Aku bukan menantu sampah - Bab 498 Siapa yang Menyuruh Kalian Datang

Dua kali guntur jatuh ke bawah dan berhasil tepat mengenai dua mobil hitam yang berada di belakang!

“Duarr”

“Duarr”

Kedua mobil itu seketika menjadi dua buah bola api, menabrak ke tepi jalan dengan asap yang kuat.

“Ini adalah.... kontrol guntur!!” Pria bertubuh kekar berkacamata hitam itu tercengang di tempat, tangan yang memegang busur panah bisa-bisanya gemetar pelan.

Mobil sana juga muncul kericuhan yang ketakutan.

Pria bertubuh kekar itu melapaskan kacamata dan menatap Roky ketakutan!

Bagaimana bisa?

Kultivasi dirinya merupakan yang tertinggi dari sekelompok orang ini, tapi ia sama sekali tidak sangka bahwa Roky juga adalah seorang kultivator!

Apalagi kultivasi yang dimiliki Roky begitu tinggi, hingga dirinya tidak dapat menyadarinya.

Dini yang duduk di dalam mobil juga merasa terkejut.

Charlie bisa panggilan guntur dan itu hanya sedikit, tapi keberadaanya bagai seorang dewa bagi orang-orang.

Tapi orang yang seperti Roky gini, tidak perlu menghabiskan banyak tenaga dapat membuat panggilan guntur sebanyak dua kali, sehingga dua mobil meledak. Kemampuannya sungguh sepuluh kali lebih hebat dari Charlie!

Dewi menutup mulutnya terkejut.

Ia masih belum tau bahwa kedua guntur ini dipanggil oleh Roky dan merasa semua ini adalah kebetulan.

Pria bertubuh kekar itu takut dan terus berteriak.

“Cepat, cepat berputar balik!”

Ia tidak pantas untuk mencari masalah dengan orang itu!

Hanya perlu satu gerakan tangan, maka ia sudah dapat memusnahkan mereka semua!

Supir juga ketakutan hingga gemetar, segera memutar mobil balik dan mau melarikan diri.

“Ingin melarikan diri?”

Roky tersenyum tipis dan menggerakan jarinya.

“Duarr!”

“Duarr!”

Dua petir langsung melintas ke bawah!

Terjatuh tepat pada jalan raya di depan mobil hitam itu!

Jalan raya semen yang kuat seketika muncul dua kawah yang sepanjang dua meter. Kawah itu terbakar gosong dan asap hitam yang terus melayang.

Pria bertubuh kekar itu sangatlah terkejut. Kedua kakinya terus gemetar.

Kedua guntur ini jatuh dengan menempel di depan mobil. Jika ada sedikit kesalahan, maka ia sendiri terbakar bersama dengan mobil.

Di saat ini, pikiran beberapa orang di dalam mobil seketika terngiang suara Roky yang cuek.

“Apakah aku memperbolehkan kalian untuk pergi?”

“Jika masih berani untuk mundur selangkah ke belakang, aku akan langsung membunuh kalian!”

Tidak ada suara di sekitar mereka, tapi suara Roky langsung terngiang di dalam otak mereka.

Supir seketika terkejut hingga wajahnya memucat, sibuk menghentikan mobil dan tidak berani melarikan diri lagi.

“Turun dan berlutut dengan baik.”

Lagi-lagi suara instruksi yang dingin terngiang bersama di otak beberapa orang.

Pria bertubuh kekar itu sangat takut, hingga kakinya menjadi lemas.

Mengirim suara ke dalam otak, kalaupun berlatih seratus tahun lagi, mereka tidak akan pernah bisa melakukan itu!

Ia sekarang sudah menyesal, hingga ususnya membiru!

Pantas kliennya membayar satu triliun untuk membayarnya, bahkan setuju untuk memberi dua triliun setelah mereka menyelesaikan misi ini!

Biaya yang begitu tinggi juga dikarenakan bahwa Roky bukanlah tujuan yang dapat dikalahkan!

Mereka bukan datang untuk menyelesaikan misi, melainkan datang untuk mati!

Ketiga pembunuh di dalam mobil pelan-pelan keluar dari mobil dan berlutut sebaris di tepi jalan, sama sekali tidak berani untuk menentang.

Awalnya Dewi masih ketakutan. Tapi tiba-tiba menemukan ketiga orang yang turun dari mobil, bisa-bisanya membuang senjata dan berlutut di tepi jalan, bagai kambing yang mau dibunuh, sambil memeluk kedua tangan diatas kepala, mata cantiknya pun seketika melotot besar.

Sebenarnya ada apa yang terjadi?

Mereka baru saja begitu berani dan terus mengikuti untuk membunuh.

Sedangkan sekarang bisa-bisanya ketakutan dan berlutut di tepi jalan dengan baik?

Dewi melirik bingung sekilas ke atas langit dan awan mendung telah menghilang.

Jangan-jangan petir yang kebetulan tadi membuat mereka takut?

Dini juga turun dari mobil. Rasa tercengang di dalam hatinya sama sekali tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.

Ia sama sekali tidak tahu, apa saja yang telah dilakukan Roky. Kultivasi orang itu, ia sama sekali tidak bisa mengetahuinya.

Atau dirinya mempertaruhkan semuanya, agar bisa seri saat melawan Roky.

Ketiga pembunuh itu berlutut di tepi jalan dan gemetar.

Pria bertubuh besar berkata dengan ketakutan. “Kita yang tidak punya mata, mencari masalah dengan Guru. Mohon maafkan kita dan ampuni nyawa kita yang kecil ini.”

Sembari berkata, ia memandang kearah Roky, berlutut dan bersujud.

Dua orang yang lain juga tersadar kembali, langsung mengangguk keras dan terus mengatakan minta ampun.

“Mohon Guru ampuni kita.”

“Mohon Guru ampuni nyawa kita yang kecil ini.”

Saat ini, otak mereka muncul lagi suara Roky yang dingin.

“Katakan, siapa yang menyuruh kalian datang? Apa tujuannya? Apakah ingin datang menyerang istriku, Dewi?”

Pria bertubuh kekar itu ragu sesaat dan berkata dengan ketakutan. “Guru, kita tidak boleh membocorkan informasi. Kalau tidak, kita hanya tersisa jalan mati.”

“Tidak ingin mengatakan, bukan? Kalau begitu, kalian boleh memilih, mau disambar petir dan mati tanpa mayat atau mau lanjut merahasiakan?”

Beberapa orang yang berlutut di tanah memandang satu sama lain.

Pria bertubuh kekar itu terdiam beberapa detik, tiba-tiba menggertak gigi berkata, “Baik. Bagaimana pun kita juga harus mati, kita hanya berharap Guru bisa memberi jalan hidup untuk kita setelah kita jujur ke Anda!”

Dibanding rasa takut yang disambar petir hingga gosong, ia lebih memilih untuk mengkhianati organisasi dan meninggal begitu saja.

“Guru, kita berasal dari luar negeri. Ada orang yang membayar kita sebanyak tiga triliun dan membayar satu triliun dulu untuk memperoleh nyawa Anda.”

Pria bertubuh kekar itu selesai mengatakannya, lalu mmemutuskan membuka mulut berkata. “Kita juga kurang jelas dengan informasi kliennya, tapi orang ini berasa dari Kota Wasa, merupakan seorang....wanita.....”

Hingga sini, matanya tiba-tiba membelalak besar, tubuhnya pun gemetar sesaat, selanjutnya berbaring di tanah dan mati kehilangan nafas.

Kedua temannya yang di sebelah juga tiba-tiba jatuh ke permukaan tanah dengan postur yang sama.

Roky menahan nafas dan memasang wajah cuek.

Ia segera berlangkah besar maju.

Tapi sudah telat, ketiga pembunuh itu telah kehabisan nafas, wajahnya terlihat pucat dan sudut bibir mereka pelan-pelan mengeluarkan darah yang gelap.

“Ada apa yang terjadi? Sebenarnya apa yang terjadi pada mereka?” Dini juga merasa janggal dan langsung maju.

Melihat adegan ini, ia seketika mengerutkan dahi.

Dewi juga mengikutinya dari belakang, Melihat adegan di hadapannya, ia terkejut hingga menutup mulut dengan kedua tangannya.

Kalau tidak lihat secara langsung, ia sama sekali tidak percaya bahwa ketiga pria yang bertubuh kekar itu bisa-bisanya berubah menjadi seperti ini tidak sampai sepuluh detik.

Dewi bergumam bertanya, “Mengapa....mereka tiba-tiba mati?”

Roky berjongkok, mengulur tangan menyentuh filtrum, kening dan nadi, lalu bangkit berdiri.

“Adanya cacing venomous.”

“Apa?” Dewi membuka mata besar dan memasang ekspresi yang tidak dapat dipercaya.

Roky berbalik badan dan berkata dengan tenang. “Aku tidak tahu kalian pernah dengar legenda ini atau tidak. Jaman dahulu, ada penduduk di negara bagian selatan menggunakan cacing untuk mengendali mati hidupnya seseorang. Jadi mereka diberikan cacing seperti itu.”

Orang yang memberi cacing itu tidak ingin membiarkan mereka membocorkan rahasia, jadi menyuruh cacing venomous untuk masuk otak, sehingga ketiga orang ini seketika mati di tempat.

Bisa-bisanya menggunakan cara yang begitu licik. Organisasi apa yang begitu mengerikan di belakang mereka.

Dari kata-kata mereka, Roky bisa mengetahui bahwa organisasi ini berasal dari luar negeri, bisa-bisanya masuk ke Kota Gopo dengan tenang, mungkin saja bahwa kekuatan di belakang organisasi itu sangat besar.

Ia sama sekali tidak takut, hanya khawatir rencana organisasi mereka gagal dan apakah mereka bisa menyuruh pembunuh lain untuk menjalankan misi.

Sepertinya ia perlu untuk menghubungi Billy, menyuruhnya untuk segera memeriksa identitas orang itu.

Di saat Roky sedang berpikir, samping telinganya tiba-tiba terdengar dua suara mengepakkan sayap yang pelan.

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu