Aku bukan menantu sampah - Bab 490 Tidak Ada Hubungannya Denganku

Pecundang ini malah berani memukul pamannya!

Beberapa orang di ruangan juga terkejut sampai tidak bisa berkata apa-apa, hati mereka secara tak terkendali merasa agak ketakutan.

Ini adalah Keluarga Liu yang akan melakukan hal melalui jalur legal maupun ilegal di Kota Gopo. Sepenggal kalimat mereka bahkan dapat memobilisasi seluruh kekuasaan dunia hitam Kota Gopo!

Bahkan jika Roky tidak mempermasalahkan hal ini, tetapi penyokongnya Keluarga Liu adalah Keluarga Lin dari Kota Sahaja!

Mereka pun merupakan pemimpin dari empat keluarga besar!

Bahkan dua kata "Keluarga Lin" ini sudah cukup untuk membuat orang-orang gemetar ketakutan, tetapi Roky tidak hanya tidak tampak takut, dia bahkan berani menendang keluar Kevin!

Semua orang membeku di tempat dan pikiran mereka menjadi kosong.

Apa sebenarnya identitas pecundang ini? Berani sekali dia bersikap sombong!

Kevin telah ditendang dan langsung jatuh pingsan. Vandi terbaring di tanah, sekujur tubuhnya babak belur dan mimisannya tidak berhenti, ia pun terlihat sangat menyedihkan.

Vandi terhuyung-huyung berdiri,lalu berteriak pada Roky. "Dasar pecundang tengik, tunggu saja pembalasanku. Setelah aku menghubungi orang-orang di Kota Sahaja, kamu pasti akan mati.”

Wajahnya terlihat galak, seolah-olah akan menghabisi Roky.

Keluarga Liu mereka sangat besar dan banyak anggota keluarga-keluarga lain yang bekerja untuk Perusahaan Mars, singkatnya Keluarga Lin adalah penyokongnya. Jika Roky berani menyinggung mereka, maka itu namanya dia mencari mati.

Semua orang di dalam ruangan juga berpikir demikian, mereka pun memandang Roky dengan tatapan kasihan.

Talita juga mengepalkan tangannya, merasa agak cemas.

Bahkan jika dia tahu bahwa Roky memiliki pendukung yang kuat, tetapi lawannya memiliki bantuan Keluarga Lin dari Kota Sahaja. Jangankan Roky yang tidak mampu menyinggungnya, bahkan beberapa keluarga besar Kota Sahaja yang telah bergabung pun akan merinding ketakutan ketika berhadapan dengan Keluarga Lin.

Roky mengambil selembar serbet, mengusap tangannya, duduk secara santai di kursi, mengangkat bahunya dan berkata, "Mau mengancamku? Aku sekarang sedang duduk di sini, jika kamu punya nyali, cepat hubungi Keluarga Lin, suruh mereka mengirim orang-orang kemari, aku pun akan menunggu.”

Vandi tertegun sejenak, menatap Roky seakan sedang menatap orang bodoh.

Nyali orang ini besar sekali, dia tidak melarikan diri, dan bahkan memintanya untuk menghubungi Keluarga Lin.

Kerumunan di ruangan juga sama sepertinya, berpikir bahwa Roky sudah gila.

Dia angkuh sekali!

Vandi pun dibuat marah olehnya."Nak, kamu memang mencari mati!" bentaknya.

Setelah mengatakannya, dia segera berlari ke depan pintu, mengeluarkan ponsel dari saku celana Kevin yang pingsan, lalu menekan sebuah nomor dengan tangannya yang gemetar.

Ini adalah nomor yang digunakan Kevin untuk menghubungi orang misterius dari Keluarga Lin di Kota Sahaja.

Vandi biasanya sama sekali tidak memiliki hak untuk menghubungi nomor ini, bahkan Kevin paling banyak juga akan menghubungi sekali setiap dua tiga bulan. Selain itu, nada bicaranya sangat sopan dan dia juga tidak berani melakukan sedikitpun kesalahan.

Teleponnya berdering beberapa kali dan akhirnya terhubung.

Di ujung telepon tersalur suara seorang pria yang terdengar jengkel. "Ada masalah apa?"

Vandi tiba-tiba menjadi gugup. Ia secara tak sadar tersenyum sopan dan dengan hati-hati berkata, "Tolong bantu aku sambungkan teleponnya ke Direktur Selvie, ada masalah besar yang telah terjadi di Kota Gopo.”

Telepon di ujung sana terdiam untuk beberapa detik, lalu suara pria itu terdengar kembali.

"Nona Selvie, ini adalah panggilan dari kantor cabang Kota Gopo, katanya beliau ingin membicarakan sesuatu dengan Anda.”

Tidak disangka itu benaran orang-orang Keluarga Lin!

Semua orang di ruang menahan napas mereka, gemetar ketakutan.

Vandi terengah-engah, mengertakkan gigi dan melirik Roky.

Ajal orang ini sudah mendekat!

Keluarga Lin dari Kota Sahaja pun bisa membunuhnya dalam sekali sentuh.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara dingin yang tidak sabaran dari ujung telepon.

"Ada masalah apa lagi, Kevin?"

Vandi menjadi gugup, segera tersenyum dan berkata, "Nona Selvie, saya adalah keponakan Kevin, Vandi, masalahnya begini..."

Dia segera menceritakan kejadian yang barusan terjadi, dan bahkan membumbui perkataannya, menekankan bahwa Roky tidak menaruh keluarga Lin dari Kota Sahaja di matanya.

Vandi juga sengaja berkata, "Nona Selvie, si Roky ini tidak hanya tidak menaruh Keluarga Lin di matanya, dia malah mengucapkan omongan besar, bilang bahwa kamu bukan apa-apa di matanya. Dia juga bilang bahwa dia sedang menunggu kedatangan Anda di Kota Gopo untuk membereskannya, selama Anda berani datang, Anda akan dibiarkan merasakan kehebatannya dan dihancurkannya.”

“Dia benaran mengatakan itu?” tanya Selvie dingin.

“Iya, saya mendengarnya dengan telinga saya sendiri.”

Vandi segera mengangguk.

Agar Roky dapat dihancurkan Keluarga Lin, dia juga akan melakukan segala cara, mengatakan segala macam perkataan untuk memfitnah Roky.

Pada saat ini, Selvie pasti sangat marah dan pasti akan melakukan segala cara untuk membunuh Roky.

Vandi melirik Roky dan seringai jahat terpampang di wajahnya.

Di ujung telepon menjadi hening, seolah-olah Selvie tidak dapat berkata apa-apa saking marahnya.

"Vandi, semua yang kamu ucapkan itu omong kosong.”

Talita berseru dengan murka. "Kak Roky tidak pernah berkata seperti itu.”

Roky mengangkat tangannya, menghentikan Talita yang hendah bergegas ke sana. Dia pun tersenyum samar, membuat suatu gerakkan, mengisyaratkan Vandi untuk melanjutkan perkataannya.

Semua orang di ruangan pun saling memandang!

Nyali Roky ini besar sekali!

Dia itu sebenarnya terlalu sombong atau terlalu bodoh?

Vandi telah menghancurkan reputasi Roky dan berhasil membuat Keluarga Lin marah, tetapi Roky masih tampak tenang, dan bahkan membiarkan Vandi memulai rumor di hadapan Selvie.

Intinya, dia ingin mati!

Vandi menyeringai sinis, berpikir bahwa Roky kali ini pasti akan mati. Dia pun segera menunduk dan berkata kepada orang di ujung telepon itu. "Nona Selvie, tolong Anda mengutus orang-orang kemari untuk membunuh orang ini.”

Telepon di ujung sana menjadi hening untuk beberapa saat, lalu tiba-tiba terdengar suara dingin Selvie. "Siapa yang menyuruh kalian untuk bertindak sembarangan, pergi memprovokasi Roky di Kota Gopo?"

“Apa?” Vandi tertegun sejenak, tidak tersadar kembali.

Suara dingin Selvie ditinggikan, membentaknya. "Cepat panggil Kevin kemari dan beri tahu kepadaku apa yang sebenarnya telah terjadi! Apakah aku memintanya untuk memprovokasi Roky? Apakah Keluarga Liu kalian sudah merasa sangat hebat? Kalian tidak mendengar perintahku dan malah langsung membuat keputusan sendiri!”

"Nona Selvie, pa… pamanku... dia…" Saking takutnya, sekujur tubuh Vandi gemetar, perkataannya terbata-bata, tidak tahu harus mengatakan apa.

Apa yang sebenarnya telah terjadi?

Selvie malah tidak menyalahkan Roky, padahal orang ini telah menyinggungnya.

Saat ini, Kevin, yang ditendang Roky ke pintu, akhirnya telah terbangun.

Vandi saking takutnya menjadi panik, segera berlari ke arahnya, memasukkan ponsel ke tangannya. "Paman, Nona Selvie mencarimu.”

Kevin baru saja terbangun dalam keadaan linglung. Ketika mendengar nama "Selvie", ia seketika menjadi terkejut, dengan suara gemetar berkata, "No—Nona Selvie, ada perintah apa, ya?"

"He he, Keluarga Liu kalian benaran telah merepotkanku.”

Selvie mencibir. "Kalian sudah merasa hebat ya, atau Keluarga Liu kalian berpikir karena mendapat dukungan dari Keluarga Lin, maka kalian bisa melakukan sesuka hati kalian?" Kalian Keluarga Liu ibaratnya hanya seekor anjing saja, jika tidak mengikuti perintah tuannya, maka tuannya akan mendapatkan masalah. Apakah aku menyuruh kalian untuk memprovokasi Roky?"

Begitu Kevin tersadar kembali, ia langsung dimarahi habis-habisan oleh Selvie. Saking takutnya, jiwanya seakan telah melayang keluar. Dia pun segera berlutut di lantai dan meminta maaf.

"Nona Selvie... tolong maafkan saya! Saya telah melakukan kesalahan, saya yang salah! Keluarga Liu bersedia menerima hukumannya."

Selvie secara dingin menyelanya. "Cukup. Mulai sekarang, Keluarga Lin akan menarik semua investasi di Perusahaan Keuangan Keluarga Liu. Mulai saat ini hingga seterusnya, semua perbuatan Keluarga Liu kalian tidak ada lagi hubungannya denganku! Selain itu, kuperingatkan kepada kalian, jika kalian ingin hidup lama, jangan memprovokasi Roky!"

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu