Aku bukan menantu sampah - Bab 717 Bertemu Toko Gelap

Ular kecil yang melilit lehernya juga merayap cepat ke rerumputan di samping jalan.

Kali ini, Disa berbalik dan berkata dengan santai: "Direktur Roky, sudah beres."

Jurus yang ia gunakan sangat cepat, dia mengobati Jenny hingga patuh, dan Roky yang melihatnya pun mendesah.

Wanita galak seperti Jenny benar-benar harus dengan cara "membalas kejahatan dengan kejahatan."

Namun, Roky bertanya setelah melihat Jenny yang pingsan di tanah, "Apakah dia baik-baik saja?"

Disa berkata: "Dia tidak apa-apa, aku baru saja memberinya Bisa mengantuk, dia akan terbangun setelah tertidur 4 jam."

Winata dan yang lainnya menyaksikan pemandangan ini, ia melangkah maju dan bertanya dengan sopan: "Nona Disa, aku tidak menduga kamu menggunakan jurus Bisa."

Selesai berbicara, dia melirik Roky lagi dan berkata sambil tersenyum: "Direktur Roky benar-benar seorang jenderal yang kuat tanpa tentara yang lemah, sungguh mengagumkan."

"Antarkan Jenny pulang ke Kota Gopo.”

Roky memerintahkan.

Disa membuat Jenny pingsan, meskipun masalahnya telah diselesaikan, ibu mertua pasti akan membuat keributan lagi setelah kembali ke Kota Gopo.

Tetapi itu telah terjadi, dan tidak ada gunanya mengatakan lebih banyak.

Bagaimanapun, ketika dia pergi ke Kota Linxian, dia tidak bisa membawa Jenny bersamanya.

Selesai Winata menelepon, dalam waktu setengah jam pasukan di dekatnya mengendarai dua mobil berkulit hijau, mengangkat tubuh Jenny masuk ke dalam mobil lalu membawanya pulang ke kota Gopo.

Roky menyaksikan mobil kulit hijau itu pergi sebelum berbalik dan bertanya Winata.

"Kalian Kelompok Sky Dragon, juga memiliki hak istimewa untuk memobilisasi pasukan terdekat?"

Winata tersenyum dan berkata, "Tuan Roky, meskipun kita memiliki dua sistem, banyak dari anggota tim kami juga merupakan elit terpilih. Dalam keadaan khusus dapat menelepon untuk memobilisasi secara langsung."

Karena masalah Jenny Jenny, perjalanan mereka tertunda lama.

Sore hari, mobil berhenti di sebuah restoran di pinggir jalan dan masuk ke toko untuk makan malam.

Sudah di Kota Linxian, tempat berhentinya mobil sekarang berada di sebuah kabupaten kecil di pegunungan, sangat terpencil, jalannya penuh dengan penduduk setempat, hanya ada beberapa restoran di pinggir jalan yang masih dibangun dengan baja plastik.

Restoran itu cukup bersih, mereka memesan beberapa hidangan dan mulai makan.

Semua orang kelaparan selama tujuh hingga delapan jam perjalanan, mereka melahap lauk di atas piring begitu dihidangkan.

Hanya Disa yang cukup pendiam, dia makan sedikit dan meletakkan mangkuknya.

Mereka tetap mengejar waktu setelah makan, Winata memanggil bosnya hendak membayar.

"Bos, berapa?"

Bos wanita itu berjalan kemari dengan membawa kalkulator dan menekan-nekan tanpa mengangkat kepalanya lalu berkata.

"Sepuluh juta delapan ratus."

“Berapa?” Winata curiga bahwa dia salah dengar.

"Sepuluh juta delapan ratus ribu."

Disa mengamati piring di atas meja dan berkata dengan dingin, "Hanya beberapa hidangan ini harganya sampai puluhan juta? Memeras orang juga ada batasnya, bukan?"

Pemiliknya kemudian menjawab dengan acuh tak acuh: "Kalian semua orang luar ‘kan, harga kami tidak berubah.

“Jika kalian tidak mau membayar, jangan harap bisa pergi dari sini."

Mendengar apa yang dia katakan, Roky langsung tahu bahwa dia telah menemukan toko penjahat.

Sepertinya pemmilik toko melihat mereka menggunakan mobil asing, jadi dengan percaya diri sengaja memerasnya.

Winata membanting meja dan berteriak: "Kami akan pergi, tidak ada dari kalian yang bisa menghentikan kami."

"Benarkah?" Bos wanita itu mencibir, dan segera menoleh untuk memanggil orang.

Tujuh hingga delapan pria bertubuh gelap dan kekar tiba-tiba datang mengerumuni mereka, masing-masing membawa palu, parang, dan senjata lainnya.

Dia meraung dengan galak: "Mau mati? Jangan harap bisa kabur kalau tak mau bayar!"

Sekelompok orang mengelilingi meja dengan agresif.

Masih ada dua meja makan di sebelah mereka, semula mereka juga keberatan dengan harga makanannya, tapi mereka ketakutan setelah melihat adegan tersebut.

Salah satu meja buru-buru membayarnya dan berlari keluar restoran seolah-olah melarikan diri.

Di meja lain, ada seorang pria paruh baya yang mengenakan produk bermerek ditemani seorang wanita bertubuh kurus, dan seorang sopir.

Pria paruh baya itu tampak seperti berpengalaman, dia mengernyitkan alis, bangkit untuk menyelesaikan permasalahan: "Semua orang mengalah, bos, begini saja, kamu dapat memberi mereka diskon untuk makanan mereka."

“Berhenti bicara omong kosong!” Pria berkulit gelap yang kekar itu menoleh dan memarahi, “Jaga dirimu."

Setelah berbicara, dia melambaikan tangannya dan berteriak: "Dua orang ke sana untuk ambil bayarannya, jika tidak mau membayar, maka pukul dia terlebih dahulu."

Kedua pria itu segera berjalan mendekati meja itu.

Sopir itu tidak bisa menahan diri untuk berdiri, dia mengangkat kepalanya dan berteriak: "Apa yang ingin kamu lakukan, ini adalah adik Direktur Liu, Direktur Liu dan Nyonya Rissa, beraninya kalian mencari-cari kesalahan Direktur Liu?"

Begitu dia selesai berbicara, ekspresi beberapa pria kekar sedikit berubah.

Pria berkulit gelap dan berotot itu juga ragu-ragu untuk beberapa saat, dia memandang pria paruh baya dengan setengah percaya, dan bertanya, "Apakah kamu benar-benar Direktur Liu?"

Sopir itu mendengus dingin: "Kalian bahkan berani memeras Direktur Liu. Sudah tidak mau tinggal di Kota Linxian lagi ya? Apa perlu aku menelepon Direktur Liu di Kota Linxian dan memintanya untuk membawa orang datang menjemput? "

Beberapa pria bertubuh kekar itu ragu-ragu dan saling memandang beberapa kali.

Pria berkulit gelap itu sedikit takut, dia berkata, "Karena kamu adalah adik Direktur Liu, maka kami akan memberi sedikit penghormatan untuk kakak tertuamu, cepatlah bayar dan pergi!"

Dia berbalik dan memberi tahu pemiliknya: "Meja makan Direktur Liu dihitung dengan harga asli."

Disa bertanya, "Siapa Direktur Liu, perkataannya berguna sekali?"

Seorang pria berotot berkata dengan tidak sabar: "Direktur Liu adalah bos bawah tanah di Kota Linxian. Dia bersahabat dengan bos kami. Kami menghormatinya, tapi kalian jangan berharap bisa seperti itu!"

Roky mendongakkan kepalanya dan melirik orang-orang itu, kemudian dia berkata dengan tenang: "Karena bos kalian saling kenal, maka aku juga demi Direktur Liu, memberi kalian sedikit penghormatan, segera berlutut dan pergi ke tempat yang tidak bisa kulihat, kalau tidak kalian bukan hanya tidak dapat tinggal di Kota Linxian, bahkan Yuga sekalipun tidak."

Begitu dia selesai berbicara, beberapa orang terkejut.

Pria berotot hitam itu menertawakannya sambil berteriak kasar, "Heh! Anak itu ngomong besar, apa kalian tahu ini wilayah siapa?"

Pada saat ini, pria paruh baya ragu-ragu sejenak dan berkata kepada Roky: "Kalian berasal dari negara asing ‘bukan, lebih baik kalian tidak menimbulkan masalah saat keluar kota. Begini saja, aku akan menaruh simpati padamu, biaya makanmu akan didiskon setengahnya."

"Tidak, terima kasih atas kebaikanmu.” Ucap Roky, dia bangun perlahan dan berkata, "Karena aku tidak akan membayarnya."

“Tidak mau bayar?” Pria berkulit gelap itu tiba-tiba meraung, dia menebas meja kayu dan meraung: “Tidak apa-apa jika tidak mau bayar, tinggalkan gadis itu!”

Semula Disa terlalu malas untuk memperhatikannya, dia mengangkat kelopak matanya, dan berkata dengan dingin, "Pikirkan baik-baik."

"Tentu saja, jika kamu mengikutiku, kamu bisa makan dan minum dengan baik."

Pria berkulit gelap itu menatap Disa dengan cermat, matanya berkedip-kedip.

Dia segera memperhatikan wanita ini setelah ia memasuki pintu, dia cantik serta memiliki tubuh yang seksi, dia juga memiliki temperamen yang dingin dan terlihat seperti wanita yang energik.

Begitu dia selesai berbicara, mata Winata dan yang lainnya juga tampak aneh, dan salah satu anggota tim tidak bisa menahan tawa.

“Sial, apa yang kau tertawakan!” pria kekar itu segera menodongkan pisau ke hidung anggota tim dan bertanya dengan tegas, “Walaupun wanita ini adalah istri kalian, dia tetap harus tinggal hari ini."

Roky berkata dengan dingin: "Disa adalah sekretarisku. Orang-orangku sedang menertawakan kalian, dilepas bukannya pergi, malah menerobos ke pintu kematian!"

"Omong kosong!" Pria kekar itu meraung: "Brengsek, aku tidak percaya aku tidak bisa mengalahkan seorang gadis kecil!"

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu