Aku bukan menantu sampah - Bab 383 Rencana Balas Dendam

"benar!" Steven menggertakkan giginya, "dia bahkan berkata kalau setelah dirinya kembali, kamu harus segera pergi! jika dia menyuruh kamu untuk berlutut, maka kamu harus berlutut. kamu bahkan lebih hina dibandingkan seekor binatang peliharaan......."

sebelum Steven menyelesaikan perkataannya, wanita itu pun berkata dengan suara yang tegas: "keterlaluan, siapa dia! atas dasar hak apa dia mengatai aku seperti ini?"

"nona Lin, janganlah marah." Steven lalu tersenyum.

meskipun Roky tidak pernah mengatakan semua itu, namun dia tetap saja mengatakan itu agar wanita itu marah.

wanita itu terdiam beberapa saat dan kembali berkata: "aku sudah tahu, tenanglah, aku tidak akan membiarkan dirinya bersikap sombong seperti itu. aku akan memberikan uang 2M kepadamu terlebih dahulu. pergilah untuk mencari tempat tinggal yang aman sekarang."

"terimakasih nona Lin." Steven lalu menutup panggilan itu dan ekspresi wajahnya terlihat begitu menakutkan.

Roky pastilah tidak bisa menyelamatkan dirinya jika melakukan kesalahan kepada wanita ini!

ayahnya dan adiknya yang bernama Fendi itu sedang pergi ke kota Gopo, namun mereka berdua dicelakai oleh Roky hingga masuk ke dalam penjara dan membuat keluarga Lu jatuh miskin.

Roky adalah musuh terdalam bagi keluarga Lu!

tujuan sebenarnya dia mendekati anggota keluarga Lin adalah untuk membalas dendam.

akhirnya dirinya memiliki kesempatan untuk membalaskan dendam keluarganya ini!

...............

setelah duduk selama beberapa saat di dalam villa, Roky mulai mendengar sesuatu dari arah luar.

sang mertua sudah kembali.

setelah memikirkan itu, Roky melihat Jenny kembali dengan ekspresi wajah yang gembira sambil menuangkan segelas air.

"menantuku, apakah kamu ingin minum?" Jenny menatap ke arahnya dan berjalan ke arahnya sambil tersenyum. dia lalu meraih gelas yang ada pada tangan Roky sambil berkata, "menantuku, duduklah, ibu akan menuangkan air untukmu."

Roky merasa begitu terkejut akan hal ini, dia pun menggenggam gelas itu dengan erat dan berkata: "ibu, biarkan aku melakukannya sendiri."

seperti dugaannya, Jenny segera berkata: "menantuku, aku dan ayahmu sudah memutuskan untuk pindah dan tinggal di villa besar itu! ubahlah nama pemilik villa itu menjadi namaku. kedepannya jika aku dan ayahmu datang ke kota Wasa, maka kami akan tinggal di sana."

Roky hanya bisa menghela napas di dalam hatinya dan dia sudah menduga sejak awal kalau tidak akan ada hal baik yang terjadi.

jika dia memiliki kekuasaan sepenuhnya atas villa itu, dia tidaklah merasa keberatan jika harus memberikannya pada Jenny.

namun villa itu merupakan hadiah pemberian dari bibinya. dirinya sekarang juga tidak kembali ke keluarga Lin, semua kekuasaan berada di tangan bibinya itu.

sejak awal, sang bibi sudah sangat benci pada keluarga Liu, jika Jenny tinggal di sana, mungkin hal ini akan membuat sang bibi merasa begitu marah. mungkin saja ini akan membahayakan nyawa Jenny.

Roky lalu berkata dengan tidak berdaya: "ibu, bukankah kamu sudah memiliki tempat tinggal?"

Jenny lalu berkata: "villa itu sangatlah mewah dan sesuai dengan identitasku. cepatlah ubah nama pemilik villa itu menjadi namaku."

"ini sepertinya tidak bisa." Roky menggelengkan kepalanya.

meskipun dia sayang kepada istrinya, namun dia tidak mungkin merubah nama pemilik villa itu menjadi nama mertuanya.

dia bersikap sabar terhadap Jenny karena dia tidak ingin membuat istrinya merasa kesulitan. namun ini tidak menandakan kalau dia akan mendengar seluruh perkataan Jenny.

lagipula, ini adalah kota Wasa, dia bisa berkuasa di wilayahnya sendiri!

setelah mendengar tolakan dari Roky, ekspresi Jenny seketika berubah. dia merebut gelas Roky dan menghentakkannya di meja sambil berkata: "kamu sudah makan dan minum dengan gratis di keluarga Liu dalam waktu yang sangat lama. kenapa kamu tidak rela memberikan villa itu untukku? kenapa aku bisa mendapatkan seorang menantu yang tidak tahu diri seperti kamu."

Roky tidak lagi bisa menerima hal ini: "ibu, kamu juga tidak tinggal menetap di kota Wassa ini. kamu sendiri juga memiliki villa di kota Gopo. lagipula kamu sekarang sudah memiliki tempat tinggal dan tidak kekuarangan apapun. kenapa kamu tetap memaksa untuk mendapatkan villa itu?"

"intinya aku menginginkannya!" Jenny mulai emosi dan berkata dengan kasar: "jika kamu tidak menyetujuinya, maka aku akna menyuruh putriku untuk bercerai denganmu."

"putrimu tidak akan mendengar perkataanmu." jawab Roky.

istrinya rela dipukul dan tidak rela untuk bercerai dengan Roky. bagaimana mungkin istrinya bisa dipengaruhi oleh perkataan Jenny.

lagipula, Jenny sering menggunakan perkataan cerai untuk mengancam putrinya sendiri.

Roky bahkan sudah bosan mendengar semua ini.

saat ini, Dewi pun masuk ke ruang tamu.

Jenny segera menghampirinya dan berkata sambil menangis: "putriku, segeralah cerai dengan Roky! dia sangatlah tidak tahu diri. dia bahkan tidak rela memberikan villa itu padaku. dia tidak menganggap aku sebagai ibunya sendiri. mungkin saja dia akan menggunakan villa itu untuk menghidupi selingkuhannya nanti!"

"ibu, janganlah membuat kekacauan lagi!" Dewi juga merasa begitu lelah akan sikap ibunya. dia kembali berkata dengan nada kasar: "Roky sudah berusaha mencari uang sekarang dan kamu tetap saja membuat dirinya kacau."

Jenny pun berkata: "uang apa yang dia dapatkan? dua villa ini merupakan hasil dari penipuannya."

Dewi mendorong Jenny sambil berkata: "sudahlah, ada yang ingin aku tanyakan pada Roky. pergilah beristirahat."

Jenny berpura-pura nangis dan mengira dirinya bisa mendapat dukungan dari putrinya itu.

tidak disangka Dewi sama sekali tidak menghiraukan dirinya dan langsung mendorongnya keluar dari pintu, lalu mengunci pintu tersebut.

melihat itu, Roky segera bertanya: "istriku, apa yang ingin kamu tanyakan padaku?"

ekspresi Dewi terlihat begitu serius. setelah beberapa saat, dia pun berkata: "Roky, aku sudah memikirkannya. kedua Villa ini bukanlah milik kita, kembalikanlah kepada pemiliknya."

"mengembalikan villa ini?" Roky sedikit terbengong.

Dewi menganggukkan kepalanya: "benar, kedua villa ini sangatlah mahal. lagipula kita juga tidak tinggal di kota Wasa, kita tidak seharusnya menerima pemberian seperti ini."

dia sudah memikirkannya tadi.

kedua villa ini sangatlah berharga dan ini semua di luar dugaannya.

dia bisa menerima ini jika ini semua merupakan hasil kerja keras Roky.

namun..... ini hanyalah pemberian dari orang lain sebagai wujud terimakasih.

tidak masalah jika tidak terjadi sesuatu. bagaimana jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan? bukankah Roky harus dipenjara?

oleh karena itu, Dewi pun mengambil keputusan ini.

dia tidak ingin serakah!

Roky hanya bisa berkata dengan tidak berdaya: "istriku, tenang saja, kedua villa ini tidak akan bermasalah."

villa mewah itu memanglah merupakan miliknya dan meskipun villa yang ia tinggali sekarang merupakan pemberian Hendrik, namun villa ini tidaklah begitu berharga bagi keluarga Jiang.

lagiipula dia sekarang sedang bekerja sama dengan Hendrik. dia juga termasuk sebagai penolong keluarga Jiang. dia akan mendatangkan begitu banyak keuntungan bagi keluarga Jiang setelah obat itu mulai dijual. villa ini tidaklah ada apa-apanya jika dibandingkan dengan keuntungan yang akan mereka dapat nantinya.

"intinya aku tidak menginginkannya." kata Dewi sambil beranjak duduk di sisinya, dia kembali berkata dengan tenang: "setelah misi di kota Wasa ini selesai, maka kembalikanlah kedua villa ini kepada pemiliknya. setelah perusahaanku mendapatkan uang, kita boleh membelinya menggunakan uang kita sendiri."

mellihat bagian dada istrinya yang empuk itu, Roky pun menelan ludahnya.

sepertinya ini bukanlah waktu yang tepat untuk memberitahu istrinya tentang harta miliknya.

Roky hanya bisa berkata: "baiklah, aku akan mendengar perkataanmu."

setelah perkataan itu terucap, kembali terdengar suara teriakan Jenny dari luar.

"villa itu tidak boleh dikembalikan! itu adalah milikku, kenapa harus dikembalikan?"

"ibu, kenapa kamu mendengar perbincangan kami?" Dewi hanya bisa memijit keningnya sendiri dan dia benar-benar kehabisan kata-kata.

Jenny terus mengetuk pintu dan merasa marah.

"Dewi, kenapa kamu sangat bodoh! kedua villa itu sangatlah mahal, bahkan harganya mencapai puluhan triliun. aku bahkan tidak mungkin bisa mendapatkan uang sebanyak itu! Roky, janganlah kamu dengar perkataan putriku itu, kamu tidak boleh mengembalikan villa itu pada pemilik aslinya."

Jenny merasa begitu panik, awalnya dia hanya ingin mendengar apa yang sedang mereka bicarakan. dia tidak menyangka kalau dia akan mendengar semua ini. hal ini berhasil mengejutkan Jenny.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu