Aku bukan menantu sampah - Bab 376 Seorang Penyuka Gratisan

"Baiklah, berdiri."

Jenni dengan cepat menariknya.

Lagi pula, orang ini juga menantu adik laki-lakinya, bagaimana mungkin dia membiarkannya dipermalukan.

Tapi Jenni merasa sangat puas dan bangga, dia tidak menyangka menantunya memiliki kemampuan seperti ini, hal ini akan memberikannya posisi yang lebih tinggi di Keluarga Xu.

Saat ini, Dewi maju dengan terkejut dan bertanya: “Roky, apa kamu benar-benar tamu terhormat Tuan muda Hendrik? Kenapa dia bisa mengenalmu?”

Roky berkata: “Aku pernah membantu Grup Babel dan Grup Jiang untuk menegosiasikan kesepakatan.

Tuan muda Hendrik mengundang Direktur Broto untuk makan, aku juga ikut diundang.

Tapi aku ingin pulang dan makan dengan keluargaku, jadi aku menolak undangan Tuan muda Hendrik dan tidak pergi."

"Apa, jadi kamu tidak pergi? Jadi Tuan muda Hendrik tidak mengundangmu secara khusus, dan kamu hanya diundang karena ada Direktur Broto?” Jenni tercengang, dan senyuman bangga di wajahnya langsung menghilang.

Apa-apaan ini?

Jenni berpikir kalau menantu laki-lakinya ini sudah diakui oleh Keluarga Jiang, tapi ternyata semua itu hanya demi Broto!

Roky tidak ikut pergi, Tuan muda Hendrik juga tidak peduli, jelas sekali kalau dia tidak menganggap Roky itu penting, dia melakukan semua itu hanya demi menyanjung Broto!

Winston yang tadinya membungkuk, langsung berdiri tegak setelah mendengar kata-kata itu, dan dengan ekspresi marah berkata: "Roky, apa kamu sengaja? Tuan muda Hendrik tidak mengundangmu secara khusus, untuk apa kamu ikut pergi makan? Aku kira kamu benar-benar tamu terhormat Grup Babel, tapi ternyata kamu hanya penyuka gratisan!”

Broto mengerutkan keningnya dan berkata: “Sebenarnya, Direktur Roky... ”

Sebelum dia bisa menyelesaikan kata-katanya, Roky menggelengkan kepalanya pelan.

Broto menelan kata-katanya.

Wajah Roky tetap terlihat tenang, dia tidak ingin orang lain tahu kalau dia adalah direktur sebenarnya dari Grup Babel, ini adalah latar belakang rahasianya, dan dia tidak ingin paman besarnya dari Keluarga Lin tahu.

Dewi menghela nafas lega, dia tidak ingin koneksi Roky menjadi terlalu rumit, apalagi kalau dia memiliki koneksi dengan orang-orang berpengaruh seperti Keluarga Jiang.

Memiliki koneksi dengan orang seperti itu sama saja dengan memiliki koneksi dengan bahaya, dia berharap Roky adalah orang yang biasa-biasa saja, dan tidak memiliki hubungan dengan dunia bawah tanah seperti Keluarga Lin.

Mereka sudah menghabiskan waktu yang cukup lama di sana, Winston terus mengutuk, dia lalu berbalik dan dengan hormat meminta Broto untuk masuk ke dalam mobil, dan mengantarnya kembali ke hotel.

Rino juga terlihat tidak senang, dia menyuruh semua orang pergi ke warung makan untuk makan malam.

Kerabat-kerabat dari Keluarga Xu terlihat sangat marah, harapan mereka untuk menjalin relasi dengan Keluarga Jiang hilang sudah, dan mereka semakin membenci Roky sekarang.

Dibandingkan dengan hotel bintang lima yang besar, warung makan di pinggir jalan jelas tidak memenuhi standar mereka, Jenni bahkan tidak ingin memesan makanan, dan mengatakan kalau dia akan pulang.

Saat mereka semua merasa kecewa, Winston kembali dengan terengah-engah dan berkata: "Ayo, semuanya pergi ke hotel bintang lima di seberang, hidangan sudah disiapkan, Tuan muda Hendrik sudah memesan makanan untuk semua orang, kalian bisa makan gratis di sana."

"Makan di Hotel Emperor?" Jenni tiba-tiba menjadi semangat, dan dengan senang berkata: "Winston, kamu memang hebat, warung pinggir jalan ini benar-benar membuatku kehilangan selera makan."

Para kerabat dari Keluarga Xu juga terlihat bersemangat.

Siapa yang mau makan di warung pinggir jalan seperti ini?

Tentu saja mereka akan memilih hotel bintang lima.

Rino juga terlihat sangat senang, dia bisa menghemat banyak uang dan mendapatkan kesempatan untuk menyombongkan diri, dia lalu berkata dengan bangga pada kerabatnya: "Lihat, ternyata menantuku, Roky, hebat juga, kan! Tuan muda Hendrik pasti mengakuinya, dan mengundang kita semua untuk makan!"

"Apa kamu sudah bertemu dengan Tuan muda Hendrik?" Tanya Dewi.

Saat ditanya, wajah Winston tiba-tiba memerah, dia terpaksa menggelengkan kepalanya dan berkata: "Tuan muda Hendrik berkata, karena Roky ingin menemani kerabatnya untuk makan malam, dan tidak bisa datang untuk makan, biarkan dia juga ikut menghibur semua kerabat Tuan Roky."

Untuk menelepon saja dia tidak pantas, apalagi untuk bertemu dengan Tuan muda Hendrik.

Saat mendengar ‘Roky’, Rino langsung merasa malu, dan merasa tidak senang.

Siapa sangka, ternyata orang yang diundang tetap saja Roky.

Jenni mendengus, dan berkata dengan kesal: “Tuan muda Hendrik tidak mungkin mengakui orang tidak berguna itu, Tuan muda Hendrik sangat kaya, bagaimana mungkin dia bisa kenal orang seperti Roky, dia hanya tidak ingin mempermalukan Direktur Broto!”

Mendengar kata-kata Jenni, beberapa kerabat Keluarga Xu juga merasa setuju.

Si sampah itu bahkan tidak memiliki kemampuan apa pun, dan bahkan mungkin saja Tuan muda Hendrik tidak tahu bagaimana bentuk wajah Roky.

Orang tidak berguna itu hanya beruntung karena mengenal Direktur Broto!

Para kerabat Keluarga Xu makan dengan mewah di Hotel Emperor, anggur dan hidangan di atas meja semuanya adalah keluaran yang terbaik.

Beberapa kerabat Keluarga Xu, termasuk Jenni, belum pernah makan makanan mewah seperti ini, mereka sibuk mengeluarkan ponsel, mengambil foto, dan mempostingnya ke media sosial mereka.

Winston juga tidak tahu harus bagaimana lagi untuk membujuk Sinta yang marah.

Di meja makan, kerabat Keluarga Xu terus memuji Winston, dan mereka malah mengabaikan Roky.

Di tengah acara makan, Tuan muda Hendrik secara pribadi datang untuk bersulang, hal ini membuat para kerabat Keluarga Xu sangat terkejut, mereka hampir berlutut.

Winston juga sangat senang, ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan Tuan muda Hendrik, dan dia sangat bersemangat sampai kata-kata yang diucapkannya terdengar tidak jelas.

Setelah jamuan makan selesai, kerabat-kerabat Keluarga Xu pulang ke rumah mereka masing-masing.

Mereka semua menyewa rumah di Kota Wasa, jadi tidak mungkin mereka ikut tinggal di vila, selain itu, kalau mereka tinggal di vila menantu Jenni, mereka pasti tidak akan bisa tidur dengan nyenyak, jadi sebaiknya tidak usah dipikirkan.

Setelah kembali ke vila, Jenni langsung menempati kamar Roky dan menyuruhnya tidur di ruang lain.

Rino dan istrinya juga tinggal di vila itu, mereka ingin menikmati waktu di sana dan tinggal selama beberapa hari.

Roky terpaksa menyuruh para pelayan membereskan ruang belajar, dan tidur dengan istrinya di ruang itu.

Dan kamar Talita berada tepat di sebelahnya.

Dewi sudah mandi, dia memakai piyamanya dan duduk di tempat tidur sambil melihat ponselnya, kedua kakinya yang panjang dan mulus terlihat jelas.

Roky menelan salivanya, lalu berjalan ke arah Dewi dan duduk di sampingnya.

Dewi mengangkat kepalanya dan berkata: “Ibu ada di sini, dia pasti akan banyak merepotkanmu, aku akan kembali ke Kota Gopo lusa dan mengurus masalah perusahaan.

Kalau pekerjaanmu di sini sudah selesai, cepatlah kembali.”

“Baik.”

Roky mengangguk, dia memeluk pinggang istrinya, dan mencondongkan kepalanya untuk mencium aroma tubuh istrinya.

Wangi anggrek dari tubuh istrinya terasa tidak asing.

Dengan memeluk tubuh lembut istrinya, perasaan tidak nyaman Roky langsung menghilang.

Tak peduli seberapa merepotkan ibu mertua dan pamannya, dia bisa menanggung semua itu demi istrinya.

Dewi mengambil bantal, berbaring miring di tempat tidur sambil menatap ponselnya, memproses dokumen perusahaan, dan meletakkan kakinya yang panjang di atas lutut Roky.

Tindakannya yang tidak disengaja membuat Roky bersemangat.

Istrinya hanya mengenakan baju tidur sutra putih, roknya hanya menutupi pangkal pahanya, kedua kakinya yang ramping dan halus berada di depan wajahnya, kakinya yang kecil dan indah masih menjuntai, jari-jari kakinya terlihat sangat lembut dan kecil, kukunya yang mungil dicat dengan cat kuku berwrna cerah.

Benar-benar yang terbaik di dunia!

Roky menelan dengan keras, tidak bisa menahan diri untuk tidak menjangkau dan menyentuh paha istrinya, dia lalu meremasnya pelan.

Sensasi di telapak tangannya terasa sangat enak, kulit Dewi terasa sangat lembut dan elastis.

“Hei, sedang apa kamu!” Dewi tiba-tiba tersipu malu dan berbisik pelan.

Roky terkejut, dan dengan cepat membuat alasan: “Istriku, kamu pasti lelah hari ini, aku akan memijatmu.”

“Baiklah.”

Dewi tidak berpikir panjang lagi, dia meletakkan kaki halusnya di lutut Roky dan berkata sambil melihat ponsel: "Betisku sepertinya bengkak, tolong pijatkan."

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu