Aku bukan menantu sampah - Bab 192 Sebenarnya Siapa yang Bertanggung jawab

"Plaakkk"

Terdengar suara yang nyaring, membuat semua orang terkejut dan tercengang.

Wajah kiri Hendra membengkak seketika, dia tertegun menatap Roky dengan tatapan lekat, beberapa detik kemudian dia tersadar, lalu berteriak tak terkendalikan: "Kamu berani memukulku?!"

"Kalau mau memukul ya tinggal pukul saja, kamu mau bagaimana!"

Roky menaikkan alisnya, tanpa rasa sungkan, langsung melontarkan tamparan sekali lagi padanya.

Kedua wajah Hendra bengkak seperti roti mantou, bahkan hidungnya dipukul sampai mengeluarkan darah, dia berteriak dengan marah.

"Cepat....... Minta orang datang untuk mengendalikannya!"

Beberapa pembunuh bayaran baru saja tercengang, kemudian mereka sadar kembali dan segera berlari ke depan.

Broto dengan ekspresi dingin berteriak tegas: "Berhenti! Siapa yang berani melangkah ke depan, aku akan mematahkan kakinya!"

Seketika juga para pembunuh bayaran itu tidak berani maju ke depan, berdiri di samping sambil gemetar ketakutan.

Melihat bahwa tidak ada orang yang berani melangkah ke depan, Hendra sangat marah sampai-sampai bola matanya memerah, mengancam dengan sengit.

"Roky, kalau kamu sampai berani melukaiku walaupun hanya sehelai rambut saja, ayahku pasti akan membantaimu!"

"Apa sekarang kamu mencari ayahmu saat sudah mengetahuinya?" Kata Roky sambil menghinanya: "Jika ayahmu juga tidak bisa membedakan mana yang benar dan yang salah sepertimu ini, aku tidak menyarankan untuk mendisiplinkannya juga!"

Selesai berbicara, dia melemparkan satu tamparan lagi, sembari bertanya dengan nada santai.

"Katakan, siapa disini yang membuat keputusan?"

Hendra berteriak tak terkendali: "Aku akan membunuhmu........."

"Plaakkk!"

Sekali lagi tamparan melayang, dan langsung mengembalikan perkataannya lagi.

Roky mengangkat alisnya: "Siapa yang membuat keputusan?"

Hendra ditampar sampai mulutnya meneteskan darah, di wajahnya membekas sebuah bekas tamparan, tidak berani untuk mengeluarkan sepatah kata lagi.

Tidak mengira satu tamparan lagi, melayang dengan sengit pada wajahnya.

Setiap Roky bertanya satu kalimat, dia melayangkan sebuah tamparan sengit, berbelas-belas tamparan secara berurutan, dia menampar sampai wajah Hendra penuh dengan darah, rasa keangkuhan barusan, sudah hilang sedari tadi, wajahnya ketakutan.

Di depan kerumunan orang banyak, Roky melayangkan tamparannya satu per satu, sampai bunyi tamparan "plak plak" itu terdengar nyaring.

Tapi kerumunan orang di sekitar, mendadak terdiam, tidak peduli apakah dia meminta ampun, atau berteriak kesakitan, tidak ada seorang pun yang berani maju ke depan dan menghentikannya.

Broto juga sangat ketakutan, barusan dia juga merasa bahwa Roky hanyalah orang biasa, selain keterampilan medisnya yang hebat, tidak ada lagi keunikan yang lain dalam dirinya.

Tapi tidak mengira bahwa Roky di hadapannya ini, gerakan memukul Hendra tadi, ternyata tanpa ampun.

Inisiatif dari beberapa orang yang sangat egois ini, berapa dari mereka yang bisa mengurus ini dengan baik?

Tidak heran Yoga keluarga kaya dari Kota Babel dan yang lainnya, hanya menunjukkan kepalanya saja!

Satu tamparan, akhirnya membuat Hendra ketakutan, dia terus berteriak minta ampun.

". Master Roky, aku tadi sudah salah menilaimu, kamu tidak mencuri barang! Aku mohon Master Roky lepaskan aku!"

Roky tidak mudah untuk digerakkan hatinya, sekali lagi tamparan melayang, dia berbicara sambil tersenyum tapi bukan seperti sebuah senyuman.

"Siapa disini yang membuat keputusan?"

"Master Roky, disini Master Roky yang memutuskan!" Mulut Hendra penuh dengan darah, berteriak ketakutan.

"Salah!" Kata Roky dengan dingin, mengangkat tangannya dan menampar sekali lagi.

Keangkuhan Hendra barusan, semua telah dihilangkan oleh tamparannya, sama seperti seekor ayam yang sakit, menangis-nangis dan berteriak.

"Keluarga Ren...... Kakakku lah yang memutuskan!"

Sekarang Roky baru menganggukkan kepalanya puas, lalu langsung menjatuhkannya ke lantai.

"Pergi!"

Wajah Hendra penuh dengan darah, dia merangkak seperti ingin berlari pergi.

Di belakangnya terdengar suara Roky yang datar: "Apakah kamu tahu mengapa aku memukulmu? Pertama tidak membedakan benar atau salah, mengambil kesimpulan dengan sembarangan; kedua kamu sangat kurang ajar, membantah kakakmu; ketiga kamu tidak menyadari siapa yang sedang kamu hadapi, menganggap penjahat sebagai orang baik. Tadi kamu membantah kakakmu, sekarang kamu tahu bagaimana harus bertindak kan?"

"Tahu tahu......." Hendra panik, segera membalikkan badannya dan berjalan ke depan Broto, gemetar ketakutan sambil berkata: "Kak, tadi aku membantah dan kurang ajar padamu, aku mohon kakak maafkan aku."

Broto menganggukkan kepalanya tegas, hatinya diam-diam sangat lega.

Hanya karena dirinya adalah anak haram, tidak peduli sesukses apapun pekerjaannya, posisinya dalam keluarga sangatlah canggung.

Oleh karena itu, Hendra juga tidak pernah memandang kakaknya ini dengan perspektif yang baik, bahkan dia juga masih berebut hak mengurus perusahaan dengan kakaknya.

Hanya saja Hendra sangat tidak berkompeten, maka klan keluarganya menyerahkan perusahaan ke tangannya, tapi ini semakin membuat Hendra merasa dirugikan, sudah banyak kali dia dipermalukan depan publik, melukai harga dirinya.

Dia menghalangi identitasnya, juga tidak mendapat pendisiplinan, hanya bisa mengabaikannya.

Tapi Roky yang mengantikkan dirinya untuk mendisiplinkan Hendra, meskipun tidak terlihat eskpresi di wajah Broto, tapi dalam hatinya dia sangat berterimakasih.

Dia menyerukan: "Ambilkan hadiah milik Master Roky"

Seorang pembunuh bayaran berkata dengan canggung: "Direktur Ren, gindeng ungu..... sudah diambil oleh Tuan Muda Zhao?"

Broto dalam sekejap merasa canggung, segera meminta maaf kepada Roky, kemudian dia berkata dengan marah: "Pergi cari dia, dia harus mengembalikan barang milik Master Roky!"

.........

Broto mengirim orang untuk pergi mencari Hendra, dia juga menyuruh Roky untuk masuk ke dalam ruang tamu dan segera menjamunya, sikapnya sangat terhormat.

Mengenai penanganan masalah Hendra, Broto tidak menyebutkan sepatah kata pun, hanya meminta maaf kepada Roky, hendra sebenarnya juga adalah adik laki-lakinya, bagaimanapun dia membuat keributan, hubungan darah tetap tidak bisa putus.

Melihat Broto yang membuat masalah besar menjadi lebih kecil, Roky juga tidak lagi bertanya, ini adalah masalah orang lain, dia juga tidak bisa banyak berkata.

Tapi, Broto masih tidak henti-hentinya meminya maaf atas kejadian tadi, selesai makan dia mengundang Roky lagi ke Paviliun Obat Langka, memohon padanya untuk memilih beberapa bahan obat, menghindari ketidaktenangan dalam hatinya.

Masalah yang terjadi barusan, awalnya Roky tidak mau pergi, tapi tidak nyaman menolak kebaikan darinya.

Dia berpikir "Paviliun Obat Langka" adalah tempat dimana Keluarga Ren menyimpan bahan-bahan obat yang sangat berharga, mungkin selain ginseng ungu, ada juga obat lainnya yang sangat berharga, sambil mengikutinya, dalam hatinya berpikir bahwa ini bagus juga.

Seseorang berjalan kembali ke pintu Paviliun Obat Langka.

Roky mengangkat kepalanya, mendadak dia melihat sebuah bayangan orangyang kebingungan berlari kelaur dari dalam paviliun, seketika dia terdiam.

Itu adalah Mia?

Dengar-dengar Keluarga Liu menghabiskan banyak uang untuk mengeluarkan dia dengan jaminan, tapi tidak mengira bahwa dia tiba-tiba datang kemari!

Broto juga melihat orang ini, seketika berteriak: "Berhenti! Siapa kamu?"

Mia panik, dia tidak memerhatikan sekitar dan langsung menuju ke Roky yang berada dalam kerumunan, segera berkata: "Aku adalah tamu Hendra, dia yang mengundangku."

Dia berbicara sembari menyembunyikan barang di belakang tubuhnya.

Alis Roky berkerut, dengan langkah besar maju ke depan, langsung menggenggam pergelangan tangannya, seketika muncul sebuah kotak merah dalam genggamannya.

"Roky, bagaimana kamu ada disini?!" Mia terkejut melihatnya, seketika dia langsung berkata tanpa berpikir.

Kata Roky dengan nada dingin: "Kamu mencuri ginseng ungu?"

"Aku..... Bukan aku!" Mia menggertakkan giginya, dia berkata dengan penuh ketakutan, "Hendra yang memberikannya padaku! Terakhir kali kamu ingin melecehkanku, sekarang ingin memfitnahku mencuri barang, tidak tahu malu!!"

"Ini bukan barang milik Hendra, ini adalah milik Keluarga Ren." Roky memutar kepalanya menatap Broto, katanya dengan datar: "Dia mencuri ginseng ungu, bagaimana harus mengurusnya?"

Lagipula sekarang ada di rumah Keluarga Ren, beberapa masalah ini, tetaplah harus mendengarkan perkataan Broto.

Direktur Ren memasang wajah serius dan berjalan ke depan, dia tidak bisa menangani adik kandungnya sendiri, tapi mengenai seorang wanita yang tidak tahu datangnya darimana, pasti dia tidak akan menunjukkan belas kasihan.

"Sebenarnya ini adalah barnag milik Master Roky, kemari, buang wanita ini, patahkanlah tangan kirinya!"

Saat mendengar "patahkan tangannya", Mia terkejut lemas, dia sangat membenci Roky dan berteriak padanya.

"Hendra, cepat tolonglah aku."

Hendra dengan cepat langsung datang dari seberang, dia gemetar ketakutan melihat Roky, dia dengan sengaja memberi jarak dengannya.

Mia mengambil kesempatan ini untuk kabur, bersembunyi di samping Hendra, memeluk lengannya menangis dan berkata: "Tuan Muda Broto, dia..... dia barusan ingin melecehkanku....."

Melihat sikap kedua orang itu, Roky tertawa dalam hati.

Sepertinya, Mia sekarang menjalin hubungan dengan Hendra, tidak heran tadi Hendra menempatkan dirinya dalam peangkap maut, ternyata dia ingin memenangkan hati Mia.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu