Aku bukan menantu sampah - Bab 580 Semuanya Kembali Ke Semula

Bram pingsan di lantai, darah hitam terus menetes dari lubang hidung, telinga, dan sudut mulutnya. Pengawal yang berada di sampingnya ketakutan dan berteriak.

“Kak Bram, bertahanlah, aku akan menelepon 120”

Percuma……

Rumah sakit tidak bisa menyembuhkan racun ini!

Bram duduk di lantai, terlihat putus asa.

Dia tiba-tiba teringat ketika Roky berbalik, menatapnya seolah tersenyum padanya, lalu seperti ada sesuatu dari dalam tubuhnya yang tersedot keluar.

Apa…… mungkin dia mengambil kembali Pil Qingxin yang telah ditelannya?

Bram menyesal, akhirnya dia ingat apa yang dikatakan Roky sebelumnya.

“Empat Triliun, aku menjualnya lebih murah padamu.”

Membeli nyawa sendiri dengan empat triliun, memang sangatlah murah.

Sudah telat untuk menyesal, Roky sudah keluar dari lapangan, dan masuk ke mobil sedan.

Bram menganga, ingin berteriak memohon kepada Roky, dia bersedia membeli obatnya dengan seluruh hartanya.

Tapi teriakannya tidak bersuara, penglihatannya perlahan-lahan menjadi gelap.

Teriakan pengawal di samping juga tidak terdengar.

Semuanya kembali ke awal.

Aung Chris membukakan pintu untuk Roky, mempersilahkan dia naik ke mobil.

Ketika hendak naik ke mobil, dia menoleh ke belakang, melihat Bram tergeletak di lantai, dan wajahnya berubah.

Direktur Rico yang melihat kejadian ini, dan bergumam terkejut.

“Bu……bukanlah ini gejala racun, kenapa…… ”

Berbicara tentang ini, dia langsung menutup mulutnya, dan keringat dingin membasahi punggungnya.

Ternyata yang dimaksud Roky“Ada uang ada barang”adalah ini!

Tapi bagaimana pun juga dia tidak mengerti racun yang ada di dalam tubuh Bram sudah sembuh, lalu cara apa yang digunakan Roky untuk membuatnya kambuh kembali?

Direktur Rico berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk tidak menganalisa lebih jauh, dan masuk ke mobil seakan-akan tidak ada yang terjadi.

Karena Bram telah membayarnya, untuk apa dia mengejar Roky mempertanyakan masalah ini, semakin banyak dia tahu semakin celaka.

Aung Chris juga terkejut, dia kira Roky akan membiarkan Bram begitu saja, tidak disangka Bram tetap tidak bisa kabur.

Mungkin inilah yang terbaik.

Dirinya juga tidak perlu terjebak ditengah dan dalam dilema. Selain itu, tidak ada yang bisa membuktikan Bram mati ditangan Roky.

Bagi Aung Chris, Bram tidak lain hanyalah seekor anjing, dia menundukkan kepalanya dan masuk dalam mobil, meninggalkan Bram begitu saja.

Untuk menghindari kesialan, Willy mengatur jamuan makan di hotel lain.

Hanya saja karena kab. Kayong tidak berkembang, jadi tidak peduli bagaimana perjamuan ini diadakan tetap tidak bisa dibandingkan dengan kota Wasa.

Aung Chris terus minta maaf, atas kelalaiannya pada master Roky.

Roky tidak peduli, dia ke sini bukan untuk makan.

Di meja perjamuan, dia duduk di kursi utama, ditemani Direktur Rico dan Aung Chris, selain Nina dan Yulia tidak ada orang lain lagi.

Bangsawan duduk di meja lainnya, sikap mereka sangat sopan, bergiliran bersulang dengan Roky, dan berusaha menyanjungnya.

Roky tidak ingin menjalin pertemanan, setelah menolak bersulang dari satu dua orang. Willy melihat wajahnya, lalu dengan cepat membantunya menolak.

Aung Chris memegang gelas anggur dengan kedua tangannya, bersulang kepada Roky, dia menurunkan gelasnya menunjukkan rasa hormatnya.

Setelah Roky selesai minum, dia meletakkan gelasnya dan bertanya: “Ada masalah apa kamu mencariku?”

Awalnya Aung Chris tidak berani mengungkitnya, dia berencana mencari kesempatan untuk membicarakannya. Karena Roky bertanya sekarang, dia segera berkata: “Sebenarnya ayahku mempercayakanku untuk meminta bantuan kepada master Roky. Ayahku memiliki beberapa pertambangan batu giok di kota Yami, lokasiya terletak di tepi pantai, tapi dalam beberapa tahun terakhir permukaan laut naik dan air laut pasang, sering kali mengalir ke endapan. Kalau dalam jangka panjang masih terus begini, pertambangan ini akan tenggelam dan terkorosi oleh air laut, jadi aku ingin meminta nasihat master Roky, apakah ada cara untuk mencegah pasang air laut?”

Begitu dia selesai bicara, Direktur Rico yang berada di sebelahnya tidak tahan untuk berkata: “Tuan Aung Chris, pasang air laut itu bencana alam. Seharusnya kamu mencari bantuan para ahli penanganan bencana, kenapa malah mencari bantuan master Roky.”

Kalimat terakhir “Sulit untuk dilakukan”, Direktur Rico tidak dapat berkata apa-apa di depan Aung Chris, tapi setiap katanya tersirat di wajahnya, semua orang mengerti maksudnya.

Aung Chris tersenyum dan menjelaskan: “Direktur Rico, seperti yang kamu ketahui, sebenarnya kami juga sudah berkonsultasi dengan ahli konstruksi perihal tambang batu giok yang kebanjiran, bahkan membangun bendungan laut, tapi tetap tidak berhasil. Ayahku mengenal beberapa ahli metafisika dari negera Yuga, dan sudah mengundang beberapa master untuk melihatnya. Mereka semua mengatakan jalur pertambangannya yang mempengaruhi Fengshui sekitar, yang menyebabkan air pasang. Setelah menerapkan beberapa sihir, keadaannya sedikit lebih baik, tapi belum bisa menahan arus.”

Selesai itu, dia menambahkan: “Sebenarnya, ahli metafisika yang diundang ayahku bernama Jordan, dia yang merekomendasikan master Roky kepada kami.”

Direktur Rico yang mendengar sedikit bingung, dia adalah direktur biologi di kota Wasa. Dia tidak percaya dengan Fengshui dan dia orang yang materialis.

Tapi sejak mengenal Roky, dan melihatnya beraksi beberapa kali, pandangannya pun mulai goyah.

Tapi, dia juga mengenal Jordan. Akhir-akhir ini, dia terkenal di komunitas barang antik kota Wasa. Dia baru saja membuka beberapa cabang di kota Wasa, dan bisnisnya berkembang pesat.

Nina terkejut: “Ya ampun, kalian mengundang master Jordan? Dia terkenal di bidang akademis arkeolog Amerika Serikat, dan CBS TV pernah mewawancarainya.”

Aung Chris tersenyum: “Ya, master Jordan juga banyak melakukan riset tentang metafisika Fengshui. Ayahku sangat percaya padanya dan sering meminta nasihatnya. Kali ini dengan susah payah aku mengundangnya ketika dia menjadi pembicara di Asia Tenggara.”

Roky tersenyum santai, berkata: “Oh, ternyata Jordan, aku tidak menyangka dia begitu terkenal.”

Nina terkejut: “Kamu mengenal master Jordan?”

“Dia juga bisa disebut master?”Roky tersenyum dan berkata dengan santai: “Dulu dia sering memintaku mengajarinya, dia tahu banyak tentang teori metafisika, tapi buruk dalam hal praktek. Dia termasuk orang yang ahli secara teori, bisa dikatakan ahli kelas kedua. Akhir-akhir ini aku sibuk, menolaknya beberapa kali dan mengabaikannya.”

Beberapa orang di meja saling memandang satu sama lain.

Aung Chris juga terkejut.

Dimatanya, Jordan sudah dianggap master senior metafisika Fengshui. Dia mempunyai koneksi yang luas di komunitas metafisika dan memiliki berbagai pengetahuan kuno dan modern.

Tidak disangka dari mulut Roky, malah mendengar “Ahli kelas kedua”.

Jordan dan Willy sama-sama memuji “Master Roky”dan berkata, “Kalau ada yang tidak dapat diselesaikan master Roky di dunia ini, maka tidak ada orang kedua lagi yang bisa”, ini benar-benar nyata bukan bohong.

Yulia tahu Roky adalah kepala akademi Nangung Metafisika. Tapi terkait mengatur masalah air laut, dia sedikit ragu. Dia mengerutkan kening dan berkata: “Roky, apakah benar kamu bisa?”

Ini laut luas yang tidak bisa dikendalikan manusia.

Tidak peduli seberapa hebat master metafisika Fengshui itu, kalau bisa mengendalikan pasang surutnya air laut, bukankah itu dewa.

Roky berkata: “Masalah Fengshui sangatlah bervariasi, harusnya melihatnya baru bisa tahu.”

Aung Chris berkata: “Master Roky, tolong lihatlah kota Yami, kami benar-benar tidak ada cara lain lagi, mohon dibantu master.”

Roky mengangkat kepala, sambil tersenyum: “Coba berikan alasan, kenapa aku harus membantumu?”