Aku bukan menantu sampah - Bab 572 Kamu bukanlah anjing yang biasa

Yulia memutar kepalanya dan melihat bahwa Bram berdiri di belakang dirinya dengan senyuman lebar di wajahnya, disampingnya juga ditemani oleh seorang pengawal yang terlihat sangat kuat.

Kesan dirinya terhadap Bram tidaklah bagus, ditambah lagi Bram tidak mau untuk menolong Roky semalam, juga membawa orang-orang kabur ke bawah gunung, menambah kejijikan baginya, kemudian dia berkata dengan dingin: “Aku ingat, sepertinya tidak memberimu kesempatan untuk mengadakan acara perayaan bukan? Lagipula kamu ingin menerima Master, kenapa harus melibatkan aku dan pamanku, kami masih harus segera kembali ke Kota Wasa untuk urusan bisnis.”

Bram tersenyum kemudian berkata: "Nona Yulia, ini jugalah maksud dari kami semua. Terima kasih kepada anda, Direktur Rico, dan tim medis luar negeri yang telah membantu kita semua meredakan wabah ini.”

Berpikir bahwa masih ada kehadiran ahli dari luar negeri, Yulia merasa tidak nyaman dan dengan sedikit mendengus, ia membalikkan badan dan berjalan ke arah Direktur Rico.

Nina dengan tidak sabarnya kemudian bertanya: “Bram, sebenarnya siapa master hebat yang kamu terima itu? Masa ada yang lebih hebat daripada Tuan Roky?”

Ketika Yulia membalikkan badan, senyuman di wajah Bram menghilang dan dirinya melihat ke arah Roky dengan tatapan mengejek dan berkata: “Nona Nina, orang yang berada di sampingmu, paling tinggi hanya bisa disebut sebagai penyihir dunia persilatan, dia tidak layak menerima panggilan master, hal itu terlalu melihat tinggi dirinya.”

“Itu karena kamu tidak tahu hebatnya Tuan Roky.”

Nina membela dirinya dengan putus asa.

Sebelum dirinya melanjutkan pembicaraan, Roky langsung menyelanya dan bertanya dengan dingin: “Bram, bagaimana dengan dua milyar ku, kapan rencananya kamu akan memberikannya padaku?”

Bram dengan suara dinginnya menjawab: “Roky, kamu sangatlah berani, berani meminta dua milyar padaku, dengan kondisi obat gagalmu itu, menurutmu berapakah nilainya?”

Roky meliriknya dan dapat mendengar bahwa Bram tidak ingin membayar utang.

Dengan ringannya dia berkata, “Tidak apa-apa, jika kamu tidak bisa memberikannya, aku bisa saja mengambil hidupmu kapan saja.”

Begitu dia selesai berbicara, Jinu yang berada di belakang Bram berteriak dengan keras: “Hei kamu Marga Lin, beraninya kamu berbicara dengan nada seperti itu pada Kak Bram, cari mati!”

Jinu, jangan terlalu bersemangat.

“Bram mengangkat tangannya dan menghentikan Jinu, kemudian berkata dengan senyum pada Roky: “Walau bagaimanapun, Aku Bram jugalah seorang tokoh di Kab Kayong dan tidak bergantung pada uangmu itu.”

Setelah selesai berbicara, dia mengangkat kepalanya dan berkata: “Jinu, bawa Roky untuk mengambil uang.”

“Kak Bram, omong kosong semacam apa obat ini senilai dua milyar?” Jinu dengan marahnya berkata: “Si Marga Lin ini sedang memanfaatkan kesempatan!”

Bram memutarkan kepalanya dan berkata: “Jinu, sudah kubilang berapa kali denganmu, kita adalah orang yang punya profil, jangan ribut dengan orang yang tidak memiliki profil sepertinya.”

Dua milyar ini anggaplah makanan untuk anjing, untuk apa menghabiskan waktu, jika nantinya menganggu tamu penting, apakah kamu bisa menerima risikonya?

Roky tersenyum dan berkata dengan tenang: “Jikalau nyawa seekor anjing bernilai dua milyar, anjing itu tentunya bukan anjing sembarangan, setidaknya juga seekor anjing pengawal.”

Begitu suaranya terlontar, Jinu tiba-tiba meraung dan segera bergegas menuju ke depan.

“Hei Marga Lin, beraninya kamu menghina Kak Bram, akan kubunuh kamu!”

Wajah Bram terlihat berubah, terlintas cahaya di depan matanya, dengan satu tangan dirinya menghentikan Jinu dan berkata: “Bawa Roky untuk mengambil uang! Sangat tidak enak dipandang kalau nanti Master datang, itu bisa mempengaruhi suasana hati Master.”

Jinu menggertakan giginya, dan terpaksa meredam amarahnya dan berkata pada Roky: “Ikut bersamaku!”

“Aku ikut denganmu.”

Nina meraih Roky dan di waktu yang sama menatap Bram dengan tatapan ganas.

Bahkan dia saja bisa melihat, Bram tidak tahu berterima kasih dan dia takut Roky mengalami bahaya ketika pergi nanti.

Roky juga paham dengan pikirannya. Tidak disangka wanita asing ini begitu khawatir akan dirinya dan juga tidak takut sehingga itu membuat hatinya tersentuh.

Dia tersenyum dan menepuk bahu Nina, dan berkata, "Tidak apa-apa, aku akan kembali setelah dari sana.”

Nina dengan cemasnya meraih Roky, namun tiba-tiba terpikir peristiwa Roky membunuh ular piton merah barulah dia melepaskan tangannya.

Dengan kemampuan seperti itu yang dia miliki, siapa yang bisa mengalahkannya?

Akan tetapi, Nina tetap menghimbaunya: “Kamu harus lebih berhati-hati, hubungi aku jika terjadi sesuatu.”

“Baiklah.”

Roky tersenyum, membalikkan badan dan mengikuti Jinu berjalan keluar.

Bram segera mengedipkan matanya pada Jinu.

Dia mengira kalau Roky tidak menyadarinya, dia tidak tahu bahwa kemampuan spiritualnya telah secara senyap disebarkan dan menyelimuti keseluruhan area.

Tentunya Roky juga sudah memperhatikannya, Bram dengan mata dan senyumannya serta berdiri diam, kemudian membalikkan badan dan berkata.

“Bram, pikirlah baik-baik, apakah benar kamu ingin memberikan dua milyar padaku?”

Bram tercengang seketika, mengangkat kepalanya dan menatap Roky serta tidak bisa menahan untuk tidak melakukan perang dingin dengannya dan hampir saja kakinya lemas.

Bagaimana bisa ada tatapan yang begitu mematikan?

Seperti sedang memperingati diri sendiri.

Bram mencoba tenang dengan paksa dan berkata: “Dua milyar ini, bagiku tidaklah besar. Aku Bram memegang janji, selama kamu pergi, maka kamu akan mendapatkan dua milyar itu.”

“Baiklah.“

Roky menganggukkan kepala dan membalikkan badannya.

Ketika dia berbalik, senyuman di wajah Roky juga menghilang, matanya terlihat menatap dingin.

Di dunia ini, tidak ada yang berani untuk mengorupsi uangnya.

Jika tidak, bahkan jika ditukar dengan nyawa, dia akan mendapatkan kembali modal dan keuntungannya!

…..

Setelah Roky pergi, Direktur menunggu lama dan menjadi cemas.

Kerumunan orang juga menjadi cemas.

Diberitahukan bahwa akan ada kedatangan master hebat, tetapi setelah lama menunggu, bahkan bayangan saja tidak terlihat.

Memasuki pertengahan hari, Direktur Rico dengan tidak sabarnya bertanya pada Yulia: “Apakah Master hebat yang mereka sebut bukanlah Tuan Roky?”

Yulia baru saja ingin menjawab, Bram yang berada di samping langsung berkata: “Direktur Rico, bagaimana bisa si Roky, orang sepertinya tidak layak disebut Master.”

Saat yang sama, beberapa bangsawan disekitarnya juga tertawa.

“Direktur Rico, kamu sedang bercanda, anak itu tidak terlihat seperti master dari sudut manapun.”

“Anak muda yang biasa ini sepertinya cuman berumur dua puluhan, bagaimana mungkin bisa menjadi seorang master.”

“Dengar-dengar Roky memanfaatkan kesempatan ketika orang lain kesulitan waktu di atas gunung, dan menghasilkan uang yang banyak dari Kak Bram.”

Beruntung saja kalau Kak Bram berbaik hati, tidak meributkan hal itu dengannya dan tetap membawanya untuk mengambil uang itu.”

“Orang seperti ini jika disebut sebagai master, orang biasa lainnya juga bisa dengan mudahnya disebut sebagai Master.”

Mendengar ejekan disekitarnya, Direktur Rico tidak bisa menahan dan mengerutkan keningnya, berpikir bahwa hal ini pasti dibicarakan oleh Bram, timbul ketidaksenangan di hatinya dan berkata: “Bram, jika bukan karena Tuan Roky memberimu pil QingXin, mungkin kamu sudah tidak punya nyawa lagi untuk turun dari gunung.”

Bram tertawa dan berkata: “Oh iya, aku harus berterima kasih pada Tuan Roky atas pemberian obatnya, tapi setelah aku turun gunung dan memeriksa komposisinya, itu hanyalah obat penyegar tradisional umum dan paling mahal hanya berapa rupiah.

Di depan terlihat berterima kasih pada Roky, namun kenyataannya sedang menyinggung Roky yang memanfaatkan kesempatan dalam kesulitan.

Dengan rasa tidak senang di hatinya, Direktur Rico merasa bahwa Bram adalah orang yang tidak tahu berterima kasih, namun dia juga tidak tahu pasti ramuan pil Qingxin, sehingga dia hanya bisa mendengus dan diam tanpa berkata apapun.

Sudah melewati pertengahan hari dan semua orang semakin cemas.

Bram juga mengerutkan keningnya, dan bertanya pada pengawal dibelakangnya: “Kenapa master belum datang, pergilah periksa ke perempatan di sekitar.”

Di saat inilah, tiba-tiba muncul suara “puff puff puff” mesin muncul dari langit.

Tim penerbangan yang terdiri dari lima helicopter, berbaris membentuk huruf dan muncul di udara.

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu