Aku bukan menantu sampah - Bab 233 Ada Seseorang Di Luar Jendela

Kenapa tadi baik-baik saja , dan sekarang merasa pusing serta penglihatan menjadi kabur, apakah mungkin masuk aingin di pagi hari?

Yulia berjalan menuruni tangga, dan hendak menunduk mengambil ponselnya untuk menelepon Melani, ada beberapa sosok manusia muncul, salah satunya adalah seseorang yang kurus dan berpenampilan kasar sedang mengerutkan keningnya dan menatapnya.

Dia mengerutkan kening sejenak, dan dengan susah payah menopang tubuhnya ke samping.

Tapi dalam waktu satu menit ini, Yulia merasa kakinya lemas dan tidak bisa berdiri, dan juga tubuhnya semakin panas, tidak hanya pusing dan penglihatan kabur, tetapi juga sesak napas.

Tepat pada saat ini, tiba-tiba dia merasakan sepasangn lengan menekan bahunya, dan dalam sekejap dia menoleh dengan marah.

Dia hanya melihat seorang pria berotot menekan bahunya, dan menatap dirinya dengan niat jahat.

“Lepaskan……lepaskan aku……” Yulia merasa sedikit tidak enak, dan segera meronta.

Tetapi seluruh tubuhnya lemas dan tidak bisa bergerak sama sekali.

Beberapa pria mengelilinginya, menatapnya, melihat jantung Julia berdebar dengan kencang, mereka menjadi sangat panik.

“Sial, ternyata aku melakukan kesalahan!” si kurus itu berkata dengan tidak senang : “Jimat dengan harga seratus enam puluh juta, sia-sia begitu saja, dari mana wanita ini keluar, membuat aku dalam masalah besar!”

Seorang pria berotot di samping menelan ludah dan menyeringai : “Kak Sonny, menurutku gadis ini juga sangat cantik, pinggangnya ramping dan kakinya panjang, kulitnya juga putih, kita tidak rugi.”

Pria kurus itu adalah Sonny, dia menempelkan jimat itu di depan pintu Keluarga Liu, dan sedang menunggu Dewi keluar dan terkena, tapi tak disangka tiba-tiba Yulia datang!

Pada awalnya dia menyiapkan jimat bunga persik untuk Dewi, tetapi malah jatuh ke tubuh Yulia!

“Apa yang ingin kalian lakukan……”

Wajah cantik Yulia menjadi pucat dan sangat panik, tubuhnya semakin tidak bisa dikendalikan, dan ada aliran panas di perutnya, tubuhnya menjadi semakin lemas.

Dia tidak memiliki kekuatan untuk meronta dan sambil mencaci maki : “Aku peringatkan kepada kalian……jika berani melakukan sesuatu kepadaku, kalian semua akan mati……”

“Hei, gadis cantik ini cukup galak!” pria berotot itu tersenyum jahat : “Aku suka dengan orang yang begitu intens, sangat seru untuk dimainkan!”

Hati Yulia terasa berat, dia berusaha tenang dan mencela : “Cari mati! Apakah kalian tahu siapa aku…….”

Sebelum dia selesai berbicara, Sonny menyelanya : “Aku tidak peduli siapa kamu, sudah menyia-nyiakan selembar jimatku ini, aku akan membiarkanmu menggantikannya !”

Setelah selesai berbicara, karena takut menarik perhatian, dia segera melambaikan tangannya.

Beberapa pria berotot segera mengawal Yulia, menyeretnya ke dalam sebuah mobil van di luar, dan mendorongnya duduk di kursi belakang.

“Tolong……”

Seluruh tubuh Yulia sangat lemah, bahkan berteriak pun tidak bersuara, dan dia sangat panik.

Kenapa bisa seperti ini?

Ada apa dengan dia, tubuhnya tidak hanya lemah, tetapi tubuhnya juga terasa panas, bahkan pipinya juga memerah, dan pikirannya perlahan-lahan menjadi tidak sadar.

Sonny segera masuk ke dalam mobil van, mendengar suara langkah kaki dari belakang, dan segera berteriak : “Pergi ke Hotel Golden Jubilee, Kak Mia sudah membuka kamar nomor 1402, cepat pergi, jangan sampai ada orang menyadarinya.”

Pria berotot itu segera menginjak pedal gas, dan mobil van itu melaju ke depan.

Yulia terbaring tengkurap di kursi duduk, dan sangat ketakutan.

Dia berusaha keras menekan kepanikannya, ketika semua orang belum siap, dia mengeluarkan ponselnya, dan membukanya dengan gemetaran.

Beberapa pria berotot mengemudi dengan panik, dan tidak menyadari gerakannya.

Awalnya Yulia ingin mengirim pesan kepada Melani, tetapi tangannya menyelip dan keluar nomor telepon Roky.

Dia juga tidak memiliki kekuatan lagi, dan dia harus menggunakan kekuatan terakhirnya untuk mengirim pesan kepada Roky.

Ketika baru saja selesai mengirim pesan, tangannya yang lemas tidak bisa memegang ponselnya lagi, dan ponselnya terguling ke bawah.

Terakhir kali dia pergi mengancam Dewi, Roky sangat marah, dan sangat dingin kepadanya.

Dia sangat membenci dirinya, dan mungkin tidak akan mempedulikan pesan teksnya.

Memikirkan ini, air mata Yulia mengalir di wajahnya.

Semuanya terjadi karena sebab dan akibat, dan ini semua karena ulah dirinya sendiri.

Bahkan jika Roky mengabaikannya, dia juga tidak bisa menyalahkan orang lain.

……

Begitu mobil van itu melaju pergi, Jenni berpakaian dengan sangat cantik, berjalan keluar dari tangga, dan tangannya masih memegang selembar jimat kuning yang kusam.

Dia sangat marah dan menelepon Roky.

“Apa yang kamu lakukan lagi? Menempel jimat di depan pintu? Aku rasa kamu kurang kerjaan, dan menganggap dirimu sendiri adalah seorang master, dan berpura-pura hebat di rumah !”

Roky sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit, tiba-tiba menerima panggilan telepon dari ibu mertuanya, dan berkata dengan kebingungan : “Jimat apa?”

“Masih saja berpura-pura bodoh denganku! Aku sudah merobek jimat tidak jelas di rumah, kamu masih saja tidak menyerah, dan menempel sebuah jimat di depan pintu!” Jenni semakin marah semakin emosi, dan berteriak : “Hari ini nona Yulia membawakan hadiah ke rumah, untung saja dia tidak melihat jimak tidak jelasmu itu, kalau tidak aku akan merasa sangat malu karenamu.”

“Yulia?” ekspresi Roky langsung berubah menjadi dingin.

“Benar, Nona Yulia membawa banyak hadiah, dan meminta maaf ke rumah!” kata Jenni, dan mengubah topik pembicaraan : “Namun jika kamu berani dibelakang putriku, dan pergi mencarinya lagi, jangan masuk ke dalam rumah ini lagi! Masalah menempelkan jimat, aku akan menyelesaikannya denganmu nanti!”

Setelah selesai berbicara, Jenni menutup teleponnya tanpa penjelasan apapun, meremas jimat kuning itu, dan membuangnya ke tempat sampah!

Orang tak berguna ini menggertaknya, seharian melakukan hal yang aneh di rumah, tidak ada kesialan apapun, keberuntungan hari ini sangat baik!

Roky berdiri di tepi jalan, dan mengerutkan keningnya dengan erat.

Dia tidak menempel jimat apapun di depan pintu, mungkin telah terjadi sesuatu.

Tepat pada saat ini, tiba-tiba dia menemukan ada satu pesan teks yang belum dibaca di ponselnya, dan segera membacanya.

Namun, isi pesan teks itu hanya dua kata.

“Aku berada di……”

Roky melihatnya sejenak, dan segera menelepon Billy.

“Dalam sepuluh menit, tidak, lima menit! Periksa keberadaan Yulia, dia baru saja pergi ke rumahku.”

Billy segera menjawab dengan hormat : “Baik, Tuan muda! Aku akan segera melacaknya!”

……

Di dalam hotel.

Yulia terbaring tak berdaya di atas kasur Simmons (merek), wajahnya memerah, dan tubuhnya panas seperti api panggang.

Di samping kasur, ada beberapa pria berotot menatapnya dengan rakus, dan tenggorokan mereka terus-menerus menelan ludah.

“Kak Sonny, apakah kita akan bermain dengan wanita ini?”

Sonny memeluk lengannya, mondar-mandir beberapa kali, dan menatap Yulia.

Hanya melihatnya terbaring di atas kasur, bibir merahnya sedikit terbuka, tatapannya kabur, menunjukkan garis tubuh yang sangat anggun, setelan Office Lady-nya menonjolkan garis gundukan, kaku panjangnya yang ramping mengenakan stoking sutra berwarna kulit bening, dirapatkan bersama dan terus bergerak.

Melihat adegan ini Sonny menjadi ngiler, nafsunya membara, melambaikan tangan dan berkata : “Jangan khawatir, lagi pula jimatnya juga sudah terbuang sia-sia, bermain saja dulu!”

“Tidak……”

Yulia masih memiliki sedikit kesadaran yang tersisa, dia mencoba menggunakan seluruh kekuatannya untuk meronta, tetapi tangan dan kakinya tidak bisa dikendalikan.

Yulia merasa putus asa melihat beberapa pria bejat di ruangan itu.

Siapa mereka?

Kenapa dia bisa mengalami masalah seperti ini!

Pesan teksnya juga hanya terkirim setengah, meskipun Roky menerimanya, dia juga tidak akan tahu apa yang ingin dikatakannya, dan pasti tidak akan datang mencarinya.

“Postur tubuh gadis ini sangat mengagumkan, aku dulu!” Sonny tersenyum jahat, melepas bajunya dengan terburu-buru, dan mendekat ke arah Yulia.

Di belakangnya ada seorang pria berotot yang sedang memegang ponsel, menelan ludah sambil merekamnya.

“Kak Sonny, kamu cobalah terlebih dahulu, setelah itu baru giliranku!”

Sambil melepaskan ikat pinggang, Sonny tertawa terbahak-bahak : “Jangan khawatir, semuanya kebagian !”

Tiba-tiba pria berotot yang memegang ponsel itu terlihat seperti melihat hantu dan berteriak dengan suara yang bergetar.

“So, Kak Sonny! Di luar jendela, ada orang! !”

“Idiot, ini di lantai empat belas, di luar jendela tidak mungkin ada……”

Sebelum Sonny selesai berbicara, dia tercengang, dan kedua matanya langsung menatap ke jendela!

Melihat sesosok manusia berkedip di luar jendela, menendang kacanya pecah dengan tendangan keras, dan melompat masuk dengan santai.

“Bang!”

Serpihan kacanya memercik ke seluruh lantai.

Beberapa orang di dalam kamar itu semuanya tercengang, menatap sosok manusia itu dalam waktu yang lama dan tidak pulih dari keterkejutan.

Ya Tuhan!

Ini adalah lantai empat belas, dari mana orang ini keluar?

Atau mungkin dia terbang ke atas sini?

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu