Aku bukan menantu sampah - Bab 590 Bibi dari Keluarga Liu

Belakangan ini, Andrew terlibat dalam bisnis batu giok dan barang antik, berteman dengan orang-orang kawasan metafisika, dia secara perlahan mulai percaya pada Fengshui, dan juga sama sekali tidak meragukan perkataan Roky.

Roky berkata sambil tersenyum: “Baik, Ayah.”

Dewi berkata dengan cemas: “Suamiku, kamu pergi melihat Fengshui lagi? Kamu…kamu pergi ke tempat yang begitu jauh, jika tidak melihat dengan baik, apakah akan terjadi masalah?”

Dulu, dia tidak begitu bersedia Roky pergi “melihat Fengshui”, selalu merasa itu membohongi orang.

Tetapi kali ini yang dikhawatirkannya adalah takut “Fengshui” Roky tidak befungsi, dan akan mendapatkan masalah diluar negeri.

Bagaimanapun adalah luar negeri, jika terjadi sesuatu, tidak ada yang bisa menolongnya.

Roky berkata sambil tersenyum: “Istriku, tidak apa-apa, aku berada di Kota Yami.

Bos Willy juga mengenal Ayah, Ayah tahu jelas sifatnya.”

“Tidak, kamu pergi begitu jauh, tidak memiliki seorang kenalan pun, bahkan tidak memahami bahasa setempat.”

Dewi berkata, tiba-tiba sebuah cahaya terlintas: “Oh iya, kamu di Kota Yami? Ayah, apakah keluarga Liu adalah seorang paman yang juga melakukan bisnis batu giok di Myanmar kota Yami, apakah kamu dapat menghubunginya, memintanya untuk menjaga Roky.”

Begitu Roky mendengarnya, segera menolak: “Tidak perlu, aku baik-baik saja disini.”

Dia tidak ingin kerabat keluarga Liu tahu tentang dirinya, kalau tidak, dalam sekejap akan menyebar ke telinga istrinya.

Pada saat ini, Andrew juga segera berkata: “Putriku, ingatanmu sungguh bagus, aku hampir saja melupakannya.

Aku akan menelefon Bibimu alias Fany Liu sekarang, memintanya untuk menjaga Roky.”

“Ayah, sungguh tidak perlu.”

Roky segera berkata.

“Putriku, cepat berikan buku telefon kepadaku….Ei, sudah ketemu, aku akan menelefonnya.”

“Ayah, kamu telefonlah sekarang.”

“Baik, bagaimanapun adalah kerabat dari keluarga Liu, memiliki seseorang untuk menjaganya diluar negeri.”

Roky mendengar pecakapan ayah dan putri di ponsel, sungguh tidak bisa berkata-kata.

Tampaknya, kedua orang ini sudah tidak peduli apa yang dikatakan dirinya, sudah bertekad mencari kerabat untuk menjaga dirinya.

Juga tidak tahu kerabat jauh dari keluarga Liu yang mana, dia bahkan tidak pernah mendengarnya.

Ayah mertua sibuk menelefon kerabat, Dewi mengambil ponsel lalu berbincang dengan Roky sebentar, saling menyatakan kerinduan.

Ketika kedua orang sedang bermesraan, suara bersemangat Andrew terdengar.

“Roky, aku sudah menelefon kesana, besok kamu pergi tinggal di rumah Bibi, jauh lebih aman tinggal di rumah kerabat, Bibimu akan menjagamu dengan baik.”

Dewi juga gembira: “Roky, Bibi mengatakan akan datang menjemputmu besok, kamu langsung pergi kesana saja, aku lebih tenang jika kamu tinggal di rumah Bibi.”

Mendengar suara bahagia Ayah mertua, Roky sakit kelapa lalu memijat pelipisnya sebentar.

Apa yang bisa dilakukannya?

Jika menolak, bukan hanya mengecewakan niat baik Ayah mertua, juga akan membuat istri khawatir.

Dia hanya bisa berkata dengan tak berdaya: “Aku mengerti, Ayah.”

…………

Setelah selesai menelefon, Roky berjalan keluar dari hotel, berjalan-jalan sebentar dengan santai.

Fany Liu yang dihubungi Ayah mertua adalah kerabat jauh keluarga Liu, sudah lama mengikuti suaminya pergi ke Myanmar, dikatakan bahwa terlibat dalam bisnis batu giok, menghasilkan sedikit uang.

Hanya saja Fany Liu sangat jarang pulang, juga tidak begitu dekat dengan keluarga Liu, perlahan-lahan tidak ada orang yang mengungkitnya lagi.

Jika bukan karena Dewi mengingatkan, takutnya Andrew juga tidak akan mengingat adik sepupu ini.

Istrinya mengatakan di telefon bahwa Bibi tinggal di sebuah villa, keesokan harinya akan menjemputnya di pelabuhan, menyuruhnya pergi kesana jam 9.

Ayah mertua masih mengingatkan berulang kali bahwa Bibi adalah seorang pedagang batu giok yang sedikit terkenal di daerah itu, tetapi Fany Liu memesan ditelefon, menyuruhnya jangan sampai memiliki konflik dengan pasukan bersenjata setempat, jika bisa bersembunyilah, dan tahan jika ditindas.

Karena kekuatan Keluarga Aung San begitu besar, jadi seperti setengah raja setempat, jika menyingung keluarga Aung San, bahkan keluarganya juga tidak bisa melindunginya.

Roky berjalan-jalan tidak begitu lama, tiba-tiba menerima panggilan telefon dari Aung Chris, mengundang dia pergi ke perjamuan makan, mengatakan telah memesan sebuah restoran, hanya mengundang Willy Wu dan dua sampai tiga orang yang terpercaya, orang tidak banyak, tidak akan mengganggunya.

Roky pergi makan malam kesana, Aung Chris, Willy Wu dan lainnya sangat menghormatinya, saat berbicara juga tersenyum dengan berhati-hati, hanya Aung Miko yang makan dengan muram, dan wajah enggan.

………..

Keesokan paginya, Roky naik kapal feri didermaga untuk melintasi laut ke Kota Yami.

Aung Chris dan lainnya menunggu diluar pintu hotel, sudah mengatur helikopter untuk membawanya melintas laut, tetapi Roky memikirkan Bibi sekeluarga menunggu di dermaga, jika tujuh atau delapan helikopter singgah di dermaga, dan juga ada lambang keluarga Aung San “beruang hitam” yang mencolok dibadan pesawat, lebih baik naik kapal feri seperti turis biasa saja.

“Tut tut”

Seiring suara panjang kapal feri, kapal perlahan-lahan menepi.

Roky mengikuti kerumunan, berjalan menuruni tangga, lalu menginjak dermaga kota Yami lagi.

Dia berdiri di sebuah sudut dermaga, memandang ke kerumunan, tetapi tidak melihat Bibi yang datang menjemputnya.

Setelah beberapa saat, semua turis dari kapal feri telah bubar, semuanya sudah berjalan pergi, hanya tersisa Roky yang masih berdiri sendirian di dermaga, menunggu orang yang datang menjemputnya.

Langit menjadi gelap, sepetinya akan hujan.

Roky sudah menunggu lebih dari 40 menit, tetapi tidak ada orang yang datang menjemput, hatinya merasa sedikit bingung.

Jangan-jangan istrinya mengatakan waktu yang salah pada dirinya saat menelefon semalam?

Atau dirinya yang berjalan ke tempat yang salah?

Tepat ketika dia berencana menelefon ke kota Gopo untuk menanyakan istrinya, tiba-tiba ponselnya berdering.

Nomor ponsel menunjukkan luar negeri, dimulai dengan angka 0095, adalah nomor setempat di kota Yami.

Roky menjawab telefon, lalu suara wanita paruh baya yang asing terdengar di ponsel.

“Apakah kamu adalah Roky?”

Roky tertegun sesaat, berkata: “Ya.”

“Oh, kamu datanglah sendiri ke komunitas Villa Gracey di Jalan Noir, saat tiba, kamu beritahu petugas keamanan dipintu bahwa kamu adalah kerabat direktur Henry dari Perusahaan Dazzle Jade, maka petugas keamanan akan membiarkanmu masuk.”

Roky mengerutkan kening, wanita ini sangat sombong dan nada bicaranya tidak sabar, apakah ini adalah bibi alias Fany Liu?

Dia bertanya: “Kamu adalah…….”

Sebelum dia selesai berbicara, wanita paruh baya itu sepertinya teringat sesuatu lagi, segera memotongnya: “Oh iya, kamu jangan katakan kepada petugas keamanan bahwa kamu adalah kerabat Direktur Henry, kamu katakan saja datang mencari Direktur Henry untuk mengurus sesuatu.

Kerabat Henry adalah orang yang berkedudukan, semua pemilik kawasan Gracey juga adalah bos besar dengan harta puluhan miliar, intinya kamu jangan mengungkit kerabat, ingatlah.”

Nada bicara yang sombong ini, seolah-olah takut orang lain tahu bahwa dia memiliki kerabat miskin, jika dikatakan keluar akan sangat memalukan.

Setelah dia selesai berbicara, Roky baru bertanya: “Kamu adalah Bibi Fany?”

“Ya, kamu juga tidak menyapa terlebih dahulu datang ke Kota Yami, jadi aku bisa mengaturnya dari awal, dan menyambutmu dengan baik.

Kemarin Ayahmu menelefonku, aku masih terkejut.”

Wanita paruh baya itu tertawa palsu, kemudian berkata: “Awalnya berjanji akan menjemputmu jam 9, tetapi aku pergi ke salon kecantikan dan melupakannya, kamu duduk bus dan datang sendiri saja, disini sudah akan hujan, kamu berhati-hatilah, jangan sampai basah kuyup dan sakit, rumah sakit sulit ditemukan disini, dan dokter pribadi sangatlah mahal.”

Selesai berbicara, wanita paruh baya masih memberitahunya rute perjalanan lagi, setelah itu menutup telefon.

Meskipun sikap wanita paruh baya ini sangat antusias, tetapi Roky dapat merasakan ketidaksabarannya, tampaknya Bibi dari keluarga Liu ini, sangatlah meremehkan dirinya, juga tidak ingin menyambutnya.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu