Aku bukan menantu sampah - Bab 677 & 678 Tekad Talita

Roky pergi ke kamar mandi untuk mandi, Dewi juga kembali ke kamar tidur, mengerutkan keningnya dan gelisah.

Dia telah membohongi Roky.

Karena menyelamatkannya dan membunuh beberapa pembunuh yang mengejarnya, Dini terluka dan meninggalkan Kota Gopo.

Dewi juga terus mencari tahu secara diam-diam tentang keamanan Dini sekarang, tetapi tidak ada informasi sama sekali.

Jika bukan karena Dini memintanya untuk tidak memberitahu Roky tentang hal ini saat dia pergi, Dewi sudah ingin memberitahunya sejak awal.

Biasanya Dini suka untuk bertingkah genit, dan juga memakai pakaian terbuka, dia tidak senang melihatnya, tapi setelah Dini menyelamatkannya, Dewi juga mulai berubah, dan merasa Dini bukanlah orang seperti penampilannya yang suka merayu.

Dia juga tidak tahu bagaimana keadaan Dini sekarang, antara mati atau hidup.

Memikirkan hal ini, Dewi merasa sangat tidak nyaman, kemudian dia berdiri.

Masalah ini harus diberitahukan kepada Roky.

Orang yang membunuhnya bukanlah orang biasa.

Jika demi merahasiakan ini dan Dini dalam keadaan bahaya, dan kemalangan yang tak terduga terjadi, dia tidak akan merasa tenang seumur hidupnya.

Di kamar mandi, Roky menelepon Billy, dan memerintahnya untuk menyelidiki masalah Dini.

Billy telah kembali ke Kota Wasa sekarang, informasinya lebih cepat dibandingkan dengan Lian, dan dengan sangat cepat dia mengirimkan sebuah video rahasia dari kamera pengawas.

Di dalam video tersebut, Dini berlumuran darah, seperti asura wanita, membantai empat lima pria kekar dengan pisau di tangannya, kemudian menendang bagasi dibelakang hingga terbuka dengan kakinya, dan menyelamatkan Dewi yang telah diikat.

Keduanya berdiri di samping mobil dan berbicara sejenak, Dewi terlihat merasa sangat sulit, tetapi pada akhirnya dia mengangguk, dan melihat Dini pergi.

Raut wajah Roky menjadi muram, dan mengepalkan tinjunya.

Sebenarnya siapa yang berani menyentuh istrinya saat dia tidak ada!

Billy berkata dengan hormat : “Direktur Roky, menurut penyelidikan, kelompok pembunuh ini berasal dari Kota Wasa, dan kemungkinan besar ada kaitannya dengan “Organisasi Life Gamble” yang berada di luar negeri, dan ada petunjuknya bahwa Dini adalah pembunuh yang diutus Organisasi Life Gamble, berada di sampingmu untuk mencari informasi, menunggu kesempatan untuk mengakhiri hidupmu.”

“Dia tidak memiliki kemampuan seperti itu.”

Roky berkata dengan ringan.

Dia pernah mencurigai Dini, dan juga samar-samar menebak bahwa dia memiliki tujuan saat berada di sisinya, tapi dia tidak menduga bahwa Dini adalah pembunuh yang diutus oleh Charlie.

Hanya saja Dini tidak melakukan hal yang merugikannya saat berada di sisinya, dan saat terakhir dia masih membunuh pembunuh yang diutus oleh Charlie, dan menyelamatkan istrinya, ini yang tak diduga oleh Roky.

Sebenarnya kenapa Dini mengkhianati Charlie?

Berdasarkan pemahamannya tentang Charlie, pemimpin Organisasi Life Gamble ini sangat kejam terhadap bawahannya, jika mengkhianatinya, akhir yang menunggu Dini akan lebih kejam dari kematian, dan mungkin kematian adalah sebuah harapan yang terlalu tinggi.

Tepat pada saat ini, pintu kamar mandi diketuk dua kali, dan terdengar suara gelisah dari Dewi.

“Roky, apakah kamu sudah selesai mandi, aku……aku ingin membicarakan sesuatu kepadamu.”

“Sudah selesai.”

Roky segera mengelap tubuhnya dengan cepat, mengambil handuk dan melingkari di pinggangnya, kemudian membuka pintu kamar mandi.

Dewi berdiri di depan pintu, mendongak dan melihat Roky bertelanjang dada dan kokoh, seketika wajahnya memerah.

“Istriku, sebenarnya ada masalah buru-buru apa sampai mencariku?” tanya Roky.

Dewi menenangkan diri dan berkata dengan cemas : “Suamiku, aku……aku membohongimu tadi, sebenarnya Dini pergi meninggalkan perusahaan demi menyelamatkanku.”

“Benarkah?” Roky berpura-pura tidak tahu dan pura-pura terkejut.

“Begini situasinya……” Dewi segara menjelaskan secara singkat apa yang terjadi kepada Roky.

Setelah selesai berbicara, matanya memerah, dan berkata dengan menyalahkan dirinya sendiri : “Suamiku, demi menyelamatkanku, Dini memprovokasi para pembunuh yang kejam ini.”

“Jika tidak demikian, dia juga tidak akan terlibat dalam masalah itu, dan juga tidak harus mengundurkan diri.”

“Sekarang tidak ada kabar dari Dini sama sekali, aku benar-benar khawatir dengan keamanannya, kamu mengenal banyak orang, apakah bisa mencari tahu tentang keberadaannya?”

“Bisa.”

Roky menghela napas lega, tidak menyangka istrinya begitu baik hati, dan tidak memiliki kecurigaan apa pun bahwa Dini berada di dalam kelompok yang sama dengan sekelompok orang itu.

Mendengar persetujuan Roky, Dewi juga sedikit lebih tenang, dan berkata dengan cemas : “Sebelumnya aku salah paham dengannya, aku benar-benar takut dia dalam masalah, jika dia berada dalam bahaya, aku tidak akan merasa tenang seumur hidupku.”

“Tenang saja.”

Roky tersenyum dan berkata : “Dini adalah sekretarisku, banyak urusan perusahaan yang tidak bisa aku tangani.”

“Aku pasti akan menemukannya.”

“Maka kamu harus berusaha untuk menjamin kesejahteraannya.”

Roky mengangguk dan berkata : “Tentu saja.”

Sedikit ketajaman melintas di matanya !

Hal yang paling dia benci seumur hidup adalah melakukan sesuatu terhadap keluarganya !

Setelah mengalami kesedihan karena kehilangan orang tuanya, Roky tidak akan membiarkan keluarganya terluka sedikit pun.

Berani melakukan sesuatu terhadap istriku, berarti mencari mati!

Mengenai Charlie, Roky mengepalkan tinjunya, dan niat membunuh melintas di matanya.

Dan sudah sepantasnya lenyap dari dunia ini !

……

Dewi kembali ke kamar tidur, dan menyadari Talita sudah selesai mengemasi barang bawaannya, dan sedang mengemasi pakaiannya.

Dia terkejut, dan segera bertanya : “Talita, apakah kamu akan pindah sekarang?”

Talita berbalik badan dan berkata dengan ramah : “Kak Dewi, aku telah banyak merepotkan selama tinggal di rumahmu, sekarang pabrik farmasi telah didirikan, dan ada tempat yang bisa aku tinggali di pabrik, jadi aku berencana untuk pindah pada besok pagi.”

Dewi berkata : “Kamu tinggal di pabrik sendirian, semuanya akan menjadi tidak mudah.”

“Tidak apa-apa.”

Talita menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, dan mengambil beberapa kotak suplemen mahal dari atas meja : “Kak Dewi, ini adalah tonik yang aku beli, bisakah kamu memberikannya kepada bibi Jenni untukku, terima kasih atas perhatiannya kepadaku selama ini.”

Dewi menerima kotak hadiah itu, dan hatinya merasa sangat sedih.

Dalam beberapa bulan tinggal bersama Talita, mereka telah menjalin hubungan persaudaraan, sekarang Talita akan pindah, dia selalu merasa kehilangan sesuatu.

Tapi jika Talita tinggal di rumahnya, suaminya Roky hanya bisa tidur di ruang kerja, dan dia tidak bisa memiliki keduanya.

Melihat hadiah yang mahal itu, Dewi menghela napas.

Selama Talita tinggal di vila, ibu kandungnya si Jenni sering tidak menghargainya, dari waktu ke waktu dia memperlakukan Talita sebagai pelayan, dan sering menghinanya, tetapi Talita menahan semua itu, dia pasti merasa sangat kesal.

Dia berkata : “Talita, datanglah jika ada waktu luang, pintu di rumah selalu terbuka untukmu, dan datanglah untuk makan kalau ada waktu luang.”

“Iya.”

Talita mengangguk, berusaha keras untuk tersenyum, dan dia juga merasakan kehilangan di hatinya.

Pada malam ini, Talita berbaring di atas bantal, dia merasa tertekan, berbaring bolak-balik dan tidak bisa tidur.

Namun, dia sudah memikirkannya dengan baik, mulai besok dia akan mengurus pabrik farmasi Babel dan cabang perusahaan perdagangan obat tradisional yang berdiri atas namanya, dan akan sepenuhnya membantu bisnis Roky, mengenai hal lain, dia hanya bisa menekan ke dalam lubuk hatinya.

……

Keesokkan harinya, Talita pindah dari vila dan tinggal di pabrik farmasi.

Saat dia pindah, Jenni merasa tidak rela dan menahannya untuk pertama kalinya.

“Bukannya tidak ada tempat di rumah, buat apa kamu pindah?”

“Untuk memudahkan pekerjaan.”

Talita tidak ingin berbicara lebih banyak kepada Jenni.

Jenni berpura-pura tersenyum dan berkata : “Kamu mengemudi dari sini ke tempat kerja juga tidak memerlukan waktu yang lama, atau minta Dewi untuk mengantarmu……”

Setelah selesai berbicara, dia mengulurkan tangannya dan ingin membawa koper Talita, dan mencoba menahannya untuk tetap tinggal di sini.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu