Aku bukan menantu sampah - Bab 492 Kalau Mau Main, Maka Main Yang Besar

Roky mematikan teleponnya, duduk dengan menyilangkan kakinya, dengan tenang menatap Vandi.

"Bukankah ini hanya untuk bersenang-senang? Apa serunya jika itu hanya dua ratus atau empat ratus miliar, jika mau bermain, maka harus bermain yang besar, menurutmu benar bukan?"

Saking marahnya,Vandi pun menyeringai sinis. "Roky, bahkan Selvie tidak memiliki kemampuan untuk melakukan ini! Bualanmu besar sekali, memangnya kamu bisa membuat Keluarga Liu kami bangkrut dalam waktu lima menit? Memangnya kamu juga bisa membuat Keluarga Liu berhutang denganmu tiga triliun ? Kamu kira kamu adalah Tuhan, apapun yang kamu katakan itu akan dikabulkan?"

Roky tersenyum tenang dan berkata, "Aku hanyalah orang biasa, aku pun bukan Tuhan. Namun, hidup dan mati Keluarga Liu kalian memang berdasarkan perkataanku.”

"Dasar omong kosong, berhentilah membual.”

Vandi pun berdiri dari lantai dan dengan ganas mengeluarkan ponselnya.

Dia ingin menghubungi Keluarga Liu, menyuruh mereka memanggil semua preman perusahaan untuk membunuh orang bernama Roky ini, lalu mencincang mayatnya agar menjadi makanan anjing.

Hanya Kevin yang masih berlutut di lantai. Tubuhnya gemetar dan dia bahkan tidak memiliki kekuatan untuk berbicara, sedangkan benaknya hanya terdapat dua kata saja.

Tamatlah sudah.

Orang-orang di ruangan juga menatap Roky dengan tatapan aneh.

Ada orang bahkan menunjukkan tampang hina pada wajah mereka.

Keluarga Liu telah mengumpulkan aset hingga dua triliun , bagaimana mungkin perkataan orang kecil ini dapat membuat Keluarga Liu berhutang kepadanya tiga triliun, bukan?

Itu hanyalah lamunan orang bodoh.

Vandi langsung berteriak, "Sudah cukup, Roky! Anggap saja masalah kamu dengan Keluarga Liu pada saat ini sudah beres. Mulai saat ini, kita menempuh jalan masing-masing dan jangan mencampuri urusan..."

"Kring kring"

Terdengar bunyi ponsel berdering.

Roky pun tersenyum dan berkata, "Orang-orangku cepat sekali menyelesaikan tugasnya, ini bahkan kurang dari lima menit.”

Setelah mengatakannya, dia mengangkat ponselnya dan bahkan sengaja menekan tombol pengeras suara.

Dalam sekejap terdengar suara Billy.

"Tuan Muda, masalahnya sudah dibereskan. Perusahaan Keuangan Keluarga Liu sudah menyatakan kebangkrutan mereka, dan saya juga telah menghubungi semua debitur Keluarga Liu, menggantikan seluruh hutangnya atas nama Anda."

“Selain itu, saya juga telah menemukan perbuatan Keluarga Liu dalam kegelapan yang dilakukan sepuluh tahun lalu, ini pun akan cukup untuk melenyapkan Keluarga Liu. Oleh sebab itu, kepala keluarga Keluarga Liu telah menyetujui persyaratannya, bersedia membayar dua triliun dan memohon untuk tidak mengeksposnya keluar."

"Bagus.”

Roky dengan ringan mengatakannya. Kemudian ia menatap Vandi sambil tersenyum hampa.

Pada saat ini, tiba-tiba terdengar bunyi dua ponsel yang berdering, di mana masing-masing berasal dari saku celana Vandi dan juga Kevin.

Wajah Vandi memucat dan ia segera mengangkat ponselnya.

Begitu teleponnya terhubung, ia langsung terdengar makian orang di ujung sana.

"Dasar anak durhaka! Apa yang telah kamu lakukan, kamu telah berurusan dengan orang yang salah? Sekarang Keluarga Liu-ku sudah tamat, perusahaan bangkrut, dan kita masih memiliki hutang tiga triliun! Kenapa… Keluarga Liu-ku bisa mempunyai anak sialan sepertimu ini!"

Suaranya tiba-tiba berhenti sampai di sini.

Terdengar jeritan tangisan dari ujung telepon.

"Pak Tua Liu telah jatuh pingsan, cepat panggil orang kemari dan membawanya ke rumah sakit.”

"Bagaimana mungkin..." Vandi. yang seolah-olah tersambar petir, seketika membeku di tempat.

Sedangkan Kevin sudah terduduk lemas di lantai, menekan tombol speakernya. Dia bahkan tidak memiliki tenaga untuk mengangkat teleponnya.

Di ujung teleponnya hanya terdengar suara raungan tangisan.

"Sayang, apa yang sebenarnya terjadi? Tiba-tiba banyak orang datang ke perusahaan dan semua mitra bisnis mengakhiri perjanjian kerja samanya, perusahaan pun bangkrut..."

"Nak, apa yang sebenarnya telah kamu lakukan? Tiba-tiba ada sekelompok orang datang dan mengusir orang-orang rumah, mereka bilang bahwa keluarga kami berutang kepada orang lain tiga triliun.”

"Bos, apakah kamu di sini, perusahaan sudah berakhir! Sudah berakhir! Seluruh karyawannya telah pergi, perusahaannya telah ditutup, dan bahkan ada yang mengatakan bahwa Keluarga Liu berhutang tiga triliun, apakah ini benar..."

Tentu saja benar!

Vandi pun tersadar kembali dan menatap Roky dengan tatapan ngeri.

Dia akhirnya mengerti.

Mengapa Selvie bersedia melepaskan Keluarga Liu dan juga kenapa ia tidak berani menyinggung Roky.

Alasannya karena, dia sama sekali bukan lawannya!

Vandi tiba-tiba berlutut di lantai, berjalan ke hadapan Roky, menangis terisak-isak.

"Direktur Roky, tolong ampuni saya, saya bersalah! Tolong hukum saya saja, saya tidak akan berani melawan Anda lagi. Apa yang dikatakan Anda benar, sayalah yang terlalu percaya diri!"

Orang-orang di dalam ruangan, yang juga termasuk bos yang terhormat, juga merinding ketakutan di tempat.

Hanya sepenggal kalimat saja!

Keluarga Liu telah dihancurkan!

Identitas Roky pun sulit dibayangkan.

"Bukankah aku sudah mengatakannya, aku hanya bermain-main saja.”

Roky, yang bertindak seolah tidak ada apa-apa, tersenyum. Lalu ia mengambil beberapa gelas, mengangkat sebotol Maotai, menuangkan minuman keras ini ke dalam gelas.

Vandi, yang berlutut di lantai, merinding melihat Roky menuangkan minuman itu. Siapapun tidak akan tahu apa yang akan dilakukannya.

Setelah mengisi penuh tujuh gelas tersebut, Roky pun tersenyum dan berkata, “Aku bukan orang yang suka mengingkari janjiku. Aku barusan bilang bahwa aku akan menemanimu minum, maka aku pasti akan melakukannya. Kamu berhutang banyak padaku, dan kamu belum tentu bisa melunasinya. Bagaimana kalau begini saja, setiap kalian minum segelas alkohol, aku akan mengurangi dua ratus juta dari hutang kalian, bagaimana?"

“Minum… Minum untuk melunasi hutang?” tanya Kevin.

Wajah Vandi memucat.

Ini persis seperti apa yang dikatakannya kepada Talita.

Dua ratus juta per gelas!

"Betul.”

Roky sambil tersenyum berkata, “Berapa banyak hutang yang akan dilunaskan pun tergantung pada seberapa banyak kalian dapat minum."

"Minum, aku akan minum.”

Kevin segera menghampirinya, mengambil gelas di atas meja, menegukkan minuman itu ke mulutnya.

Dia sudah tidak memiliki jalan keluar. Saking menyesalnya, dia ingin mati!

Seharusnya jangan mencari masalah dengan Roky!

Vandi juga bergegas ke depan, mengambil gelas tersebut dan meminumnya.

"Bawakan dua kardus kemari,” perintah Roky.

Yang diperbuatnya ini adalah mata untuk mata, gigi untuk gigi!

Sejak dari Kota Sahaja, Keluarga Liu terus memeras orang untuk membayar utangnya mereka. Hari ini, dia yang harus melunasi habis hutang keluarga Liu!

Vandi minum tujuh belas atau delapan belas arak putis berturut-turut. Kepalanya terasa pusing dan wajahnya memerah bagaikan buah tomat.

Sedangkan Kevin termasuk orang yang kuat minum, tetapi setelah minum lebih dari dua puluh gelas, ia pun terduduk lemas.

Ini adalah arak putih Maotai. Tidak peduli seberapa kuatnya orang itu minum, mereka pada akhirnya juga akan mabuk.

Vandi pun memaksakan diri untuk mengambil segelas dan meminumnya.

Di atas meja penuh dengan gelas champagne, di mana terdapat lebih dari lima puluh gelas. Botol arak kosong pun berserakan di bawah meja.

Segelas untuk dua ratus ribu. Jika minum sepuluh gelas, maka hutang tersebut dapat berkurang dua miliar!

Dia harus meminumnya. Semakin banyak dia minum, maka hutangnya akan berkurang sedikit demi sedikit...

Kevin pun berusaha untuk memaksa dirinya. Kepalanya sudah terasa berat dan perutnya terasa sangat sakit, setetes pun tak dapat diminumnya lagi. Dia sering pergi untuk minum alkohol, tetapi dia tidak pernah berpikir bahwa meminum alkohol merupakan sebuah penderitaan.

Dug Dug.

Kevin jatuh tergeletak ke lantai. Sekujur tubuhnya dipenuhi aroma alkohol dan bola matanya naik ke atas.

Tubuh Vandi gemetar, tangannya yang memegang gelas champagne terus bergetar, dia pun tidak bisa berdiri dengan seimbang.

Penglihatannya kini telah kabur. Arak putih yang dipegangnya seperti racun, setiap kali dia menyesap, tenggorokannya terasa panas dan sangat menderita.

"Di—Direktur Roky, saya tidak bisa mi—minum lagi..."

Vandi memohon dengan tubuh gemetar.

Dia tidak bisa meminumnya lagi.

Roky dengan santai berkata, "Bahkan jika kamu tidak sanggup untuk minum, kamu harus tetap meminumnya, bukankah kamu barusan memaksa Talita seperti ini?"

Jantung Vandi berdegup sejenak. Ia pun berlutut di lantai, bergegas ke hadapan Talita dan bersujud padanya.

"Nona Talita, saya salah! Tolong ampuni saya... saya... saya akan bersujud padamu... saya akan nmengakui kesalahan saya..."

Roky masih bersikap seperti biasanya dan dengan dingin berkata, "Tuangkan padanya. Dia harus meminumnya, bahkan kalau dia sudah tidak sanggup, dia tetap harus memaksakan diri untuk meminumnya. Kalau tidak, itu sama saja seperti tidak memberiku muka.”

Kedua pelayan tersebubt tidak berani melanggar perintah Roky, jadi mereka memberanikan diri mereka, maju ke depan, memegang Vandi, dan menuangkan arak putih ke mulutnya.

"Ugh... gluk gluk..."

Vandi terduduk lemas di lantai sambil dipaksa untuk minum.

Setelah minum dua gelas, dia pun tidak dapat menahannya lagi dan langsung memuntahkan keluar. Seluruh tubuhnya menjadi kotor dan bau, kemudian ia langsung jatuh pingsan.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu