Aku bukan menantu sampah - Bab 322 Perjamuan Perpisahan Melani

Andrew juga penasaran tentang hal ini, tapi setiap kali terpikir istrinya, dan orang-orang dalam keluarga Rino Xu, api amarah membara dalam hati: “penculik itu tidak menginginkan uang, mungkin itu karena kalian melakukan hal yang tidak pantas dan menyinggung perasaan orang lain.“

Begitu kata-katanya terlontar, Rino Xu membisu seribu kata.

Dia sendiri juga sadar, dia dan Jenni sudah banyak menyinggung orang lain, tak terhitung lagi.

Meskipun tidak ada kebencian yang mandarah daging, namun kesalahan yang dibuat sudah tak terhitung.

Mungkin saja orang-orang yang pernah disakitinya, diam-diam membalas dendam.

Jenni masih sangat marah dan menjelaskan dengan logikanya:” aku diculik dan dipukul hingga babak belur, kalian sama sekali tidak mempedulikan aku, malah lebih peduli pada masalah curi batu tersebut! Curi batu saja kenapa? Aku mencuri banyak barang di supermarket, malah tak ada yang peduli….”

“ Bu, kamu diam saja!” Dewi semakin malu mendengar kata-kata ibunya, ia menarik tangan Roky dan berkata dengan marah: “ Ayah, kamu bawa ibu dan Rino Xu berobat, aku pergi dulu bersama Roky.“

Halaman villa sudah dihancurkan oleh Jenni dan bibinya, kalau mau renocasi juga butuh biaya puluhan juta.

Tetapi Roky malah menghelas nafas .

Jenni berbuat onar seperti ini, justru membuat istrinya ada di pihaknya, masalah ia menendang Jenni, sekarang sudah impas.

Selanjutnya, dia bersiap-siap menuju kota Wasa.

Menyinggung tentang kota Wasa, pandangan mata Roky seakan tenggelam, bersinar tajam tak berkedip.

Kota Gopo dan kota Wasa berjarak ribuan mil, dibandingkan dengan ruwetnya kota Gopo, disini termasuk tenang dan damai.

Namun, bagaimanapun ia tetap mau pergi, satu sisi ingin melihat keadaan keluarga Lin, selain itu … bersama kakak iparnya ingin bertanya tentang asal usul Liontin Giok.

Tepat ketika Roky berencana akan pergi ke kota Wasa, ia menerima telepn dari Melani.

Melani bertanya dengan ragu: “ kakak Roky, apakah malam ini ada waktu? “

“kenapa?”

“aku traktir kamu makan malam ini, ok? “

Roky berpikir sejenak, dia baru sadar meluruskan salahpaham dengan Dewi, kalau pertemuan makan malam ini bersama Melani diketahui Dewi, akan sulit menjelaskan nanti.

Tapi baru saja Roky akan menolak, Melani sepertinya bisa menebak penolakan Roky, lalu berkata dengan semangat: “ Kak Roky, besok aku akan pulang ke kota Wasa, dan tidak tahu kapan akan kembali ke kota Gopo.“

“Kamu mau pulang ke kota Wasa?”

Roky tertegun sejenak, tapi dalam hatinya ia bernafas lega.

Dia tahu Melani datang ke kota Gopo kali ini, karena miggat dari rumah dan berkaitan dengan dia sendiri.

Dia tidak berharap Melani akan menetap di kota Gopo, kurang nyaman bagi dia dan istrinya.

“anggap saja perjamuan ini untuk mengantar perjalanan aku.

“nada bicara Melani terdengar tenang dan sedikit memelas.

Dimohon seorang wanita, hati Roky mendadak meleleh.

Wanita sombong seperti putri Melani ini, seharusnya tak dilihat oleh banyak orang, gadis surga yang membanggakan , tapi entah mengapa.. Roky menganggap Melani seperti adik dari rumah tetangga.

Roky mengangguk dan berkata: “ baiklah, dimana alamatnya.“

Dengan menahan kegembiraan dan terkejutnya Melani menjawab: “ Restoran Gobest, aku tunggu kamu malam ini.“

….

Malam harinya, Roky pergi ke Restorant Gobest.

Ketika tiba di tempat, Roky melihat Yulia sudah menunggu di depan pintu, mengenakan pakaian yang elegan, berwaran hitam, ramping seperti biasanya, sangat menarik perhatian.

Melihat Roky tiba, Yulia langsug menyambutnya dan berkata: “ Melani sudah menunggu kamu di atas.“

Roky mengangguk dan memasuki restoran, dia tidak melihat pengunjung di dalamnya selain para pelayan yang berdiri di setiap sudut, lalu bertanya: “ kenapa tidak ada orang?”

Yulia yang berada di belakangnya berkata:” aku sudah mem-booking seluruh restoran Gobest ini, malam ini adalah malam terakhir Melani di kota Gopo, dia tak ingin diganggu siapapun.“

Selesai berkata, dia melangkah maju dan menjadi pemandu jalan.

Roky mengikuti Yulia ke lantai atas, membuka pintu ruang pribadi dan melihat hidangan mewah di atas meja.

Dan tiba-tiba matanya berbinar.

Melani tampaknya berdandan dengan sempurna, mengenakn gaun strapless hitam, rambutnya dipelintir menjadi sanggul, tampak bermartabat , cantik dan elegan.

Gaun yang setipis sayap jangkrik, merekat anggun pada tubuhnya yang montok, menonjolkan belahan payudaranya yang melengkung indah.

Lehernya yang jenjang, aroma harum terpancar dari bahu putihnya yang terbuka, cahaya lampu menerpa kilaunya mutiara kalung yang melingkar di lehernya yang jenjang.

Cantik mempesona!

“ Kak Roky.“

Melani segera menyambut kedatangan Roky dengan gembira, matanya berbinar-binar penuh aura Bahagia.

Roky berseloroh: : “Melani, kamu sangat cantik malam ini.“

Tak disangka sebuah kalimat sederhana dari Roky, membuat Melani baper wajahnya memerah, matanya berbinar menampakkan sinar Bahagia, ia tersenyum berkataL : “silahkan duduk,“

Selesai berkata, Melani meraih tangan Roky dan berjalan menuju tempat duduk.

Digengam tangan halus seorang gadis, Roky merasa kurang nyaman, tapi dia juga tidak ingin membuat Melani kehilangan muka di depan Yulia, ia tak punya pilihan dan membiarkan tanganny digenggam.

Yulia juga masuk dan duduk bersama.

Mata Melani menatap lekat, menunjukkan minatnya yang tinggi, ia mengambil sebotol anggur merah merek Bordeaux dari Prancis, dan menuangkannya pada Roky sambil berkata; “ Kak Roky, aku bersulang untukmu. “

Roky mendentingkan gelasnya dan bertanya: “ pesawat jam berapa, mau aku antar? “

Melani kelihatan muram, ia tahu Roky hanya berbasa basi, sambil menggelengkan kepala ia berkata: “ tidak perlu, aku berangkat pagi-pagi.“

Kali ini dia datang ke kota Gopo, keluarganya tampak kurang senang, sepulangnya kali ini tidak tahu kapan akan kembali.

Terpikir akan berpisah dengan Rokym hatinya sangat sedih, dengan ringan ia berkata: “ Kak Roky, akankah kamu datang ke kota Wasa melihatku?”

Roky mengernyitkan kening, memang dia berencana pergi ke kota Wasa, tapi ia tidak ingin diketahui banyak orang agar tidak terjadi masalah.

Dia mengangguk dan berkata: “ tentu, kalau aku ke kota Wasa pasti akan mencari kamu.“

“benarkah? Kapan? Melani bertanya dengan bertubi-tubi.

“sementara ini tidak pasti, tapi kalau aku pergi ke kota Wasa, pasti cari kamu.

“Roky tertawa sambil berkata.

Diam-diam Melani menghela nafas, sambil tertawa mengangkat gelasnya.

Yulia duduk di samping, melihat heran pada Roky, mengurungkan niat untuk lanjut bertanya

Dia tahu , kapan Roky akan datang ke kota WASA masih sebuah tanda tanya.

Tapi melihat Melani begitu senang, dia juga tak ingin berkata apapun.

Malam ini, Melani kelihatan sangat menikmati moment tersebut, menggenggam tangan Roky tanpa henti dan banyak meneguk bir.

Roky tak tahan melihatnya, menghalanginya minum, namun Melani tetap minum, seolah tak akan henti jika tak mabuk.

Yulia juga hanya bisa mendesah di sampingnya, dia tahu Melani melampiaskan kesedihannya pada anggur, dan dia tak bisa menghentikannya.

“crenngg”

Gelas anggur jatuh dari tangan Melani, anggu merah membanjiri seluruh meja.

Wajah Melani memerah dan mulai mabuk: “ beri aku bir, aku masih mau minum….”

“kamu tidak boleh minum lagi.“

Roky tak bisa banyak membantu hanya mengambil gelas dari tangannya.

“aku… aku tidak mabuk.

“Melani mabuk dan memeluk Roky, berkata setengah mabuk: “Kak Roky, aku akan pulang, aku … aku masih mau minum bersamamu. “

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu