Aku bukan menantu sampah - Bab 134 Pemanasan Jarum Turun Temurun

William tidak berhenti berterima kasih pada Bernard dan cucunya, mempersilahkan mereka berdua ke ruang istirahat tamu di samping, lalu kembali lagi bicara dengan sopan pada Roky: “Master Roky, Dewa medis Bernard adalah orang yang sengaja diutus oleh Ando dari Kota Babel khusus untuk mengobati Paman Ali.

Sebenarnya aku tadinya tidak ingin meladeni Keluarga Liu, tapi penyakit Paman Ali tambah parah, dokter semuanya pasrah, makanya aku menyetujui Ando, membiarkan dewa medis untuk datang mengobati.

Roky berkata: “Ando tidak akan mengutus dewa medis datang untuk mengobati secara cuma-cuma, dia pasti mengajukan syarat padamu ya?”

William tersenyum pahit dan berkata: “Master Roky memang memprediksi masalah seperti dewa, Ando berharap dua Keluarga Wang dan Liu bisa membangun hubungan lagi dari awal, melanjutkan kontrak nikah lagi, selain itu masih mau menandatangani perjanjian.

Roky tersenyum dingin: “ambisinya tidak kecil juga, transaksinya ini membuat keuntungan besar ya.

William takut dia marah, buru-buru berkata: “tolong Master Roky meredakan amarah, aku tidak setuju untuk lanjut pernikahan kontrak, soal perjanjian juga menundanya dengan alasan mempertimbangkan, hanya menyetujui Keluarga Liu, lihat situasi baru mempertahankan hubungannya.

Roky menggelengkan kepala dan berkata: “aku tidak menyalahkanmu, hanya merasa ambisi Ando terlalu besar.

Tapi menyelamatkan orang seperti memadamkan api, kamu mengobati Paman Ali dengan sepenuh hati, aku juga harus berterima kasih padamu.

“tidak berani!” William buru-buru berkata: “Paman Ali juga orang di sisi tuan besar Andi dari keluargaku, di Keluarga Wang kami juga memandang Paman Ali sebagai keluarga, sudah semestinya.

Roky memutar badan, melihat luka Paman Ali.

Setelah ditusuk oleh perempuan itu, keadaan Paman Ali memang membaik, tapi Roky malah mengerutkan alis.

Di dalam tubuh Paman Ali ada luka lama, fungsi tubuhnya sudah rusak sejak awal, dan lagi masih ada penyakit kurang darah, pengobatan tadi hanya mengobati gejalanya, bukan penyakitnya.

Dari luar wajah Paman Ali tampak memerah, tapi sebenarnya hanya menekan kekuarangan energi, setelah dua hari akan kambuh lagi, dan lagi tingkat keseriusannya akan meledak, keadaannya akan tambah parah, mungkin akan membahayakan nyawa.

Roky langsung membuat keputusan cepat, berdiri di samping Kasur dan mengambil jarum di meja samping, memulai pemanasan jarum.

Melihat Roky menggunakan jarum, raut wajah William seketika heran, ingin membuka mulut untuk menghalanginya, tapi tekniknya juga terlihat terlatih, langsung menelan ucapannya Kembali, bicara dengan hati-hati sambil senyum maaf: “Master Roky, ini anda…..”

“Paman Ali punya penyakit lama, aku coba bantu dia mengimpuls nadinya.

Roky bahkan tidak mengangkat kepala, jarum di tangannya seperti terbang, langsung melambaikan tangan untuk menusuk bagian bawah pusar, tulang pedang, kantong empedu dan beberapa titik akupuntur.

Wajah William terkejut.

Ini semua adalah luka lama Paman Ali puluhan tahun lalu, dan orang yang mengetahuinya hanya beberapa kerabat Keluarga Wang, namun Roky malah bisa mengetahuinya dengan melihat, sangat membuat orang salut.

Saat Roky sedang memanaskan jarum, beberapa bayangan orang berjalan ke depan pintu.

Perempuan muda itu begitu mengangkat kepala, langsung melihat Roky sedang memanaskan jarum, tiba-tiba ekspresinya jadi marah, dan mau maju untuk menghalanginya.

“berhenti…..”

Di saat ini, Bernard tiba-tiba menahannya, bicara dengan suara rendah: “tunggu, jangan ganggu dia!”

“kakek, dia sembarangan mengobati, bisa membuat pasiennya sakit!” perempuan muda itu bicara dengan panik.

“Maggy, kamu lihat teknik dia menyuntik jarum dengan teliti.

“Bernard bicara dengan muram.

Melihat kakeknya bicara demikian, perempuan itu hanya bisa melihat ke tangan Roky.

Begitu melihatnya, seketika dia juga terkejut, setelah agak lama tiba-tiba bicara dengan marah: “benar-benar tidak tahu malu, beraninya mencuri ilmuku! Mempelajari teknik akupuntur sanyang yang aku gunakan tadi!”

Bernard malah mengeluarkan ekspresi menghina, setelah beberapa detik baru membuka mulut: “kamu lihat lebih jelas lagi, perhatikan gestur tangannya!”

Perempuan itu melihat dengan teliti lagi sebentar, tiba-tiba juga mengeluarkan ekspresi kaget, bergumam: “dia….. dia sebenarnya…..”

Dia mengenali teknik akupuntur yang digunakan Roky, memang teknik khusus ‘teknik akupuntur sanyang’ yang dituruntemurunkan oleh nenek moyang Keluarga Shou, sama persis dengan teknik akupunturnya tadi, tapi kalau dilihat dengan lebih detail juga ada beberapa perbedaan.

Dibandingkan ‘teknik akupuntur sanyang’nya tadi, titik akupuntur tempat Roky menusuk ada beberapa tempat yang berbeda.

Bernard melihatnya sampai seperti termabuk-mabuk, wajahnya bahkan ada ekspresi kagum, berkata: “tidak disangka anak muda ini rupanya ahli yang belajar medis dan bela diri! Kamu lihat aura dalamnya stabil, saat menusuk jarum pun stabil, energi qi-nya terus disuntikkan kedalam, hanya orang yang waktu latihannya lima puluh tahu keatas, baru bisa punya aura dalam yang begini stabil! Tidak disangka dia begitu muda, kultivasinya sudah melewatiku.

Perempuan itu bicara dengan tidak senang: “kakek, dia bukannya hanya menusuk lebih beberapa titik akupuntur, seiring berjalannya waktu, aku pasti bisa melewatinya.

“apanya yang menusuk lebih beberapa titik darimu? Apa kamu tidak melihatnya, beberapa titik ini justru yang membentuk kunci dari seluruh Teknik akupunturnya, juga kebetulan merupakan bagian yang kurang dari ‘Teknik Akupuntur Sanyang’ Keluarga Shou-ku!” Bernard menghela napas panjang, raut wajahnya dipenuhi kekaguman dan hormat: “tidak disangka di sisa kehidupanku, bisa melihat ‘Teknik Akupuntur Sanyang’ asli yang hilang, benar-benar keberuntungan dalam hidupku.

Selesai bicara, dia melihat cucu perempuannya, dan menceramahinya: “tidak perlu bilang aku sekarang, bahkan kamu berlatih lima puluh tahun lagi pun, kultivasinya juga tidak akan bisa menandinginya!”

“kan hanya beberapa titik akupuntur, mana ada begitu ajaib.

“perempuan bergumam.

Rasa ingin menangnya terprovokasi, dia ‘hmph’ dan berkata: “kakek, dia menusuk beberapa jarum terhitung apa, kemampuan medis Keluarga Shou urutan pertama di Nanguang, selain memanaskan jarum masih ada tui na, pijat, empat metode diagnosis, aku tidak percaya dia lebih kuat daripada keluarga kita di semua bidang, nanti aku akan bertanding dengannya!”

Melihat wajah cucunya yang ingin menang, Bernard juga hanya bisa menggelengkan kepalanya, berkata: “yasudah, kamu ini kalau tidak nabrak tembok tidak akan putar balik ya.

Waktu setengah gelas teh kecil sudah berlalu, Roky sudah selesai akupuntur, mengeluarkan napas panjang dengan pelan, tetap tenang.

Perempuan sudah menunggu setengah hari, sangat sulit untuk menahan sampai dia selesai, langsung menghampirinya dan bicara dengan tidak segan: “hei, kamu dari rumah sakit mana? Berguru dimana?”

Roky menolehkan kepala dan berkata: “aku bukan orang dari rumah sakit, juga tidak berguru.

“kalau begitu aneh! Kamu belajar akupuntur darimana?” perempuan menginterogasi.

Roky tersenyum, berkata: “ini adalah privasiku, maaf aku tidak bisa memberitahu.

Perempuan bicara dengan tidak melepaskannya: “ini adalah Teknik akupuntur yang diturunkan oleh nenek moyang Keluarga Shou, aku tentu harus menanyakannya dengan jelas, menghindari orang untuk mencuri ilmu.

“Maggy, tidak boleh tidak sopan terhadap Tuan Roky!” Bernard bicara dengan raut wajah muram, dia langsung maju, dan bicara dengan sopan ke Roky: “Tuan Roky, cucuku sejak kecil sudah kehilangan orang tuanya, saya yang bertanggungjawab untuk mengurusnya, saya yang tidak mengajarnya dengan baik, mohon tuan untuk tidak menyalahkannya.

Selesai bicara, dia mengomel pada Maggy lagi: “masih tidak minta maaf pada Tuan Roky? Apa kamu tidak melihat, teknik akupuntur Tuan Roky, diatas Keluarga Shou kita? Teknik akupunturnya baru sumber utama ‘teknik akupuntur sanyang’!”

Maggy diomeli sampai sedih seketika, dia menggigit gigi dan bicara dengan tidak senang: “aku mau tanding dengannya, kalau dia memang sanggup, aku baru minta maaf dengannya.

“kamu masih mau ribut sampai kapan!” Bernard marah sampai mulutnya berbusa dan melotot.

William disamping seketika pusing, buru-buru kesini berusaha untuk mendamaikan sambil tersenyum damai.

Roky melihat Maggy, melihat rupanya yang marah, wajah apel kecilnya mengembang sampai memerah, rupanya yang tidak senang, merasa lucu, dan bertanya: “kamu mau tanding apa?”

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu