Aku bukan menantu sampah - Bab 275 Menaati Janji

"Siapa?" ekspresi Roky menjadi berat.

Sebelumnya bos toko Yuanming yaitu Hartanto selalu mencari masalah dengan "Toko barang antik Shugu" Andrew, tetapi dia malah tetap tidak menemukan orang yang melakukannya.

Billy menghela napas dan berkata: "Bibi kecil Anda, yaitu Nona Viska."

"Dia!"

Alis Roky menaik sebentar.

Dia tidak terkejut sama sekali, karena sejak awal sudah menebak jika masalah ini berhubungan dengan Bibi kecil!

Saat dia bertemu dengan Bibi kecil terjadi percekcokan yang besar dan berpisah. Di seluruh Kota Gopo yang bisa memiliki kekayaan sekuat ini dan tidak bisa ditemukan mungkin hanya Keluarga Lin!

Billy berteriak: "Tuan Muda, ada sesuatu aku tak tahu boleh bilang atau tidak. Sebenarnya Nona Viska sangat memedulikan Anda, beberapa waktu ketika Anda tidak berada di Kota Wasa, dia juga selalu bantu Anda mengurus pekerjaan, menurutku mungkin kali ini adalah sebuah kesalahpahaman."

Roky mengerutkan alis sambil berkata: "Aku juga tahu dengan yang kamu katakan ini, tapi aku pernah mengatakan padanya jika aku punya alasan di Kota Gopo. Aku akan kembali ke Kota Wasa setelah menyelesaikan urusanku."

"Paman Anda sudah mau kembali dari luar negeri, jika dia duluan kembali ke Kota Wasa dibanding Anda, maka Keluarga Lin akan menjadi tidak tenang."

Billy berkata: "Jika Tuan Muda memerlukan aku, silakan memerintah."

"Mengerti." Roky menganggukkan kepala.

Sebelumnya dia masih sedikit merasa ragu terhadap Billy, tetapi setelah dia mengetes beberapa kali, dia sudah yakin jika Billy berada pada pihaknya.

Hanya saja dia tetap harus berwaspada, karena Billy bertugas untuk Keluarga Lin, jika Bibi kecil menemukan Billy, lalu dia tidak sengaja membocorkan sesuatu yang tidak boleh dikatakan, maka akan semakin kacau.

Jadi Roky sementara memutuskan untuk tidak beritahu Billy tentang perusahaan di Kota Babel.

Roky meninggalkan vila kembali ke rumah.

Saat baru masuk ke dalam, dia langsung mendengar suara teriakan Jenni sang mertua yang tidak senang.

"... bukankah hanya sebuah pot bunga yang murahan saja, orang tidak berguna ini sudah makan dan hidup gratis di rumahku selama 4 tahun, jangankan membuang pot bunga, aku bahkan ingin membuang orang tak berguna ini juga."

Dewi langsung berkata dengan nada yang tidak berdaya.

"Ibu! Bunga itu ditanam oleh Roky, aku pernah menyuruh kamu jangan sembarangan menyentuh, kenapa kamu tak mendengarnya."

"Orang tidak berguna ini tidak pergi mencari uang, apa dia pantas menanam bunga di rumah? Di seluruh Kota Gopo tidak ada orang yang lebih tak berguna dibanding dia..."

"Istriku, aku sudah kembali." Roky berdiri di depan pintu dan berkata dengan tenang.

Jenni meletakkan tangannya di pinggang dan memarahi dengan sangat kasar. Saat melihat Roky berjalan masuk, dia langsung semakin marah dan berkata: "Orang tidak berguna, jika kamu berani menanam di rumah lagi, maka aku akan buang semuanya!"

Dia mengatakan tanpa memikirkan apapun!

"Sudah cukup!" Dewi dengan tidak senang mengatakan sepatah kata ini: "Apa kamu masih tidak mau berhenti setelah ada maslaah yang terjadi pada anakmu?"

Jenni dengan enggan menutup mulutnya, memelototi Roky kemudian masuk ke dalam kamar.

Roky mengerutkan alisnya, dia membalikkan badan bertanya pada Dewi: "Apa yang terjadi pada perusahaan?"

"Tidak apa-apa." tatapan mata Dewi menghindar dengan ekspresi sangat lelah.

Roky menahan pundaknya dengan dua tangan, dia tidak membiarkan Dewi menghindar, melainkan memelototi sambil bertanya: "Sebenarnya apa yang terjadi? Beritahu aku."

Di saat ini Dewi baru menghela napas dan memijat pelipis sambil berkata: "Mulai dari minggu lalu semua klien yang bekerja sama dengan perusahaan terus-menerus melakukan pengembalian, hari ini klien terakhir juga sudah pergi, jadi aku menyuruh semua karyawan perusahaan untuk libur sementara."

"Semua klien sudah pergi?"

Roky sedikit tidak berani percaya.

Dia sendiri yang membawakan sebagian klien yang bekerja dengan perusahaan, ada beberapa perusahaan demi menyanjung dia rela tidak mengambil keuntungan juga merebut untuk bekerja sama dengan Perusahaan Artha Cloud.

Beberapa orang ini tidak mungkin pergi begitu saja.

"Memang tidak ada satupun klien lagi."

Dewi juga sangat tidak berdaya: "Aku juga tidak tahu apa yang terjadi, intinya sekarang perusahaan sedang dalam status rugi."

Saat mengatakannya, Dewi merasa ragu sebentar, tapi dia tetap lanjut menyimpan masalah Melani datang ke perusahaan.

Dewi juga tidak tahu apakah masalah semua klien yang mengakhiri kontrak berhubungan dengan Melani.

Tapi sebelum masalah ini diselidiki dengan jelas, Dewi tidak ingin sembarangan menyalahkan masalah ini kepada Melani.

Lagi pula dia juga sedang menahan sebuah rasa kemarahan untuk bersaing dengan Melani!

Apakah dia sendiri tidak bisa jika sudah meninggalkan orang dari Melani?

Roky mengerutkan alisnya, Dewi tidak terlihat seperti sedang berbohong, tetapi kenapa bisa terjadi masalah seperti ini di perusahaan?

Saat Dewi pergi mandi, dia menghubungi Lian.

"Apa yang terjadi pada klien Perusahaan Artha Cloud yang mengakhiri kontrak?"

Lian dengan ekspresi sedih sambil bergetar berkata: "Direktur Roky, aku baru ingin melapor kepada Anda.

Aku sudah memeriksa, semua perusahaan itu mendapat permintaan dari pemegang saham besar atau klien besar yang menyuruh mereka tidak bekerja sama dengan Perusahaan Artha Cloud, jika tidak maka mereka selamanya tidak kerja sama, jadi mereka semua menurutinya."

"Apaan?" Rocky semakin mengerutkan alisnya, ekspresinya menjadi buruk.

Lian dengan nada tidak berdaya berkata: "Aku hanya berhasil memeriksa jika orang yang mengancam mereka adalah dari Kota Wasa."

"Kota Wasa?" Roky terkejut.

Apakah ini ulah Bibi kecilnya si Viska lagi?

Dia mematikan ponsel dengan ekspresi yang buruk, dalam hatinya sudah meyakinkan 70 hingga 80 persen.

Selain Bibi kecilnya, siapa yang masih memiliki kemampuan begitu besar untuk bersamaan mengancam begitu banyak perusahaan dalam waktu bersamaan dan membatalkan kontrak dengan Perusahaan Artha Cloud?

Pasti dia.

Roky dalam hati sangat emosi, dia langsung membuka pintu kamar berjalan keluar.

Dia sudah pernah peringatkan Viska, tetapi dia berkali-kali menyentuh batas kesabarannya, jadi dia sudah tidak bisa tahan lagi!

Suara marah Jenni muncul dari belakang.

"Sudah begitu malam mau ke mana? Apakah mau keluar mencari wanita?"

Roky sama sekali tidak memedulikannya, dia naik dalam sepeda umum menuju Hotel Sheraton.

Besok dia mau pergi ke Balmeru, dia harus beri Viska sebuah peringatan, jika tidak saat beberapa waktu dia tidak ada di sini, Bibi kecil pasti akan melakukan sesuatu lagi.

"Manusia tak berguna ini, beraninya tidak memedulikan aku, untuk dilihat siapa dia berlagak begitu sombong!" Jenni tidak berhasil menahan Roky, dia marah hingga menghentakkan kakinya dan menarik Andrew: "Pergi lihat sebentar, ini sudah begitu malam, manusia tak berguna itu mungkin pergi mencari wanita."

"Apa kamu tidak lelah mengurus begitu banyak?" Andrew sangat tidak senang: "Kamu membuang bunga Roky, apa dia tidak boleh keluar untuk menyenangkan diri?"

"Dia kumarahi selama 4 tahun tidak berani menjawab, untuk apa dia menyenangkan dirinya?" Jenni sangat marah: "Jika kamu tidak pergi, maka aku pergi sendiri! Jika aku menangkap dia bersama wanita lain, maka besok aku suruh dia cerai dengan anakku!"

Setelah mengatakannya, Jenni langsung mengambil kunci kereta listrik dan keluar dengan emosi.

Dia mau melihat sebenarnya kemana Roky pergi.

Jika Jenni menangkap sedang selingkuh di dalam tempat tidur, maka dia mendapat bukti untuk mengusir dia keluar!

Dengan begitu tidak hanya vila ini akan menjadi miliknya, bahkan masih bisa mencari seorang pria kaya untuk dinikahkan kepada anaknya!

......

Roky mengendarai sepeda motor ke Hotel Sheraton.

Dia melangkah masuk dengan aura yang sangat dingin.

Pengawal di dua sisi langsung datang untuk mencegahnya.

"Tuan Muda Roky, Nona Viska mengatakan tidak mengizinkan Anda masuk..."

"Enyah!"

Roky berkata dengan dingin.

Beberapa pengawal malahan seperti sebuah dinding yang tidak bergerak di depan.

Roky melirik sekilas kemudian tiba-tiba menaikkan tangannya dan memukul mereka.

"Bam bam bam!"

Setelah suara pukulan yang kuat, semua pengawal terjatuh di lantai.

Roky dengan ekspresi buruk melangkah dari sisi pengawal, kemudian berjalan ke pintu di ujung lorong dan menendangnya!

"Baam!"

Pintu kayu seketika hancur semua karena ditendang.

Dia masuk ke dalam ruang tamu dengan aura dingin yang memenuhi seluruh tubuhnya, dia langsung melihat Viska memakai sebuah gaun warna hitam, bersandar di pinggiran jendela, sambil memegang sebatang rokok wanita yang kurus dan panjang.

Ekspresinya sangat tenang seakan-akan sudah menebak Roky bisa datang.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu