Aku bukan menantu sampah - Bab 687 Istriku Kamu Hamil?

Dan sekarang, formasi lima elemen di vila mengumpulkan energi sage di sekitar, Paman Ali telah lama diberi asupan energi sage, dan basis kultivasi dirinya telah meningkat pesat, dua hari yang lalu dia bahkan naik ke tingkat menengah pembentukan dasar dan sekarang berada di tingkat menengah pembentukan dasar!

Peningkatan pesat basis kultivasi adalah impian bagi seorang kultivator.

Bisa menemukan tempat pelatihan yang begitu bagus seperti ini, itu adalah keinginan yang telah lama didambakan dari setiap kultivator, sekarang Paman Ali jangankan diminta menjaga pintu gerbang vila Roky, menyuruhnya pergi, dia juga tidak akan bersedia.

Paman Ali berkata dengan sungguh-sungguh: "Direktur Roky, aku akan segera menyuruh orang melacak keberadaan orang-orang ini, kita harus memberi mereka sedikit pelajaran karena sudah berani mendobrak masuk ke dalam vila tanpa izin."

"Tidak perlu."

Roky menggelengkan kepalanya, dan berkata dengan datar: "Mereka akan datang mencariku. Kepala botak pergi ke pabrik obat, kamu harus lebih waspada beberapa hari ini, atur pengawal di vila untuk bergiliran berjaga malam."

"Ya."

Setelah Paman Ali selesai bicara, dia membuka mulutnya, namun dia tidak berani bicara.

Dia orangnya setia, dia ingin menemukan orang-orang berpakaian hitam itu dan membunuh mereka untuk menghilangkan bahaya yang tersembunyi, tetapi karena Roky sudah berkata demikian, itu pasti ada alasannya, dia juga tidak nyaman untuk bertanya lebih banyak.

Sebagai bawahan Direktur Roky, Paman Ali otomatis mentaati keputusan Roky.

...

Ketika Roky kembali ke vila, dia tidak mengatakan kejadian tersebut kepada orang lain.

Keesokan paginya, dia mengeluarkan kartu bank senilai 10 miliar yang diberikan oleh bibinya dan menyerahkannya kepada Dewi.

Dewi menatapnya dengan heran, dan berkata: "Apa yang kamu lakukan ini?"

Roky berkata sambil tersenyum: "Bibi memintaku untuk memberikannya kepadamu, dia bilang ini hadiah pertemuan untukmu."

"Ini ... Kalau begitu terima kasih bibi, aku akan meneleponnya untuk berterima kasih."

Suasana hati Dewi rumit, dia merasa lega setelah menerima kartu bank itu.

Tidak disangka, Viska masih memberinya angpao, ini adalah tata krama para tetua kepada generasi muda, yang juga berarti Viska telah menganggap dirinya sebagai keluarga.

Dia mengambil kartu itu dan memasukkannya ke dalam sakunya, dia tidak peduli berapa banyak uang di kartu itu, karena tidak peduli berapa nilainya, itu adalah keikhlasan bibi, Dewi juga masih merasa sangat senang.

Saat ini, Jenni keluar entah dari mana, dia menatap kartu bank itu dan bertanya: "Berapa banyak uang di kartu itu?"

"10 miliar ..." Jawab Roky dengan refleks, tetapi setelah dia selesai mengatakannya dia menyesalinya.

Ternyata benar!

Jenni segera tampak seperti kucing yang mencium bau amis, dia segera berkata kepada Dewi: "Putriku, cepat berikan kartu itu kepadaku, aku akan membantumu menyimpannya."

"Apa, bibi memberiku 10 miliar?" Dewi juga terkejut.

Dia tidak menyangka sedikitpun Viska akan begitu murah hati, dia memberinya 10 miliar sebagai hadiah pertemuan!

Air liur Jenni menetes karena ngiler, dan dia berseri-seri: "Tidak disangka, Viska begitu kaya."

Dia tahu Viska kaya, tetapi dia tidak menyangka dia begitu murah hati!

Jika dia tahu lebih awal bahwa Viska adalah wanita kaya, dia pasti berusaha sebisanya menyanjungnya tanpa memikirkan rasa malu.

Melihat Jenni tampak gembira, Dewi tiba-tiba mundur selangkah dengan waspada, dia mengangkat kepalanya dan berkata kepada Roky: "Roky, uang di kartu ini terlalu banyak, aku tidak bisa menerimanya."

Dia tidak bisa mengambil uang sebanyak itu.

Roky berkata: "Istriku, kartu itu adalah hadiah pertemuan dari bibi, kamu terima saja berapapun yang dia berikan. Bahkan jika kamu mengembalikannya, dia juga tidak akan menginginkannya."

"Tidak, 10 miliar terlalu banyak."

Dewi terdiam sejenak dan berkata: "Sebaiknya kamu bantu aku kembalikan kartu itu kepada bibi."

Begitu dia selesai bicara, Jenni yang berada di sebelahnya berteriak dengan panik, dia menunjuk kepalanya dengan jarinya: "Apa? Apakah kamu gila? Uang sebanyak itu mau dikembalikan? Aku sangat tidak setuju, kamu cepat berikan kartu itu kepadaku, aku akan membantumu menyimpannya."

Setelah mengatakan itu, Jenni sudah tidak bisa tahan lagi, dia menyambarnya dan ingin mengambil kartu bank itu!

"Bu, ini adalah uang istriku."

Ekspresi Roky menjadi cemberut, dan dia meraih pergelangan tangan Jenni.

Jenni hanya menatap kartu bank itu, dan meronta-ronta sebisanya.

"Istrimu adalah putriku, dan uangnya adalah milikku."

"Tidak peduli siapapun kamu, barang miliki istriku, selama dia tidak mau memberikannya kepada orang lain, maka tidak ada yang boleh menyentuhnya."

Roky mendengus dingin dan langsung menghempaskan tangannya.

Jenni langsung terhuyung mundur beberapa langkah dan hampir jatuh ke lantai.

Dewi juga berkata dengan tegas: "Bu, aku tidak bisa memberikan kartu bank ini kepadamu, bahkan jika aku tidak mengembalikan kartu itu kepada bibi, aku juga akan menyimpan kartu ini sebagai hadiah dan tidak akan menggunakan satu sen pun uang di dalamnya. Ketika anakku dan Roky lahir, aku baru akan menggunakan uang di kartu ini."

Mendengar kata "melahirkan anak", Roky merasa gembira, dia langsung bertanya dengan menahan rasa gembiranya: "Istriku, kamu ... apakah kamu hamil?"

"Belum."

Dewi menggelengkan kepalanya dengan tersipu, wajah cantiknya menjadi panas, "Maksudku, jika kita memiliki anak kelak, aku akan menggunakan uang ini sebagai biaya pendidikan anak kita."

Dia dan Roky tidak punya banyak waktu untuk tidur bersama, dia pergi ke Myanmar selama beberapa bulan, setelah kembali, dia dan Talita tinggal di kamar yang sama, kesempatan untuk "membuat anak" tidak banyak.

Meskipun Roky merasa sedikit kecewa, tetapi ketika dia mendengar Dewi menyebut kata "anak", dia juga merasa senang.

Dia berkata: "Istriku, jangan khawatir, kita akan memiliki anak kelak."

"Ya."

Dewi mengangguk malu-malu, telinganya memerah.

Mereka berdua mengatakan kata-kata mesra di sini, namun Jenni yang berdiri disamping merasa tidak nyaman ketika mendengarnya, dia dengan aneh menyindir.

"Roky, aku membesarkan putriku selama beberapa puluh tahun, dan aku memberikannya padamu secara cuma-cuma untuk dijadikan istri?"

"Aku tidak peduli, bagaimanapun 10 miliar ini harus diberikan kepadaku! Jika tidak, aku tidak akan mengizinkan kalian memiliki anak."

Mendengar ini, Roky tiba-tiba merasa api amarah dihatinya menyala, dan dia berkata dengan dingin: "Bu, apakah kamu juga mau mengurus urusanku ingin memiliki anak dengan Dewi?"

"Tentu saja."

Jenni tampak seperti wanita galak, kedua tangannya disilangkan, dan ekspresi wajahnya mengerikan.

Dia tidak punya banyak kekayaan sekarang, dan dia bahkan tidak punya modal untuk pamer, saat mengobrol dengan kerabat di grup WeChat Keluarga Xu, dia merasa malu.

Selain itu, Jenni diam-diam memberikan banyak uang kepada adiknya Rino Xu untuk membantu adiknya berinvestasi di bidang keuangan, tetapi tidak disangka dia merugi banyak, itu membuat Jenni semakin merasa sedih.

Dia tidak tahu harus bagaimana melampiaskan amarahnya, jadi dia melampiaskannya pada Roky.

Tanpa uang, Jenni hampir gila, dia tidak peduli apakah Roky akan memukulnya atau tidak, dia berteriak: "Roky, sekarang sayapmu sudah keras, aku tidak bisa mengendalikanmu, tetapi Dewi dilahirkan olehku, aku harus mengurusnya! Hari ini aku akan pindah ke kamar tidur kalian dan tidur dengan putriku, kamu pergi ke ruang kerja, kapan kamu memberikan 10 miliar itu kepadaku, saat itulah kamu baru boleh kembali ke kamar tidur lagi! "

Dewi merasa marah dan tidak berdaya, ibunya membuat keributan yang tidak masuk akal, dan sudah hingga ditahap ini.

Dia berteriak dengan marah: "Bu, bagaimanapun aku tidak akan memberikan uang ini kepadamu, jika kamu benar-benar ingin merebut angpao yang diberikan bibi untukku ini, aku dan Roky akan pindah sekarang juga."

"Jika kamu memiliki kemampuan untuk pindah, maka pindahlah, aku ... aku akan memutuskan hubungan ibu dan anak denganmu."

Jenni juga berteriak.

Dia sekarang tidak punya uang dan sudah benar-benar gila!

Bagaimanapun, dia tidak percaya bahwa Dewi akan tidak menginginkan ibu kandungnya lagi demi seorang pria!

Dewi menatap Jenni yang sudah menggila, dia merasakan kekecewaan dan kesedihan yang mendalam.

Suaminya telah melakukan banyak hal untuk keluarganya dan mencoba untuk mengubah pemikiran bibinya tentang dia, tetapi Jenni selalu membuat masalah dengan tidak masuk akal dan mengomeli Roky.

Dewi menenangkan diri, menarik Roky, dan berkata dengan tegas: "Roky, ayo kita kembali ke kamar dan kemasi barang bawaan kita."

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu