Aku bukan menantu sampah - Bab 379 Kenapa Kamu Tidak Mati Saja

Dewi terlihat sangat bingung, dia dengan cepat mengirim pesan pada Roky, dan bertanya tentang apa yang terjadi.

Saat itu, sebuah Ferrari hitam melaju perlahan dan berhenti di depan vila.

Seorang supir membuka pintu mobil dan dengan hormat membantu seorang wanita paruh baya yang anggun keluar dari mobil.

Saat di penjaga melihat wanita itu, dia dengan cepat membungkuk: “Nyonya Mimosa, kamu sudah kembali.”

Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat kerumunan di depan gerbang, dia lalu bertanya dengan tidak senang: “Siapa orang-orang ini, kenapa mereka berkumpul di gerbang rumahku?"

"Rumahmu?" Jenni terkejut, dia lalu wanita paruh baya itu dari atas ke bawah.

Wanita ini berusia lima puluhan, usianya hampir sama dengan Jenni, tapi dia memiliki mobil mewah, mengenakan baju cheongsam beludru berwarna emas hitam, dia juga memakai kalung berlian, gelang giok di pergelangan tangannya terlihat sangat indah, penampilannya dari atas ke bawah terlihat sangat mewah.

Sedangkan Jenni, dia hanya memakai baju yang sangat lusuh, dia terlihat seperti orang kampungan kalau dibandingkan dengan wanita paruh baya itu.

Penjaga itu tersenyum dan berkata: “Nyonya, orang-orang ini entah datang dari mana, mereka datang dan berkata kalau ini adalah vila mereka, dan mereka ingin berkunjung ke dalam.”

“Berkunjung?” Wanita itu mengalihkan pandangannya ke mereka, orang-orang itu mengenakan pakaian yang norak, dengan ekspresi mengejek di wajahnya, dia berkata: "Orang-orang kampung seperti mereka masih ingin tinggal di vila kelas atas seperti ini, aku rasa mereka agak tidak tahu diri."

Awalnya, kerabat-kerabat Keluarga Xu meringis pelan saat mereka melihat wanita tua yang penuh dengan permata itu, tapi setelah diejek olehnya dan mereka merasa lebih malu.

Beberapa kerabat langsung menuding Jenni dan mengeluh.

"Apa-apaan, ini bukan vilamu, membuat kami malu saja."

"Jenni, aku rasa kamu memang tidak berguna! Berani-beraninya kamu membuat kami terlihat rendah di mata orang kaya."

"Menantumu adalah orang miskin, dan kamu masih berani berbicara yang tidak mungkin! Kalau kamu sangat ingin berpura-pura kaya, kenapa kamu tidak langsung mengatakan saja kalau tuan muda Keluarga Lin dari Kota Wasa adalah menantumu?"

Wanita paruh baya itu dia semakin merendahkan Jenni saat mendengar hinaan mereka pada Jenni.

Saat itu, seekor anjing jenis Pekingese berwarna putih berlari turun dari sebuah mobil Porsche dan melompat ke dalam vila.

Wanita paruh baya itu mencibir dan berkata: "Vila ini tidak mungkin bisa dibeli oleh orang miskin seperti kalian, bahkan anjing yang ku pelihara lebih berharga dari kalian! Tapi bukan tidak mungkin kalau kalian ingin tinggal di vila besar seperti ini, kalau kalian terlahir sebagai anjing di kehidupan selanjutnya, aku mungkin akan membiarkan kalian tinggal.”

Jenni yang tadinya merasa malu karena dihina oleh kerabat-kerabatnya sekarang merasa sangat marah karena diejek oleh wanita paruh baya itu.

Dia dengan cepat mengangkat kepalanya dan mengutuk: "Memangnya vila itu memang milikmu? Aku melewati vila itu dua hari yang lalu dan melihat kalau tidak ada orang di dalamnya, mungkin saja kamu hanya menyewanya!"

Wanita paruh baya itu juga bukan seseorang yang mudah dihadapi, dia mencibir: "Tentu saja punyaku! Anakku yang membelinya! Kemarin dia baru saja kembali dari sekolahnya di luar negeri, dia adalah seorang ahli yang diundang oleh Pengobatan Tradisional Negara di Kota Wasa, apa menurutmu vila ini masih bukan milikku?"

Saat mendengar kata ‘Pengobatan Tradisional Negara’, para kerabat Keluarga Xu langsung menyimpulkan tiga hal.

Mereka semua sudah bekerja di Kota Wasa selama bertahun-tahun, tentu saja mereka tahu Pengobatan Tradisional Negara adalah tempat seperti apa.

Hanya orang-orang yang sangat berbakat bisa bekerja di Pengobatan Tradisional Negara, belum lagi anaknya adalah seorang ahli yang diundang secara khusus oleh Pengobatan Tradisional Negara, melihat statusnya, dia memang pantas memiliki vila besar itu.

Tapi Jenni tidak mengetahui hal ini, jadi dia langsung membalas: "Apa yang hebat dari pusat kesehatan itu? Putriku memiliki perusahaan sendiri, dan seorang direktur besar menginvestasikan dua ratus miliar pada perusahaannya!"

Wanita paruh baya itu mencibir dan berkata dengan sombong: "Dua ratus miliar hanya cukup untuk membeli toilet di rumahku, kalau kamu datang ke rumahku untuk membersihkan toilet, aku pasti akan menganggapmu rendahan."

Jenni termasuk orang yang cerdik, tapi sekarang dia terdiam karena wanita paruh baya itu, dia tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.

Keluhan dari para kerabat Keluarga Xu juga terdengar jelas di telinganya, hal itu membuatnya semakin malu.

Mulai hari ini, mana mungkin dia berani menghadapi ke Keluarga Xu lagi?

Dia khawatir masalah hari ini akan menyebar dengan cepat di antara kerabat Keluarga Xu yang lain, saat itu dia pasti akan dipermalukan, dan bagaimana mungkin berani keluar menemui orang lagi.

Rino juga sangat malu, dia benar-benar merasa kecewa.

Kakaknya benar-benar sangat memalukan, dia bahkan tidak berani berhadapan dengan Keluarga Xu lagi.

Saat terdengar suara dengan nada terkejut yang datang dari samping.

"Bu, kenapa kalian berdiri di gerbang dan tidak masuk?"

Saat mendengar suara ini, amarah Jenni langsung meledak seperti sebuah bom.

Dia mengertakkan giginya, dengan cepat melangkah ke arah Roky, dan melayangkan tangannya ke wajah Roky.

"Dasar sampah! Berani-beraninya kamu mempermalukanku! Kamu menipu orang setiap hari, dan sekarang kamu bahkan menipu keluargamu sendiri! Pergi saja ke neraka!"

Dengan refleks yang cepat, Roky langsung menangkap tangan Jenni, dan bertanya dengan bingung: "Bu, sebenarnya apa yang terjadi?"

Dia sedang membeli air di supermarket, dan saat mendapat pesan dari Dewi, dia dengan cepat datang sambil membawa plastik belanjaannya.

"Orang tidak berguna, beraninya kamu masih berpura-pura!" Jenni berteriak, percikkan ludah hampir terkena wajah Roky: "Kamu bilang vila ini milikmu, tapi kamu adalah orang yang miskin, mana mungkin kamu bisa membeli vila!"

Roky menatap gerbang vila dan mengerutkan keningnya.

Jelas-jelas ini adalah vila miliknya, kenapa penjaga gerbangnya malah diganti?

Saat ini, Dewi juga maju dengan wajah cemberut, dia berbisik mengeluh: "Roky, kalau kamu tidak mengenal pemilik vila ini, harusnya kamu katakan saja pada ibu, ibu hanya ingin berkeliling sebentar, kalau tidak boleh juga tidak apa-apa, untuk apa kamu berbohong padanya."

Roky terlihat sangat bingung, dia tersenyum pahit dan berkata: "Vila ini memang milikku..."

Sebelum dia selesai berbicara, Jenni dengan cepat maju lagi dan mengutuk: "Aku akan terus membiarkanmu berpura-pura! Putriku, kamu harus menceraikan sampah ini besok! Aku rasa vila yang kita tinggali juga adalah hasil dari penipuannya, jangan sampai kita sekeluarga ikut terjerat ke penjara dengannya."

Roky menahan pukulan-pukulan kasar dari ibu mertuanya, lalu dengan susah payah mendorongnya, dia lalu berkata pada Dewi: "Tolong perhatikan ibu, aku akan pergi bertanya sebentar."

Setelah mengatakan hal itu, dia berjalan dengan cepat, dan bertanya pada si penjaga dengan ekspresi wajah yang serius: "Siapa kamu? Kenapa kamu bisa ada di rumahku?"

Aura di sekitar Roky terasa sangat mengintimidasi, penjaga itu tidak berani menjawabnya, dia melirik wanita paruh baya di sebelahnya.

Wanita paruh baya itu berkata dengan dingin: "Biarku beri tahu jelas, ini adalah rumahku! Kamu membawa orang-orang miskin itu ke gerbang rumahku untuk membuat masalah, aku belum selesai membuat perhitungan denganmu."

"Rumahmu?" Roky mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan nada marah: "Jelas-jelas ini adalah rumahku, kenapa malah kamu yang menempatinya."

Jenni ditahan oleh Dewi, dia terus memberontak dengan penuh emosi, dia berteriak dari belakang: "Penipu! Lihat saja seberapa lama kamu bisa terus berbohong!"

Kerabat-kerabat Keluarga Xu juga ikut mencibir.

"Jenni, apa menantumu itu seorang aktor opera? Aktingnya lumayan meyakinkan."

"Sudah sampai begini, anak miskin itu masih tetap saja bersikeras, apa dia sudah menjadi penipu terlalu lama, sampai-sampai dia bisa membohongi dirinya sendiri?"

"Dia hanya ingin berpura-pura hebat! Kalau dia adalah menantuku, aku akan buru-buru menyuruh putriku untuk menceraikan sampah seperti itu."

Wanita paruh baya itu juga menjadi semakin kesal, dia lalu berkata pada si penjaga: "Panggil beberapa orang lagi dan usir orang miskin ini!"

"Jangan bergerak!" Roky maju dan berdiri di hadapannya, dan berteriak dengan dingin: "Aku tidak peduli bagaimana kamu bisa masuk, tapi sekarang cepat keluar dari rumahku!"

"Kamu!"

Wanita paruh baya itu sangat marah, dia mengertakkan gigi dan mengarahkan jarinya ke wajah Roky dan memaki: "Orang miskin, aku akan menelepon perusahaan propertinya sekarang! Aku pasti akan mengusirmu!"

Dia lalu mengeluarkan ponselnya dengan ekspresi marah, dan menghubungi agen perusahaan properti.

Roky mengabaikannya, dia juga mengeluarkan ponsel untuk menghubungi bibinya.

Jelas-jelas vila ini berada di bawah namanya, kenapa tiba-tiba bisa berubah menjadi milik orang lain!

Sebenarnya apa yang sedang terjadi!

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu