Aku bukan menantu sampah - Bab 378 Terlalu Pamer

Saat ini, seorang penjaga berlari untuk melapor dengan panik.

“Sekelompok orang mengerumuni gerbang luar, mereka memblokir jalan masuk, sepertinya mereka datang untuk membuat masalah.”

Jenni panik saat mendengar hal itu, dan meraih Andrew dan berkata: “Sudahku katakana, vila ini dibeli dengan uang hasil penipuan, orang-orang itu pasti datang untuk menangkapnya.”

Dewi juga ketakutan, tapi dia berkata dengan tenang: “Bu, coba kita keluar dan lihat dulu.”

Jenni ingin lari, tapi Dewi terus menariknya, jadi dia terpaksa ikut berjalan ke gerbang.

Sambil berjalan, dia terus mengutuk dan memaki Roky sebagai seorang penipu, dan pembawa sial untuk Keluarga Liu.

Sesampainya di gerbang, Dewi terkejut saat melihat kerumunan orang berpakaian hitam di luar pintu.

Jenni memperhatikan mereka, dan dia langsung berjalan ke depan dengan terkejut, dia berteriak: “Kenapa kalian ada di sini?”

Puluhan orang yang memblokir gerbang vila ternyata adalah kerabat-kerabat Keluarga Xu dari Kota Wasa!

Bahkan kerabat yang biasanya tidak pernah menghubunginya dan sering mencari masalah dengannya juga ikut datang, ada beberapa kerabat yang dekat dengannya, tapi Dewi bahkan tidak bisa mengingat namanya.

Saat itu, seorang pria paruh baya tersenyum dan berjalan ke depan lalu berkata: " Jenni, kami semua melihat postingan media sosialmu kemarin, aku tidak menyangka kamu membeli dua vila, kami semua datang untuk mengunjungimu."

"Oh, mengunjungi vila.” Jenni tersenyum kaku, berpikir untuk pamer lagi, dia lalu berkata: “Masuklah kalau begitu.”

Siapa sangka, beberapa kerabat Keluarga Xu malah melambaikan tangan mereka.

"Kamu sudah mengirim lima atau enam puluh foto dari vila ini, kami sudah melihat semuanya dari foto-fotomu, jadi kami ingin melihat vila yang paling besar dulu."

"Jenni, siapa sangka kamu jadi sekaya ini, kamu bahkan membeli dua vila, kami semua sangat iri padamu."

"Beruntung sekali kamu, kenapa nasib kami tidak sebagus nasibmu, sih."

Kerabat-kerabat Keluarga Xu mengelilingi Jenni dan terus memujinya, mereka juga sangat ingin mengunjungi bangunan vila besar yang lainnya, Jenni ketakutan, vila yang satu lagi bukan milik mereka, tapi dia dengan sombong mengatakan pada mereka kalau vila itu adalah miliknya.

Sekarang mereka semua sudah datang ke sini, bagaimana mungkin dia bisa menarik kata-katanya kembali.

Kalau dia ketahuan sekarang, bagaimana mungkin dia berani berhadapan dengan Keluarga Xu lagi di masa depan?

Mereka semua datang untuk melihat-lihat, Jenni juga tidak bisa menarik ucapannya lagi, egonya juga terus membesar karena kata-kata dari kerabatnya, jadi dia mengangkat kepalanya dan berkata: "Baiklah, kalau begitu aku akan mengajak kalian melihat-lihat."

Lagi pula Roky tadi mengatakan kalau dia akan meminta izin pada pemilik vila itu, kalau dia membawa kerabat-kerabatnya untuk ikut berkeliling, seharusnya dia juga tidak akan ketahuan.

Dewi merasa khawatir, apa Roky sudah meminta izin pada pemilik vila itu atau belum, kalau sampai ibunya merasa malu di depan kerabat Keluarga Xu, ibunya pasti akan memarahi Roky habis-habisan saat dia kembali ke rumah.

Saat itu kebetulan Roky sedang berjalan keluar halaman, saat dia melihat begitu banyak orang sedang menghalangi pintu, dia tercengang.

Jenni merasa agak lega, dia dengan cepat melangkah maju dan berbisik: "Kami boleh mengunjungi vilanya sekarang, kan?"

Roky terkejut sebentar, dia lalu mengangguk dan berkata: "Kalian bisa pergi kapanpun."

Lagi pula itu adalah vilanya, jadi mereka tidak perlu khawatir kalau orang lain akan merasa terganggu.

Setelah mendengar ucapan Roky, Jenni langsung berpura-pura ramah dan berkata padanya dengan senyum berseri-seri: "Menantu yang baik, ibu akan kembali dan membuatkanmu makanan yang enak."

Selesai berbicara, dia berbalik dengan sombong dan mengajak para kerabat Keluarga Xu untuk mengikutinya.

Roky menggelengkan kepalanya pasrah, setiap kali Jenni meminta tolong padanya, dia pasti akan berpura-pura baik, tapi setelah masalahnya selesai Jenni pasti akan kembali ke sikap awalnya.

Jenni dikelilingi oleh para kerabat dari Keluarga Xu, dia berjalan dengan sangat sombong ke vila mewah itu, dia terlihat sangat bangga.

Karena keluarganya miskin, dia bahkan tidak punya hak untuk berbicara di Keluarga Xu, orang lain juga merendahkannya.

Tapi sekarang semuanya berbeda, para kerabat dari Keluarga Xu memandangnya kagum karena dia memiliki dua vila.

Perasaan bangga ini benar-benar sangat menyenangkan!

Dewi berjalan di belakang mereka semua, dia masih merasa tidak tenang, dia meraih lengan Roky lalu bertanya dengan pelan: "Tidak ada masalah, kan?"

Roky tersenyum dan menyentuh punggung tangannya: "Istriku, tenang saja, vila itu milikku, ibu bisa berkeliling dengan tenang."

Meskipun dia masih tidak percaya kalau Roky mampu membeli vila mewah itu, Dewi merasa lebih tenang dari sebelumnya, dengan wajah memerah dia mencubit pelan pinggang Roky, dan berkata dengan lembut: "Pulang nanti akan ku buatkan sup."

Suasana hati istrinya terlihat lebih senang sekarang, wajahnya penuh dengan senyuman yang manis, perasaan Roky yang tadinya kesal sekarang sudah menghilang semua.

Tidak peduli seberapa merepotkan ibu mertuanya, kalau bukan karena dia Dewi juga pasti tidak akan dilahirkan, di mana lagi Roky bisa menemukan istri sebaik Dewi?

...

Jenni terlihat sangat bersemangat, dia berjalan dengan langkah-langkah yang besar.

Di belakangnya, para kerabat dari Keluarga Xu mengikutinya dengan diam sambil terkadang berbisik pelan.

Mereka tadi menyanjung Jenni, tapi itu hanya bualan semata, tidak ada yang percaya kalau Jenni mampu membeli dua vila termahal di Kota Wasa.

Jenni hanya mengunggah beberapa foto pada teman-temannya di media sosial, itu bukan masalah yang besar.

Banyak orang bahkan mengira kalau Jenni hanya berpura-pura!

Para kerabat Keluarga Xu sengaja datang pagi-pagi, alasan utama mereka datang bukanlah untuk mengunjungi vila, tapi karena mereka iri, mereka ingin melihat Jenni mempermalukan dirinya sendiri!

Rino dan Alicia juga ikut, mereka tidak percaya kalau Roky mampu membeli vila, mereka bukannya tidak tahu keadaan ekonomi Roky.

Jenni berjalan ke arah pintu vila, dan dengan sombong membuka pintu itu lebar-lebar.

Vila itu adalah bangunan yang antik, pintunya terbuat dari kayu mahoni, ada seorang petugas yang berdiri di ambang pintu, dia terlihat waspada saat melihat sekelompok orang yang datang itu.

"Siapa yang kalian cari?"

Jenni berkata dengan kesal: "Aku ingin mengajak kerabatku untuk berkeliling melihat vila yang dibeli menantuku!"

Dia sengaja mengucapkan kata-kata ‘yang dibeli menantuku’ dengan sangat keras, untuk mengingatkan para penjaga agar tidak mengatakan apa-apa.

Tapi si penjaga itu terlihat curiga, dia terus menatap Jenni, dan berkata dengan hati-hati: "Kamu datang ke tempat yang salah, vila ini bukan milik keluargamu."

Jenni terkejut, ekspresi wajahnya berubah menjadi kaku, dia pura-pura batuk dan berkata: "Menantuku adalah Roky, dia sudah menyapamu tadi, cepat biarkan kami masuk."

Penjaga itu langsung menjawab: "Aku tidak pernah mendengar nama orang itu!"

Saat itu juga Jenni langsung tercengang, dan sangat terkejut sampai dia tidak bisa berbicara

Para Kerabat Keluarga Xu di belakangnya langsung berteriak.

"Hei, Jenni, bukankah kamu mengatakan kalau dua vila ini adalah milikmu? Apa kamu sedang bermimpi? Penjaga itu bahkan tidak mengenalimu."

"Kamu tidak membual, kan? Biarku katakan saja, keluargamu sangat miskin, dari mana kalian bisa mendapatkan uang untuk membeli vila."

"Ternyata selama ini kamu hanyalah orang yang tidak tahu malu, aku dengar menantumu sangat tidak berguna, dan dia sangat miskin."

Mendengarkan hinaan dan makian dari kerabat-kerabatnya, Jenni langsung panik, dia merasa sangat malu dan kesal, paru-parunya terasa seperti akan meledak!

Roky sialan, ternyata dia tidak menyapa pemilik vila, dan membuatnya malu di depan kerabatnya!

Kalau saja Roky berada di hadapannya sekarang, dia pasti akan memukulinya, dan menamparnya dengan keras.

Dewi berlari dari belakang, matanya melebar saat dia mendengar ucapan dari kerabat-kerabat Keluarga Xu.

Ada masalah apa?

Bukankah Roky bilang tidak akan ada masalah?

Melihat wajah Jenni yang memerah karena malu, Dewi dengan cepat berjalan ke depan.

Saat Jenni melihat Dewi, dia mengertakkan gigi dan berteriak: "Pergi, telepon Roky, si sampah itu! Suruh dia merangkak ke hadapanku sekarang. "

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu