Aku bukan menantu sampah - Bab 600 Tidak Ada yang Boleh Menghina Istriku

setelah mendengar perkataan mertuanya itu, ekspresi wajah Roky menjadi begitu murung.

dia merasa terharu, namun juga merasa begitu marah.

dia tidak menyangka kalau istrinya yang selalu bersikap dingin itu juga sangat perhatian kepadanya. dia bahkan menurunkan harga dirinya untuk meminta tolong kepada Fany, bahkan dia memohon selama setengah jam lebih.

apakah keluarga Xie pantas menerima semua ini?

jangankan keluarga Xie, keluarga Aung San sekalipun juga tidak pantas membuat istrinya menurunkan harga diri.

tatapan Roky menjadi begitu dingin dan dia pun berkata dengan datar: "ibu, beritahu Dewi, mulai dari sekarang, dia tidak perlu menurunkan harga dirinya di depan orang lain! tidak ada orang di dunia ini yang boleh menghina istriku!"

setelah mengatakan itu, dia langsung menutup panggilan tersebut.

"kamu......."

Jenni belum selesai berbicara dan panggilan itu sudah ditutup. hal ini membuat dirinya merasa begitu marah.

pria tak berguna!

beraninya dia menutup panggilan ini begitu saja!

setelah Roky kembali nanti, jika Jenny tidak menghajarnya, mungkin dia akan semakin sombong!

Dewi yang berdiri di samping telah mendengar semua amarah Jenni pada Roky. dia ingin merebut ponsel dari ibunya, namun dia malah didorong oleh ibunya.

panggilan itu sudah diakhiri, padahal dirinya belum sempat berbicara dengan suaminya sendiri.

Dewi merasa begitu marah dan dia pun mengeluh: "ibu, untuk apa kamu mengatakan ini pada Roky? aku hanya meminta tolong kepada tante untuk menjaganya di luar negeri sana karena aku khawatir dirinya kenapa-kenapa di sana."

"apakah dia pantas menerima itu?" kata Jenni: "alangkah baiknya dia mati diluar negeri! lihatlah sendiri, apa yang telah dibuat olehnya. aku menyuruhnya pergi ke keluarga Xie untuk meminta maaf, namun dia tidak mendengar aku dan berkata kalau tidak ada orang di dunia ini yang boleh menghina istrinya? kenapa dia tidak sadar diri?"

"dia benar berkata seperti itu?"

Dewi terbengong dan merasa begitu terharu.

suaminya begitu membela dirinya, dia bahkan tidak merasa keberatan meskipun dirinya dipersulit oleh Fany.

Jenni duduk di atas sofa sambil berkata pada Dewi: "teleponlah dia dan suruh dia untuk membeli hadiah yang mewah, lalu berkunjung ke keluarga Xie untuk meminta maaf."

hadiah sebesar 2M yang telah ia berikan tidak boleh dibiarkan hangus begitu saja. Roky harus kembali ke keluarga Xie untuk mencari perhatian lebih.

saat ini, Talita masuk dari arah luar dan dirinya pun menghampiri Dewi setelah mendengar Dewi hendak menelepon Roky.

Dewi mengambil ponselnya dan menelepon Roky.

"suamiku, kenapa kamu tidak tinggal di kediaman keluarga Xie? apakah tante bersikap buruk padamu? jika keluarga Xie mempersulit kamu, kamu juga tidka perlu ke sana lagi. meskipun kita miskin, namun kita punya harga diri!"

setelah mendengar ini, Jenni segera berteriak pada putrinya: "hei, apa yang kamu katakan? suruh dia untuk pergi meminta maaf!"

Dewi tidak menghiraukan ibunya dan kembali berkata pada suaminya: "suamiku, kamu tidak perlu mendengar perkataan ibuku. kamu tidak perlu pergi ke keluarga Xie untuk meminta maaf. jika tante Fany tidak menjagamu, kita juga tidak lagi perlu ke sana."

"kamu.........!" Jenni merasa begitu marah dan dia segera merebut ponsel itu.

bagaimana bisa kalau pria tidak beguna itu tidak pergi meminta maaf?

dia sudah mencari informasi kalau suami Fany merupakan pebisnis besar di bidang batu giok. Jenni masih berharap mendapatkan bantuan bisnis dari keluarga Xie.

Dewi segera menaikkan tangannya agar ponselnya tidak direbut dan dia pun melemparkan ponselnya kepada Talita.

"Talita, bukankah kamu ingin bertanya pada Roky tentang kapan dia kembali? berbicaralah dengannya."

setelah mengatakan itu, Dewi pun menahan Jenni dan mendorongnya ke arah kamar tidur: "ibu, kamu tidak perlu mengurusi urusanku dengan Roky!"

"bukan begitu, aku hanya menyuruhnya untuk pergi meminta maaf, kalau tidak, pemberian kita kepada keluarga Xie akan hangus begitu saja......."

teriak Jenni.

"kamu tidak perlu mengurusi hal ini lagi. aku rela untuk tidak memiliki saudara seperti itu."

Dewi sudah mengambil keputusan ini dan dia mendorong ibunya ke dalam kamar tidur.

Talita memegang ponsel itu dengan perasaan yang gugup dan dahinya juga mulai berkeringat.

waktu sudah berlalu sekian lama, dia begitu khawatir pada Roky, namun dia tidak berani bertanya lebih.

"Talita, apakah kamu di sana? kenapa kamu tidak berbicara?" terdengar suara Roky dari dalam ponsel.

suara yang tidak asing ini membuat Talita ingin mengeluarkan air matanya.

dia menahan perasaannya sambil bertanya dengan suara yang serak.

"kak Roky... apakah kamu baik-baik saja di sana?"

Roky tersenyum dan berkata: "aku baik-baik saja, setelah aku pergi dari sana, Jenni tidak lagi bersikap buruk padamu kan?"

mendengar semua ini, Talita merasa begitu terharu, dia menganggukkan kepaanya dan berkata: "aku juga baik-baik saja, kak Dewi menjagaku dengan baik. dia juga tidak mengizinkanku pindah keluar dari villa ini. dia berkata kalau sedikit berbahaya jika seorang wanita tinggal sendirian di luar sana."

setelah mengatakan itu, dia kembali bertanya: "kak Roky, kapan kamu kembali?"

Roky sedikit menghela napas sambil berkata: "paling cepat setengah bulan lagi."

"hm, kamu harus menjaga dirimu dengan baik di sana. kamu harus menelepon kami jika terjadi sesuatu apapun."

setelah Talita mengatakan itu, sebuah tangan langsung merebut ponsel itu dari sisi samping.

Jenni berhasil melarikan diri dari halangan putrinya dan berlari keluar dari dalam kamar tidur. dia merebut ponsel itu sambil berteriak keras.

"Roky, aku katakan sekali lagi kepadamu. pergilah meminta maaf pada tante Fany, kalau tidak........"

Roky mengerutkan keningnya dan segera mengakhiri panggilan itu.

Jenni belum selesai berbicara dan panggilan itu sudah diakhiri. hal ini membuat dirinya merasa begitu marah.

"sialan, beraninya kamu menutup panggilan ini! lihatlah bagaimana caraku menghajarmu setelah kamu kembali nanti."

setelah itu, Jenni pun menatap Talita dan melampiaskan semua amarahnya pada Talita.

"kenapa kamu masih di sini? apakah kamu berencana makan dan minum gratis selamanya di rumah ini? kamu sudah miskin dan kenapa masih belum pergi bekerja? pergi dan cucilah kaus kaki Rino dan juga Alicia yang ada di kamar mandi. kamu tidak boleh makan malam jika kaus kaki itu tidak dicuci dengan bersih."

Roky tidak berada di sini dan Jenni langsung menganggap Talita sebagai pembantu rumah tangga.

lagipula keluarga Meng sudah bangkrut dan Jenni begitu meremehkan Talita sekarang.

ketika Talita hendak pergi ke kamar mandi, Dewi segera menghalanginya dan berkata pada Jenni: "ibu, kamu tidak boleh meremehkan Talita, dari segi mana dia miskin? pabrik obat Grup Babel telah diresmikan dan Talita akan segera menjadi CEO perusahaan ini. gajinya perbulan adalah 200 juta."

"200..........." suara Jenni sangkut pada tenggorokkannya sendiri dengan mata yang melotot.

dia tiba-tiba melompat dan berlari ke arah Talita sambil bertanya: "gajimu perbulan adalah 200 juta?"

Talita menganggukkan kepalanya dengan malu, dia juga baru saja mengetahui jumlah gajinya.

"200 juta perbulan? sebanyak itu?" kedua mata Jenni hampir terjatuh.

200 juta perbulan!

dan gaji pertahunnya adalah miliyaran !?

Talita segera berkata: "tante, gaji pertahun yang telah diterapkan di dalam kontrak kerjau adalah 2.4M. selain gaji pokok, masih terdapat bonus tahunan. namun untuk sementara waktu, aku hanya akan digaji dengan nominal sebesar 60juta perbulannya. aku akan memberikan 40 juta kepadamu sebagai biaya hidupku di rumah ini."

"baik, baik......" Jenni tersneyum lebar.

ini adalah rezeki yang jatuh dari atas langit!

Talita bekerja di pagi hari dan hanya akan pulang untuk makan malam dan juga tidur. Jenni merasa begitu beruntung karena dia bisa mendapatkan 40 juta tanpa melakukan apapun.

Jenni tiba-tiba tersenyum pada Talita sambil berkata: "Talita, apakah kamu sudah makan? cepatlah pergi untuk beristirahat....."

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu