Aku bukan menantu sampah - Bab 334 Akuisisi Saham Keluarga Meng

Talita berseru: "Kakak Roky bukanlah orang asing!"

"Dia bukan keluarga Meng kita, ibuku mengatakan dia datang ke kota Wasa hanya untuk menjaga keluarga Meng kita." Reyner berkata dengan sengit: "Jangan kira aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan, bukankah kamu hanya menyukai orang yang bermarga Lin itu? Jangan pernah berpikir tentang itu, orang dusun itu sudah menikah, dan kamu masih selalu memikirkannya, benar-benar membuat malu keluarga Meng. "

Di marahi oleh saudaranya, Talita berlari dan bergemetar sejenak, momentumnya tiba-tiba melemah, dia terisak dan berkata, "Aku, aku tidak."

"Jangan kemari! Jika bukan karena keluarga Meng kita, aku sudah mengusirmu dari rumah.”

Reyner berkata, "Bersihkan untukku dalam beberapa hari ini, dan buatlah kencan yang nyata, jika tidak, kamu adalah orang yang paling berdosa di keluarga Meng, dan tingggal menunggu waktumu untuk diusir dari rumah."

Talita tidak berani menjawab, tapi dia menundukkan kepala dan menangis tanpa suara.

Dia tidak memiliki status dalam keluarga, bahkan di depan kakaknya, dia tidak memiliki hak untuk melawannya.

Reyner hendak pergi, tapi tiba-tiba dia menyadari ada botol di tangannya, dan dengan keras dia berkata, "Apa ini?"

Talita menciut sejenak dan berkata dengan takut: "Obat yang dikirimkan oleh kakak Roky kepadaku, barusan tanganku melepuh."

"Kamu sudah lama bersamanya, mengapa kamu masih bodoh? Kamu tidak takut jika apa yang dia berikan adalah racun? kata Reyner sambil mengambil botol dari tangannya.

Talita berlari dengan terburu-buru dan mengulurkan tangan untuk merebut: "Berikan kembali padaku."

Reyner mendengus dingin dan hendak membuang botol obatnya, tiba-tiba ia melihat tidak ada tanda-tanda melepuh di tangan Talita, dia cemberut dan berkata, "Kamu bilang tanganmu tersiram air panas?"

Talita berkata: "Baru saja mengusap obat yang diberikan oleh kakak Roky, dan sudah tidak sakit lagi."

Saat dia berbicara, dia mencoba untuk mengambil botol itu.

Dia menghargai semua hal yang diberikan kakaknya padanya.

"Hanya itu omong kosong?" Reyner terkejut dan tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat botol obat di tangannya.

Bagaimana mungkin?

Cuma setengah botol obat cair yang bisa bikin tangan Talita yang melepuh, dapat kembali mulus seperti sebelumnya?

Selain itu, Syarfi Lu, wakil kurator National Medical Museum, sedang memutar otak untuk membuat obat melepuh jenis ini, dia sudah mengembangkannya ratusan kali dan tetap gagal.

Jika dia bisa membuat formula ramuan itu, bukankah dia akan bisa menyenangkan Syarfi Lu dan mungkin langsung menjadikan dirinya sebagai muridnya.

Reyner seketika merasakan ledakan kegembiraan.

Aku tidak menyangka obat sampah yang dibawa Roky ini benar-benar manjur, dan sangat berguna.

Memikirkan hal ini, Reyner langsung mendorong Talita menjauh, berpura-pura membuang botol obat ke dalam danau, lalu berbalik dan pergi.

Padahal, botol obat itu diam-diam digenggam olehnya.

Seperti yang diharapkan, Talita bergegas ke danau dan dengan cemas dia mencari.

"Bodoh!" Reyner mengejek dan berbalik.

Tepat setelah dia pergi, di balik pohon di taman, Roky muncul dengan wajah murung.

Padahal, barusan dia mengkhawatirkan Talita dan tinggal sebentar, tanpa diduga, dia mendengar percakapan antara kakak dan adiknya.

Dia tidak memperhatikan sebotol obat melepuh itu, apalagi sebotol obat itu hanya inferior, dan kurang dari separuh khasiat yang dia buat sebelumnya.

Tampaknya di keluarga Meng, selain bibi dan Talita, sebagian besar lainnya hanya menganggap dirinya sebagai orang asing.

Bahkan lebih dari orang asing.

Aku hanya berniat datang ke kota Wasa untuk mengunjungi keluarga Meng.

Roky menelepon Lian: "Tolong cek ada berapa banyak saham keluarga Meng."

Lian yang sedang mandi dalam bath up dengan dua wanita, pada saat dia mendengar kata-kata itu, dia mendorong wanita-wanita itu dari pelukannya dan berkata dengan hormat, "Tuan Roky, apakah kamu ingin membeli perusahaan Meng?"

"Tidak untuk saat ini.”

Roky menggelengkan kepalanya perlahan, berpikir sejenak dan berkata, "Beli beberapa saham dulu, aku ingin menjadi pemegang saham terbesar di keluarga Meng.

Adapun akuisisi, tergantung situasi ke depan. "

"Akan di urus sekarang."

Roky menutup telepon dan wajahnya membeku.

Jika bukan karena bibi Meng dan tempat tinggal Talita, dia sebenarnya tidak harus menjadi pemegang saham terbesar, langsung saja mengakuisisi keluarga Meng.

Malam itu, Melani dan adik iparnya, Viska, menelepon untuk menanyakan tentang kunjungannya ke kota Wasa.

Roky hanya mengatakan bahwa itu masalah bisnis, dia tinggal di rumah keluarga Meng selama beberapa hari dan akan pergi.

Adapun Paman Rino dan istrinya, mereka mungkin takut bahwa dia akan tinggal di rumah mereka, jangankan mengirimkan pesan, dan bahkan tidak pernah menelepon sama sekali.

Syarfi Lu juga menelepon, dan memintanya untuk menemuinya besok, dia bilang dia ada beberapa keraguan dan ingin bertanya padanya.

Roky tidak bisa menahan desakan Syarfi Lu, jadi dia langsung setuju.

Keesokan paginya, Roky berlari menghampiri Talita di halaman, melihat matanya yang bengkak, dia langsung bertanya beberapa pertanyaan padanya.

Tepat pada saat dia hendak mengangkat kakinya melangkah kedepan, muncul sesosok yang menghadang secara tidak sopan di depannya.

"Roky, menjauhlah dari adikku!"

Roky mendongak dan melihat Reyner berdiri di depannya, dia menyipitkan matanya.

Dia berkata dengan dingin, "Aku datang untuk melihat luka bakar di punggung tangan Talita."

"Adikku tidak mengganggumu, kamu sudah menikah dan kamu ingin menarik perhatian adikku?" Reyner mendengus menghina dan berkata, "Selain itu, bahkan jika kamu belum menikah, kamu tidak layak untuk adikku, matikanlah perasaan ini."

Talita mendengarkan ini mukanya langsung memerah, dan dengan cepat dia berkata, "Kakak, omong kosong apa yang kamu bicarakan?"

"Kamu terlalu banyak berpikir.”

Roky membuka mulutnya, tanpa melihat Reyner, dia melewatinya.

Reyner tampak mencemooh, tetapi tiba-tiba memikirkan sesuatu, dia langsung menghentikannya dan bertanya.

"Roky, bagaimana kamu mendapatkan obat yang kamu usapkan untuk adikku?"

Dia memikirkannya sepanjang malam dan bahkan tidak tahu bahan-bahannya.

Roky tanpa membalikkan kepalanya, berkata: "Orang lain yang memberiku."

Setelah mengatakan itu, dia melangkah keluar.

Reyner sambil menyentuh hidungnya berkata: "Kampungan! Kamu ingin menyanjung keluarga Meng dengan mengirimkan sampah seperti itu, bermimpilah!"

Roky keluar dari rumah keluarga Meng dan merasa udaranya jauh lebih baik.

Dia baru saja akan pergi mengunjungi Syarfi Lu, tetapi dia menyadari sesuatu tempat sampah di sekitar sudut.

Wajah Roky murung.

Berbaring di tumpukan tong sampah, itulah kue yang dia berikan kepada Bibi Meng kemarin.

Bahkan bungkusan itu tidak dibuang dan dibiarkan utuh di tempat sampah.

Ini adalah perjuangan istri yang telah mengantri selama beberapa jam dan membelinya khusus untukku.

Sepotong hati, tapi di rusak oleh keluarga Meng.

Wajah Roky terasa dingin dan matanya bersinar dengan cahaya yang tajam.

……

Reyner sangat marah sampai menegur Talita, dia memarahinya hingga menangis, baru dia pergi ke pusat medis nasional.

Roky menolak memberitahunya bahwa dia akan mempelajari formula obat cair dengan cermat, jika dia punya petunjuk, dia akan langsung disukai oleh Syarfi Lu.

Ketika Reyner datang ke National Medical Center, sikapnya langsung menjadi rendah hati dan tunduk pada semua orang.

Meskipun ayahnya membual di luar, dia hanyalah seorang apoteker magang di National Medical College, dan dia bahkan tidak dapat peringkat sebagai dokter umum terakhir.

Terus terang, dia hanya bekerja di apotek.

Hanya saja nama pusat kesehatan nasional terlalu lantang, dia hanya magang, yang membuat orang melihatnya berbeda.

Reyner bekerja keras untuk waktu yang lama, tetapi dia tetap tidak mendapatkan apa-apa, dia sangat marah sehingga dia mengutuk Roky karena telah menyembunyikan privasi darinya.

Saat itu, tiba-tiba terdengar ada suara bising di rumah sakit.

Empat atau lima mobil mewah diparkir di pintu, dan dua baris pengawal berbaju hitam diatur di kedua sisi, seorang wanita dengan pakaian elegan turun dari mobil dengan seorang anak di pelukannya dan bergegas ke masuk.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu