Aku bukan menantu sampah - Bab 229 Mencicipi Manisnya Uang

Keesokan pagi, Roky berjalan ke ruang tamu dan melihat Jenni tersenyum, membawa sepanci bubur ke atas meja.

Melihat Roky keluar, Jenni melambaikan tangan.

“Menantuku, ayo cepat makan, ibu masakkan bubur.”

Roky baru saja duduk, Jenni sudah membantunya mengambil bubur dan meletakkan di hadapannya, lalu mengangkat kepala melihat Dewi menguap keluar dari kamar, dan berteriak: “Roky sudah bangun, kamu masih tidak segera mengambilkan jaketnya, sebentar lagi dia pasti ke perusahaan!”

Menghadapi ibu mertua yang “Ramah” kulit kepala Roky serasa mati rasa, dia benar-benar tidak tahan melihatnya, lalu berdiri dan berkata: “Bu, kamu ada permintaan apa langsung katakan saja.”

“Roky, tidak disangka kamu benar-benar membantu perusahaan menarik investor, uang pensiun ibu tidak hilang.”Jenni tersenyum sampai seluruh wajahnya berkerut.

Tidak disangka ternyata sampah ini berguna juga, bahkan bisa menarik investor 200M!

200M!

Jenni kegirangan sampai tidak tidur semalamam, pada saat kegirangan hatinya merasa sedih.

Betapa bagusnya kalau uang 200M ini diberikan kepadanya?

Dia tersenyum palsu lalu berkata: “Kamu tahu paman Dewi, kan? Dia juga berbisnis di Kota Gopo, kamu begitu mudah menginvestasikan 200M, kalau begitu pergi bicarakan lagi dengan bossnya untuk menginvestasikan 200M lagi ke paman?”

Roky tidak berkata apa-apa.

Ibu mertuanya yang sudah mencicipi manisnya uang ingin dia berinvestasi lagi?

Berapa milyar pun tidak masalah, ini hanya uang kecil baginya.

Tapi ibu mertuanya tidak mengatakan, kapan yang terakhir kali, kalau begini terus takutnya akan ketahuan!

Jenni tersenyum palsu dan berkata: “Menantuku, bagaimana menurutmu? Ngomong-ngomong ayahmu juga membuka toko antik, kamu juga minta orang itu untuk menginvestasikan beberapa milyar, biarkan ayahmu juga menjadi boss……”

Dia belum selesai berbicara, Dewi berjalan mendekat dan melemparkan mangkuk ke atas meja dengan marah: “Bu, kamu pikir sangat mudah ya meminta orang berinvestasi? Roky bisa mencari orang untuk berinvestasi di keluarga Liu, itu sudah sangat sulit! Kamu pikir uang ini dipungut dari jalan, tidak melakukan apa-apa membiarkan orang lain menginvestasikan 200M?”

“Aku sedang berbicara dengan menantuku, kamu jangan ikut campur!”wajah Jenni menegang, lalu segera memarahi: “Daripada menginvestasikan ke keluarga Liu, lebih baik menginvestasikan ke ayahmu!”

“Apakah ayah tipikal orang yang membuka perusahaan?”Dewi dengan marah menarik Roky: “Jangan dengarkan ibu, dia hanya tahu bergosip, ayo, kita makan di luar.”

Roky berdiri, berpura-pura ditarik oleh Dewi dan berjalan keluar.

Di belakang terdengar suara kutukan Jenni: “Daripada menginvestasikan 200M untuk keluarga Liu, lebih baik menginvestasikan untuk paman dan ayahmu! Kalau ayahmu menjadi boss besar, bukankah uang itu semuanya menjadi milik kita……200M cukup untuk membeli berapa banyak perhiasan……”

Dewi menarik Roky keluar dan berkata dengan marah: “Jangan pedulikan ibu, dia tidak mengerti apa-apa, hanya tahu berbicara sembarangan!”

Roky tersenyum: “Kalau toko antik ayah membutuhkan investasi, aku akan pergi mencari investor lagi.”

“Jangan!” Dewi melototinya, berkata: “Kamu bukan tidak tahu kemampuan ayahku, dia tidak rugi saja, aku sudah berucap syukur.”

“Rugi ya rugi, yang penting ayah bahagia.”ucap Roky tersenyum.

Investasi milyaran rupiah untuk membuat ayah senang, sekalipun rugi semua juga tidak masalah.

Hati Dewi merasa hangat mendengar ini, meskipun suaminya tidak memiliki keterampilan apapun, tapi dia sangat berbakti kepada orang tua.

Dewi mengerang:“Jangan dengarkan ibuku, kamu pergi beli sayur dulu, nanti agak malam baru pulang, daripada ibu datang mengganggumu lagi. Nanti setelah aku pulang baru membicarakan ini kepada ibuku.”

Dewi tersenyum manis dengan dua lesung pipit di pipinya, Roky tersenyum menganggukkan kepala, istrinya yang begitu melindungi dirinya, sekalipun memintanya menginvestasikan puluhan triliun untuk keluarga Liu, dia juga merasa layak.

Apakah artinya uang ini, selama istrinya senang, menghabiskan berapa banyak uang juga tidak masalah, lagipula uang itu pada akhirnya juga akan kembali ke dirinya.

Setelah mengantar Dewi ke kantor, Roky pergi ke pasar membeli sayur, dimana ibu mertuanya menelepon dua kali dan dia tidak mengangkatnya.

Dia keliling di pasar sampai sore baru pulang membawa sayuran.

Lagipula di jam segini, Jenni pasti keluar bermain mahjong dengan temannya dan tidak berada di rumah.

Untuk melewati jalan pintas, Roky melewati sebuah gang, samar-samar dia merasa ada sepasang mata yang mengawasinya.

Tapi ketika menoleh, dia hanya melihat orang-orang berlalu-lalang di gang dan orang itu menghilang di kerumunan.

Roky dengan tenang berjalan ke depan berpura-pura tidak tahu apa-apa.

Dia baru saja sampai di pintu masuk gang, cuaca yang cerah tiba-tiba menjadi sangat suram.

Angin bertiup kencang, menerbangkan pasir dan bebatuan.

“Sudah mau hujan!”

Pejalan kaki di jalan berteriak saat terkena batu kerikil dan dengan cepat menghilang.

Gang yang masih ramai, tiba-tiba menjadi kosong!

Roky berdiri di dalam gang tidak bergerak, mengangkat kepalanya melihat ke depan dengan dingin.

Tidak jauh di seberang, berdiri seorang pria berbaju hitam.

Pria itu kurus kutilang seperti bambu dan wajahnya putih seperti kertas, menatapnya dengan muram.

Tiba-tiba, dia mengangkat tangannya!

Angin kencang tiba-tiba bertiup, menyebabkan pepohonan di jalanan terhuyung-huyung dan mengamuk!

Di pinggir jalan, seorang pria dewasa memeluk pohon cemara yang besar dan pohon itu patah menjadi dua bagian!

“Haaah!”

Pria berbaju hitam itu berteriak, telapak tangannya didorong ke depan!

Pohon cemara tiba-tiba diangkat oleh angin kencang dan terbang ke arah Roky!

Roky berdiri santai tidak bergerak.

Ada angin kencang di sekelilingnya, tapi tampaknya ada ruang hampa yang terbentuk di sekitar tubuhnya dan ujung bajunya tidak bergerak!

Melihat pohon cemara hendak menabrak Roky, wajah kaku pria berbaju hitam tiba-tiba menunjukkan senyum jijik!

Tiba-tiba senyumnya menegang.

Karena pohon cemara berhenti di depan Roky, seolah mengalami perlawanan tidak terlihat dan tidak bergerak di udara!

Pria berbaju hitam itu mengerutkan kening, sekali lagi telapak tangannya didorong ke depan!!

Pohon Cemara mendapat tekanan keras dan membuat suara retakan keras.

“Bocah tengik, beraninya sok hebat di depanku!”

Roky berkata dengan dingin dan menjentikkan jarinya.

“Woosh!”

Pohon cemara itu tiba-tiba hancur berkeping-keping dan menabrak pria berbaju hitam.

“Uhuk uhuk! Cukup hebat!”

Pria berbaju hitam tersenyum dingin, berdiri diam dan melambaikan tangannya!

Beberapa potongan tumpukan kayu tiba-tiba seperti menabrak dinding yang tidak terlihat, membuat suara “Ping piang” dan jatuh ke tanah, berubah menjadi sepotong kayu.

Roky yang menenteng sekantong sayur, perlahan mengangkat kepalanya: “Kamu siapa?”

Tatapan ganas melintas di mata pria berbaju hitam itu dan dia berkata dengan muram: “Roky, apakah kamu ingat dengan Jovian?”

“Dewa tongkat Jovian?”Roky mengerutkan kening, berkata dengan santai: “Dia mati karena sambaran petirku, kenapa? kamu mengenalnya?”

Dia ingat pada pertemuan Feng Shui yang diadakan oleh Master dari Paviliun Glory, Jovian melepaskan hantaman guntur melukai orang dan hancurkan menjadi abu karena amukan amarahnya.

Sebelum meninggal, Jovian mengancamnya akan ada seseorang yang membantunya balas dendam.

Roky sama sekali tidak mempedulikan masalah ini, selang beberapa saat, dia hampir saja melupakannya, tidak disangka orang itu hari ini datang mencarinya.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu