Aku bukan menantu sampah - Bab 720 Kami Tidak satu grup dengan mereka

Seorang pria kekar dengan hormat membuka pintu mobil Hummer berwarna hitam dan meminta pria paruh baya dengan setelan jas dan sepatu kulit untuk turun dari mobil.

Raut wajah Teddy berubah drastis ketika melihat pria paruh baya ini, dia menjadi sedikit gugup.

"Mengapa Tuan Panji ada di sini!"

Rissa juga berdiri dengan gugup dan berkata, "Kakakmu belum datang, jangan sembarangan bicara! Tuan Panji adalah orang yang paling berkuasa di Kota Linxian serta memiliki koneksi dengan beberapa orang yang berkuasa di kota Wasa, jangan mengusiknya."

Disa mencibir: "Kenapa, apakah Tuan Panji hebat?"

Rissa meliriknya dengan jijik dan berkata, "Kamu tidak tahu status Tuan Panji di Kota Linxian, tidak hanya di Kota Linxian, bahkan para bos besar di Nanguang pun harus menghormatinya. Tapi kembali lagi, kamu hanyalah seorang pengawal wanita, bagaimana kamu bisa berhubungan dengan orang seperti dia."

"Hehe."

Disa menyeringai.

Kalau bukan karena kehadiran Roky, dia pasti sudah membunuh wanita sombong ini sejak awal.

Bonaro dipapah oleh seorang pria kekar lainnya sambil berjalan tertatih-tatih ke depan menggunakan tongkat, dia meneriaki Disa dengan kejam: "Pel*acur sialan, akhirnya aku menemukanmu! Kali ini kamu berada di Kota Linxian, jangan pikir kamu bisa keluar dengan utuh! "

Tiga hingga empat puluh orang mengerumuni mereka dengan membentuk lingkaran.

Para pejalan kaki di jalan melihat formasi itu langsung kabur tak tersisa.

Bonaro hendak melangkah maju, tetapi melihat Teddy juga hadir, dia tiba-tiba berteriak: "Masih ada mereka berdua, mereka bersama-sama!"

Rissa buru-buru berteriak: "Kalian salah, suamiku adalah adik dari Bos Liu , kami tidak kenal dengan mereka!"

“Oh, Bos Liu ?” Tuan Panji memuntahkan cerutu, dan berkata tanpa ekspresi: “dia tetap akan memanggilku Tuan Panji ketika berpapasan denganku di jalanan, Bos macam apa dia?”

Rissa tertegun sejenak, kemudian segera menyanjung dengan suara rendah: "Tuan Panji, tadi aku mengatakan hal yang tidak pantas, tolong jangan dihiraukan. Kami tidak bersama kelompok orang tingkat rendah ini, kami kebetulan baru bertemu saat makan tadi, mereka tidak ada hubungannya dengan kami."

Bonaro berkata dengan agresif, "Tidak ada hubungan? Suamimu baru saja membantu mereka untuk bicara, masih bilang kalian tidak ada hubungan? Kalian juga harus ganti rugi tokoku."

Rissa marah dan menyesal, dia memelototi Disa dengan galak.

Dia sama sekali tidak ingin berurusan dengan orang-orang rendahan ini, tak disangka mereka tetap menemui masalah.

Rissa tersenyum dengan enggan dan segera mengambil setumpuk uang dan menyerahkannya: "Suamiku juga usil, dia sudah menyadari kesalahannya, uang 40 juta ini adalah biaya pengobatan bagi Bonaro agar pulih. Harap Bonaro maafka-- ..."

“Minggir!” Bonaro melambaikan tangannya, dia melempar uangnya hingga berceceran di lantai: “Aku terluka sangat parah dan toko juga dihancurkan, kamu hanya memberi 40 juta? Kiranya aku belum pernah melihat uang ya?"

“Hehe, 40 juta, itu hanya biaya beberapa bungkus rokok anak buahku.

"Tuan Panjimenghisap rokoknya dan mencibir dua kali lalu dia berkata kepada preman di sebelahnya: "Telepon Rindo dan minta dia untuk segera datang untuk menebus kesalahan adiknya."

"baik."

Preman itu segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Rindo Liu dan menyalakan speakerphone.

Begitu panggilan disambungkan, preman itu memekik padanya, "Rindo Liu, Tuan Panji memintamu untuk datang dan menemuinya segera! Adikmu telah menyebabkan masalah, selesaikanlah."

Suara gugup dari seorang pria paruh baya tiba-tiba terdengar dari telepon.

" Tuan Panji, mengapa adikku mengusikmu?"

Preman itu berteriak tidak sabar: "Jangan basa-basi, Tuan Panjimenyuruhmu datang, cepat datang!!"

"Ba-baik ..." Rindo liu tersenyum dengan hati-hati: "Aku benar-benar minta maaf, Tuan Panji, adikku pertama kali datang ke Kota Linxian, mohon bersabarlah apabila dia menyinggungmu! Aku akan segera datang dan membayar 400 juta ke rekening Tuan Panji, persilahkan anak buah Tuan Panji beli beberapa bungkus rokok.”

Ketika preman itu menutup telepon, Bonaro memamerkan kemampuannya dan berkata: "Sudah lihat, bukan, Bos Liu apanya, dia bukan siapa-siapa bagi Tuan Panji! Tadi aku memberi penghormatan untuk kakakmu, tapi kamu menolak, jangan salahkan aku karena memalingkan wajah dan tidak peduli."

Raut wajah Teddy beserta istrinya berubah drastis.Tak disangka kakaknya yang terkenal di daerah setempat justru sangat berhati-hati di hadapan Tuan Panji.

Untuk beberapa saat, Teddy juga sedikit menyesal, tadi dia rela membantu, tapi tak disangka akan menimbulkan masalah, bahkan kakaknya juga tidak bisa menahannya.

Sedangkan Rissa tambah marah dan kesal, dia langsung memarahi: "Dari awal sudah kukatakan, jangan ikut campur urusan orang-orang rendahan ini, sekarang sudah lihat, bukan? Mereka tidak punya kekuatan dan kekuasaan, mereka juga tidak dapat membantumu, apa hubungannya denganmu!"

Selesai berbicara, dia lekas tersenyum kepada Tuan Panji.

"Tuan Panji, orang-orang ini benar-benar tidak ada hubungannya dengan kami, hanya kebetulan makan di restoran yang sama.

Wanita yang bernama Disa itu yang melukai temanmu barusan, bereskan dia, sungguh dia bukan teman suamiku, kamu bisa melakukan apapun padanya, Kami tidak keberatan."

Rissa melihat ke bawah, kemudian Tuan Panji tersenyum menghina, dia melambaikan tangannya dan berkata, "Demi dia, kalian berdua pergi dulu."

"Ba-baik." Rissa menjadi gembira seketika, dia segera menarik Teddy ke samping.

Teddy memandang Disa dengan cemas, dia masih ingin membantunya bicara, tetapi malah ditarik oleh Rissa.

Sekelompok pria kekar bersenjata mengepung dua Mercedes-Benz hitam itu.

Bonaro menepis pria kekar itu dan berkata sambil menyeringai: "Sekarang Tuan Panji ada di sini, kita lihat betapa sombongnya kalian! Berani menendangku, aku akan mematahkan tangan dan kaki kalian terlebih dahulu, setelah itu baru dibereskan perlahan-lahan."

Rissa yang bersembunyi di samping mendorong Teddy dengan kuat: "Sudah lihat ‘kan? Siapa suruh kamu ikut campur.”

Tuan Panji menyemburkan asap rokok, melemparkan cerutu ke tanah dan melangkah maju dengan dikelilingi oleh beberapa preman, dia mengangkat kepalanya dan bertanya, "Orang baru ya? Karena kamu tidak paham aturan, aku akan memberimu pilihan."Apakah kamu memilih mematahkan tangan dan kaki kalian sendiri, atau biar anak buahku yang melakukannya? "

Winata dan yang lainnya mengerutkan kening.

Mereka tidak takut pada tiga puluh hingga empat puluh orang ini, melainkan identitas Tuan Panji.

Tuan Panji ini, di luar tampak seperti penguasa di Kota Linxian yang mendominasi, pada kenyataannya, latar belakangnya jauh lebih dalam. Dia adalah penguasa terbesar di kota Wasa, adik sepupu laki-laki paman Mirza berhubungan dekat dengan beberapa penguasa di Kota Wasa!

Dengan mengandalkan pengaruh paman Mirza di Kota Wasa, makanya dia seperti seekor ikan yang mendapatkan air, menakutkan!

Mengusik Tuan Panji sama dengan mengusik penguasa di kota Wasa, hubungan antara penguasa kota Wasa terjalin dan memiliki banyak koneksi dengan yang di atas, selain itu, beberapa petinggi bawah tanah memiliki hubungan yang baik dengan yang di atas, bahkan informan Rei.

Jika benar-benar robek, khawatir hanya dapat menelepon Rei, yang mungkin sulit untuk diselesaikan.

Saat suasana sedang mencekam, Roky turun dari mobil.

Begitu Bonaro melihatnya, dia langsung menunjuk ke arahnya dan berteriak: "Tuan Panji, dialah pemimpin mereka! Bunuh dia ..."

Dengan kata "dia" masih di mulutnya, raut wajah Tuan Panji seketika berubah drastis, dia memandang Roky dengan hati-hati dan bergumam: "Kamu..."

“Ini aku, kenapa?” Kata Roky enteng.

Bonaro tercengang dan bertanya, "Tuan Panji, apakah kamu mengenalnya?"

Tuan Panji meliriknya dengan ekspresi marah, lalu tiba-tiba mengangkat tangannya dan menampar pipinya dengan kuat.

“Aw!” Bonaro tiba-tiba ditampar hingga tersungkur ke tanah, kemudian menutupi wajahnya dengan takut.

Orang-orang di sekitar tercengang.

Ditonton oleh semua orang, Tuan Panji berjalan maju dengan cepat dan membungkuk dengan hormat kepada Roky.

"Tuan Roky, aku benar-benar tidak menyangka kamu akan datang ke sini! Mengapa kamu tidak memberitahu dulu, jadi aku bisa mengatur sambutan.”

Raut wajahnya tampak cemas, berbeda dengan sikap angkuhnya barusan, seperti dua orang yang berbeda!

Orang-orang yang berada di sana tercengang melihatnya!

Dia adalah Tuan Panji, penguasa di Kota Linxian.

Bahkan di seluruh Nanguang, para petinggi di wilayah lain akan sungkan padanya!

Hingga pada akhirnya dia membungkukkan badannya untuk memberi hormat kepada Roky di depan semua orang, sikap rendah hatinya seperti menteri yang sedang menghadap Raja!

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu