kemudian berusaha memohon kepada Roky "Tolong tuan Roky, aku tidak boleh mati di sini.”

“Oh ?” Sutinah tiba-tiba melayangkan tangan dan menghentikan aksi pengawal, kemudian menoleh ke arah Roky dan tersenyum "Seru juga, rupanya mencari kamu ya, kalau begitu aku serahkan orang ini kepadamu, kamu yang menentukan nyawanya, tidak tahu juga apakah kamu mau menjadi orang berbaik hati.”

Roky melirik ke arah Nando dengan wajah tanpa reaksi, pada barusan dia telah menyadari sampah tersebut yang sedang bersembunyi di belakang.

Kejadian barusan juga direncanakan oleh Nando.

Sutinah adalah wanita yang begitu cerdas, dia pasti tahu kalau orang barusan adalah bawahan Nando, dia melakukan aksi seperti ini, bukan hanya sekedar ingin menakuti Nando, malahan juga ingin menyerahkan permasalahan ini kepada dirinya.

Seandainya emosi dirinya terpancing oleh Sutinah, kemudian bertindak sendiri untuk membunuh Nando, pastinya akan menyebabkan pertikaian antara keluarga Qin dan keluarga Lin, bahkan hubungan keluarga Qin dan keluarga Su juga bakalan retak.

Sementara Sutinah hanya perlu menerima hasil kemenangan dari pertikaian mereka saja.

“Tuan Roky, tolong mempertimbangkan hubunganmu dan kakak sepupuku, tolong selamatkan aku.” Nando sepertinya sangat takut.

Wanita ini benar-benar kejam sekali, meskipun mengetahui dirinya adalah anggota keluarga Qin, dia tetap saja nekat menghancurkan dirinya.

Sutinah memeluk lengan dan berdiri di samping dengan tampang menyaksikan drama.

Dia ingin melihat bagaimana keberanian Roky, apabila Roky langsung melepaskan Nando, maka orang yang begitu lemah sama sekali tidak pantas menjadi saingannya.

Nando langsung berlutut di bawah kaki Roky dan terus memohon.

“Orang barusan, kamu yang mencari ya ?” Roky bertanya dengan nada sinis.

Nando terbengong sejenak, kemudian berkata dengan tampang kasihan “Tuan Roky, rombongan barusan benaran bukan aku yang merekrut, aku hanya sekedar lewat.”

“Haha.”

Roky tertawa sinis.

Sebenarnya tidak perlu memastikan lagi, rombongan Ninja negara Inggris pada barusan, kemungkinan besarnya memang disuruh oleh Nando.

Ternyata Nando malahan begitu pengecut, dia bahkan mengelak tanggung jawabnya.

Namun tindakan demikian juga sangat cocok dengan cara kerja Nando.

Setelah melihat Roky yang tidak memercayai dirinya, Nando buru-buru berlutut dengan tegap, kemudian mengangkat tangan dan bersumpah "Tuan Roky, aku benar-benar tidak kenal dengan rombongan barusan, aku bisa bersumpah, kalau benaran aku yang merekrut mereka, aku akan mati disambar petir.”

Bagaimanapun rombongan Ninja negara Inggris pada barusan telah mati semuanya.

Saat ini asalkan dia mengelak semuanya dan tidak mau mengakui apapun, Roky juga tidak memiliki bukti meskipun mencurigai dirinya.

Pada saat ini, Roky tiba-tiba memainkan jari tangannya, kemudian mengeluarkan suara retakan tulang yang sangat jelas.

Dalam seketika itu Nando semakin panik, sehingga buru-buru menjerit "Tuan Roky, benaran bukan aku yang merekrut rombongan itu.”

“Sebenarnya kamu yang merekrut atau bukan, aku sudah tidak peduli lagi.” Roky berkata, kemudian tiba-tiba meninju ke wajah Nando.

“Aaa !”

Nando jatuh ke arah belakang, matanya yang bagian kanan telah persis seperti mata panda.

Pada saat Nando masih belum sempat sadar kembali, Roky meninju lagi ke matanya yang bagian kanan.

Nando langsung merasa pusing, otaknya bagaikan telah dipukul dua kali oleh palu besar, bagian telinganya telah bergema, oleh sebab itu dia terus menjerit kesakitan.

“Tuan, tuan Roky, kenapa memukul aku, benaran bukan aku yang merekrut mereka ….”

Setelah itu Roky meninju lagi ke bagian hidung Nando.

Puuu !

Darah Nando memuncrat dari hidungnya dan memenuhi seluruh wajahnya.

Sementara Roky hanya menggerakkan pundak dan berkata dengan nada santai "Tidak apa-apa juga, hanya saja barusan belum puas bertarung, ingin mencari orang untuk latihan lagi.”

Nando kaku terbengong.

Ini alasan apanya.

Jangan-jangan aku adalah karung tinju yang bisa dipukul seenaknya ya ?

Akan tetapi Nando tidak berani melontarkan kata-kata tersebut, karena di sisi Sutinah masih ada beberapa orang pengawal yang sedang melototinya.

Namun ketika Nando masih belum sempat berpikir, Roky langsung meninju lagi ke tubuh Nando.

Semua gerakan Roky berhasil memukul pada bagian tubuhnya.

Nando melontarkan suara jeritan tragis, dia benar-benar tidak sanggup bertahan lagi, sehingga memohon dengan suara tangisan.

“Tuan Roky, kalau pukul lagi bakalan mati, kalau anda benaran mau, aku … aku sekarang mentraktir anda ke tempat tinju, kamu bisa memukul seenaknya.”

Roky meninju lagi ke pipi bagian kanan, Nando menoleh kepala dan memuntahkan sebuah gigi.

Dia menarik lengan baju dan menggeleng kepala dengan tampang santai.

“Tidak perlu lagi, cukup memukul kamu saja.”

Wajah Nando telah bengkak dan memar, dia memegang hidungnya yang sedang berdarah, kemudian menjerit dengan tampang kasihan "Kenapa ?”

“Memukul kamu masih perlu alasan ya ?” Setelah selesai berkata, Roky meninju lagi dengan gerakan yang sangat cepat.

Setelah meninju hingga belasan kalinya, tubuh Nando bagaikan telah hancur, seluruh tubuhnya penuh dengan luka memar.

Tulang seluruh tubuhnya telah retak, bagaikan ditabrak oleh mobil, pipinya dan matanya telah bengkak, matanya bahkan tidak dapat membuka lagi, mungkin saja ibu kandungnya juga tidak mengenal dirinya lagi.

“Pong !”

Roky mengulur kaki dan mematahkan tulang paha Nando.

Nando tidak sanggup menahan lagi, dia menjerit tragis dan langsung kencing celana di tempat, bau amis menebar di seluruh udara.

“Sudah ya ?” Sutinah merasa sedikit kecewa, dia mengira kalau Roky akan bertindak mematikan terhadap Nando, namun malahan hanya diselesaikan dengan satu kali pukulan "Kalau ada yang melakukan hal seperti ini terhadapku, aku tidak mau tahu siapa identitasnya lagi, aku pasti akan memutuskan urat nadi tangan dan kakinya, kemudian mengeluarkan bola mata dan memotong lidahnya, agar selama hidup ini dia hanya bisa hidup di bawah ketakutan.”

Roky membalikkan badan.

Pada kenyataannya, dia sama sekali tidak merasakan apapun setelah memukul Nando.

Meskipun membunuh Nando sama saja seperti mematikan seekor semut, sama sekali tidak ada rasa tantangan.

Akan tetapi dia tidak boleh jatuh ke dalam perangkap Sutinah.

Seandainya dia menghancurkan kaki dan tangan Nando atau bahkan langsung membunuhnya, Sutinah pasti akan mengambil kesempatan ini untuk mengancam dirinya, mungkin saja akan digunakan sebagai bahan hasutan terhadap keluarga Lin dan keluarga Qin.

"Aku sudah selesai pukul.” Roky menggerakkan pundak "Sekarang giliran kamu, bukannya barusan dia ingin memukulmu ya ? Sekarang orangnya serahkan padamu, mau bunuh atau tidak, kamu yang atur.”

Setelah selesai bicara dia langsung meninggalkan tempat.

Menyerahkan dirinya kepada wanita ini ?

Nando langsung merinding, ditambah lagi tubuhnya yang penuh dengan luka, sehingga bahkan langsung pingsan di tempat.

Sutinah menatap bayangan punggung Roky dan merasa emosi.

Dia tidak menyangka kalau Roky akan begitu tabah, dia bukan hanya sekedar tidak terjebak, malahan membalikkan permasalahan sulit ini kepada dirinya.

Apabila dia melepaskan Nando, api amarah di hatinya tidak dapat mereda.

Namun apabila dia membunuh Nando, Roky pasti akan mengambil hal ini sebagai pegangan untuk mengancamnya.

Hal yang membuat Sutinah merasa geram adalah Roky bahkan hanya memukul Nando dan langsung melarikan diri, sehingga dirinya yang harus menyelesaikan semua permasalahannya.

Saat ini pengawal yang berdiri di belakang malahan melontarkan pertanyaan bodoh "Direktur Sutinah, bagaimana mengurus orang ini ?”

Sutinah sangat geram dan melirik Nando yang tergeletak di lantai dengan tatapan dingin “Pukul lagi, kemudian lempar ke depan pintu keluarga Qin ! Perhatikan tenaga, jangan sampai mati atau cacat.”

Setelah itu dia menginjak sepatu tumit, kemudian membungkuk badan dan masuk ke dalam mobil, lalu menutup pintu mobilnya dengan gerakan kasar.

Dia yang terlalu meremehkan Roky !

Akan tetapi dia telah berhasil mengetahui latar belakang Roky.

Budak ini memang lebih licik daripada yang dia bayangkan.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu