Aku bukan menantu sampah - Bab 819 saatnya giliran kita

“hubungan darah?”

Roky mencibir, dan tiba-tiba menjambak rambut Selvie dan menamparnya wajahnya.

"Kau adalah ular berbisa yang berdarah dingin, kau tidak pantas berbicara tentang hubungan darah denganku."

Selvie menjerit dan tiba-tiba jatuh ke tanah dengan pipinya yang kesakitan.

Ia tidak sangka, Roky benar-benar tega pada dirinya sendiri!

Melihat Roky yang sekarang, Selvie akhirnya mulai merasa ketakutan untuk pertama kalinya sebelum dia jatuh ke tanah dan menangis.

"Roky, aku di masa lalu telah di cuci otak oleh Charlie. Sekarang aku tahu aku salah. Aku kakak sepupumu, kau tidak boleh memperlakukan aku seperti ini."

Roky sedikitpun tidak bergeming, "Kau yakin sudah benar-benar mengakui kesalahanmu?"

"Iya, aku salah sudah, asal kau lepaskan aku, aku janji tidak akan lakukan hal ini lagi padamu." ujar Selvie, mendengar Roky seakan akan memaafkannya, ia segera berlutut dan membuat janji.

Ini ia lakukan tidak lain karena ia tidak ingin mati, hanya dengan menyelamatkan diri dari tempat ini, baru bisa membahas kembali tentang balas dendam di kemudian hari.

Roky berkata dengan dingin: "Aku tidak melihat ketulusanmu dalam mengakui kesalahan."

“Hah?” Selvie terkejut sejenak, dan langsung tersadarkan.

Dia mengertakkan gigi, menampar wajah cantiknya dengan tamparan di kiri dan kanan.

"Roky, semua salahku, aku salah!"

Selvie terus menampar wajahnya sendiri dengan keras.

Wajahnya yang begitu glamor berkat pemakaian perawatan wajah mahal ia pukul hingga bengkak, bahkan hidungnya mengeluarkan darah!

Di tengah suara tamparan itu, Roky berdiri, menonton dengan dingin.

Wanita ini tidak hanya kejam pada orang lain, ternyata juga kejam pada dirinya sendiri.

Selvie menampar dirinya sendiri puluhan tamparan, wajahnya berdarah, dan dia berlutut di depan Roky sambil memohon dengan menangis.

"Roky, ampunilah aku, aku tahu aku salah! Setelah aku kembali, aku akan pergi ke luar negeri dan tidak akan muncul di depanmu lagi."

Roky berkata dengan ringan: "Sudah selesai?"

Selvie mendongak kaget, “Kamu ingin melepaskan aku?”

“Kalau sudah selesai, giliran kita lagi.” Roky berbalik dan mencibir pada Disa: “Mulailah dengan mematahkan anggota tubuhnya. Luangkan waktu sebentar, jangan biarkan dia mati begitu saja."

"Siap!"

Disa tanpa ekspresi, melangkah maju dan meraih pergelangan tangan Selvie, dan memutarnya dengan tajam.

“Ah !!!” Selvie tiba-tiba berteriak, lengannya telah dipatahkan hidup-hidup oleh Disa.

Disa tanpa rasa ampun, mengambil pisau dan memangkas betis Selvie.

tulang betisnya seketika putus.

Selvie menangis karena rasa sakit, sangking kesakitan, ia mengompol sambil berteriak keras.

Dia sama sekali tidak menyangka bahwa tindakan menyakiti diri sendirinya sama sekali tidak mengharukan Roky. Semua yang telah ia lakukan sia-sia belaka!

Mendengarkan jeritan Selvie, Roky sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apapun di wajahnya.

Dia tahu dengan jelas karakter Selvie, benar-benar tidak peduli dengan permohonan ampunnya, Roky hanya Selvie lebih tersiksa saja.

Hubungan kekeluargaan?

Terhadap wanita sejenis ini, jangan tunjukkan belas kasihan.

Beberapa sinar kuat masuk dari luar jendela.

"PUMM"

Pintu tiba-tiba terbuka, dan dua baris pria berbaju hitam dengan cepat berlari masuk dan berbaris di kedua sisi.

Seorang wanita paruh baya dengan gaun hitam mewah, di bawah pengawalan delapan pengawal kekar, melangkah ke pintu dengan kepala terangkat tinggi.

Meskipun wanita ini hampir berusia lima puluh tahun, wajahnya sangat terawat, pandangan matanya sangat tajam.

Wanita itu berjalan ke dalam, matanya terlirik ke Selvie yang berlumuran darah, seketika amarahnya naik, dan mengangkat kepalanya: "Roky, beraninya kau semena-mena melakukan pembunuhan terhadap keturunan keluarga Lin, apa kau tidak takut keluarga Lin akan menghukummu?"

Roky berbalik, melihat wanita paruh baya yang masuk dengan mata dingin.

Wanita paruh baya ini, yang sama pongahnya bagaikan seorang ratu, adalah ibu kandung Selvie, Sutinah!

"Ma, selamatkan aku ..." Selvie berteriak lemah.

Melihat seluruh tubuh putrinya penuh dengan darah, mata Sutinah tampak seperti penusuk, dia memandang Roky dengan ganas, dan mengulurkan tangan menunjuk padanya.: "tangkap ia sekarang, bawa ke markas!"

Delapan pengawal di belakangnya segera bergegas maju.

"Pukimak, apa yang ingin kau lakukan pada kakakku!" Winata segera berteriak dan melangkah maju.

Pada saat yang sama, kelompok Dragon Sky danpasukan elit lainnya yang berada di belakang Roky juga melangkah maju dengan seragam dan berdiri di depan Roky.

Orang-orang dari dua kubu yang berbeda saling berhadapan tanpa rasa takut.

Suasananya menjadi sangat mencekam!

Sutinah berkata dengan wajah dingin, "Roky, kau sangat lancang!"

"Aku selalu lancang." ujar Roky: "lalu, kau sudah bukan oang keluarga Lin, sekarang yang sedang kulakukan adalah urusan internal keluarga Lin, kau tidak berhak ikut campur!"

Wajah Sutinah berubah: "Bagaimanapun, aku pernah menjadi bibimu juga! Jika kau berani menyakiti putriku, aku tidak akan membiarkan kau keluar dari vila ini hidup-hidup."

Luar villa sudah penuh dengan orang-orang keluarga Zhao, tiga lantai di dalam dan tiga lantai di luar, mengepung habis vila ini! Cukup dengan satu perintah, semua akan beraksi.

"Jangan lupa bagaimana kau diusir dari keluarga Lin saat itu! Seorang wanita yang berperilaku tidak pantas tidak layak menyebut keluarga Lin aku." sindir Roky dengan dingin.

Mendengar itu, Sutinah semakin marah, terlihat jelas kalimat itu menusuk luka lama di hatinya.

Saat itu, dia dan Marson pisah tinggal, Marson menemukan cinta baru di Nemesis. Dia tidak mau kalah, dan memiliki hubungan yang baik dengan bos lain di China.

Hingga akhirnya ketahuan tindakannya dan di usir oleh keluarga Lin.

Jika tidak, dengan kekayaan dan kekuatan keluarga Lin, dia tidak akan pernah ingin berpisah dari Marson.

"Sekali lagi Aku katakan, segera lepaskan putriku!" Sutinah juga bukan orang sepele, dia dengan senyap memerintahkan pengawal di sampingnya.

Pengawal itu mengangguk, mengambil interkom dan mengucapkan beberapa patah kata.

Segera, sosok hitam muncul di luar jendela, dan beberapa orang berbaju hitam muncul dari beberapa jendela, memegang senjata dan mengarahkan ke tengah aula.

Sutinah mendengus penuh kemenangan: "Aku tidak peduli betapa hebatnya kau, Sekarang orang-orangku telah mengepung villa ini, jika kau masih mau hidup, segera lepaskan putriku."

Meskipun demikian ia berkata, namun Sutinah sepertinya sudah mengambil keputusan saat melihat kondisi putrinya! Setelah dia berhasil menyelamatkan putrinya, dia akan memerintahkan semua orang untuk membunuh Roky dan yang lainnya.

Bastian juga terlihat sangat waspada.

Sekalipun orang-orang yang dibawa Roky semuanya adalah elit, tetaplah kalah dari jumlah. Ditambah lagi lawan memegang senjata, sulit untuk terbebas dari hujan peluru.

Winata tampak serius, menatap sekitarnya dengan waspada.

Dia sendiri mungkin masih bisa melindungi dirinya sendiri, anggota kelompok Dragon Sky yang dia bawa semuanya adalah orang yang terkuat dari yang terkuat, tetapi di bawah pengepungan yang begitu ketat, pasti akan ada terluka atau bahkan terbunuh.

Semua terlihat serius, hanya wajah Roky yang tetap santai dan terlihat dingin.

Sutinah merasa dia telah memimpin suasana, dengan tersenyum percaya diri ia berkata dengan nada yang lebih lembut.

"Roky, sekalipun Selvie telah melakukan sesuatu padamu, dia tetaplah kakak sepupumu. Lepaskanlah dia, jika ada kesalahpahaman, aku akan turun tangan menyelesaikannya."

Saat dia berbicara, dia tiba-tiba merasa gatal, seperti ada sesuatu yang menggeliat.