Aku bukan menantu sampah - Bab 255 Bibi Mau Datang Ke Kota Gopo

Dia tidak bisa menahan dirinya lagi dan langsung maju dan menendang wajah Mike dengan keras.

"Prak"

Mike tersungkur sambil menyeringai kesakitan.

Kemarahan Tuan masih tidak memudar dan dia ingin maju memukulnya lagi tapi dihentikan oleh Broto.

Broto melirik kedua kakak adik itu sambil berkata dengan dingin, "Ayah, jangan langsung membunuh mereka! Kita akan menyiksanya pelan-pelan sehingga biarkan mereka menderita."

"Jangan, ampun." Mike berteriak karena ketakutan.

Wajah Mia terlihat pucat dan dia segera menarik bajunya tanpa takut dilihat orang.

"Tolong jangan membunuhku..... aku bersedia melakukan apa saja." Setelah itu dia sengaja menebarkan pesona dan berkata, "Aku jamin bisa memuaskan kalian."

Roky sampai merinding.

Apakah ini adik sepupu istrinya?

Dia sama sekali berbeda langit dan bumi jika dibandingkan dengan istrinya!

Jika dia masih Mia yang dulu maka masih bisa dilihat jika dia berdandan tapi sekarang seluruh wajahnya memar dan bengkak dengan rambut berantakan dan dia memperlihatkan badannya yang putih yang banyak luka, ini benar-benar jijik.

"Wanita jalang, kamu hanya tahu menggoda pria!" Mike langsung berteriak melihat adiknya sedang menebarkan pesona, "Kalian jangan dengarkan dia karena wanita ini pernah tidur dengan dua puluhan pria dan juga punya penyakit kelamin dan pernah melakukan aborsi!"

Mia berteriak, "Kamu masih berani mengatakan diriku, kamu setiap hari pergi pijat dan sudah lebih dari seratus wanita pemijat yang kamu tiduri! Kamu bukan hanya ada penyakit tapi juga impoten dan tidak berguna meskipun minum obat!"

Mereka berdua saling menjelekkan mirip anjing gila yang saling menggigit.

Roky berdiri sambil berjalan keluar.

Broto segera mengejarnya sambil berkata, "Master Roky, kamu membalaskan dendam keluarga Ren dan keluarga Ren sangat berterima kasih kepadamu! kami bersedia membantumu dengan segala cara."

Roky berkata, "Aku serahkan perusahaan farmasiku yang ada di kota Babel."

"Keluarga Ren akan menggunakan segala cara untuk mendukungnya." Broto menjaminnya.

Roky mengangguk sambil berjalan ke luar dari ruangan.

Di belakangnya terdengar suara teriakan kakak adik keluarga Liu.

Wajah Roky terlihat datar saja.

Dia tidak pernah menganggap keluarga Liu dan tidak ada hubungannya jika seluruh keluarga Liu hancur.

Dia hanya peduli dengan istrinya seorang saja.

.....

Jenni keluar rumah sakit pada keesokan harinya karena memang tidak ada masalah.

Roky ingin berdamai dengan Dewi tapi dia tidak tahu Jenni sudah mengatakan apa di belakangnya, meskipun istrinya tidak mengajukan cerai tapi sikapnya datar-datar saja, dia pergi pagi pulang malam dan sibuk di perusahaan.

Dia bahkan tidak punya kesempatan untuk mengobrol dengan istrinya.

Dua hari ini ayah mertuanya juga sedang sibuk mengurus masalah pembukaan toko antik dan jarang berada di rumah.

Roky tidak ingin berada di rumah karena tidak mau diomeli oleh Jenni maka dia pergi ke restoran Gobest untuk membicarakan masalah pabrik farmasi dengan Broto.

Broto bermaksud membuka sebuah anak cabang di kota Gopo karena kebetulan ada sebuah pabrik farmasi milik kenalannya yang mau dijual dan dia berencana membelinya.

Roky langsung menyerahkan urusan kecil seperti itu kepadanya.

Masalah kebangkrutan keluarga Liu segera menyebar di seluruh kota Gopo sehingga menyebabkan sensasi yang lumayan besar.

Penyakit Cristy langsung kambuh dan telah diselamatkan ketika diantar ke rumah sakit tapi menjadi lumpuh dan sudah dibawa pulang oleh keluarga istrinya sendiri.

Sedangkan putranya Ando bersama kedua anaknya seperti hilang ditelan bumi.

Keluarga Liu yang ada di kota Gopo bangkrut dalam semalam dan semua orang sedang membahasnya dan mereka curiga jika mereka telah menyinggung orang besar.

Roky menerima sebuah panggilan dari kota Wasa sewaktu mengobrol bersama Broto.

Dan itu adalah telepon dari Talita.

Roky ragu sejenak melihat nomor itu karena dia sudah lama tidak berhubungan dengan Talita, apakah dia datang ke kota Gopo lagi?

Setelah waktu yang lama, suara Talita terdengar dingin.

"Kak Roky, bagaimana kabarmu selama ini."

"Baik-baik saja, ada apa?"

Talita ragu sejenak lalu berkata, "Aku mendengar kakekku mengatakan jika bibi kecilmu akan pergi mencarimu ke kota Gopo."

Roky tertegun selama beberapa detik dan berkata, "Apakah kamu yakin?"

Talita menjawabnya dengan pelan lalu berkata, "Dia punya kerja sama dengan kakekku dan tidak sengaja mengatakan jika keluarga Lin berencana menyuruhmu pulang dan sepertinya ada urusan penting."

Pada saat ini hati Roky merasa kacau sambil mengerutkan keningnya.

Tapi karena masalah sebelumnya maka hubungannya dengan bibi kecilnya tidak begitu baik maka mereka jarang saling menelepon meskipun sudah lama berada di kota Gopo.

Pada waktu itu dia mau menikah dengan Dewi dan masalah ini tersebar ke kota Wasa, orang yang membantah dengan keras adalah bibi kecilnya terutama ketika mendapatkan kabar jika keluarga Liu dulunya adalah anak buah keluarga Lin.

Bibi kecil merasa malu dan bahkan mengatakan akan membasmi keluarga Liu dan juga hampir mencelakai Dewi.

Akhirnya masalah ini diselesaikan karena campur tangan keluarga tapi Roky merasa marah maka tidak pernah menghubungi dia lagi.

Tidak diduga dia akan datang ke kota Gopo dan bahkan tidak memberitahukannya.

Roky bertanya dengan wajah suram, "Apakah kamu tahu tujuan kedatangannya?"

"Tidak tahu." Talita menggelengkan kepalanya dan ada harapan dalam suaranya, "Kak Roky, apakah kamu akan kembali ke kota Wasa?"

"Untuk sementara tidak." Roky menjawab tanpa ragu.

Bukan hanya karena dia telah menikah dengan Dewi tapi dia berada di kota Gopo karena masalah yang terjadi dulu.

Dia pasti tidak akan pulang ke keluarga Lin sebelum masalahnya selesai.

"Aku juga tahu kamu tidak akan pulang karena Dewi dan aku benar-benar iri kepadanya."

Suara Talita terdengar pelan dan harapannya langsung sirna.

Meskipun dia tahu jika Roky tidak akan kembali ke kota Wasa tapi dia masih berharap dia akan kembali.

Setidaknya dia akan sering bertemu dengannya karena berada di kota yang sama.

Roky menghiburnya ketika dia melihatnya bersedih, "Aku dengan senang hati menyambutmu jika kamu datang ke kota Gopo dan aku akan pergi mencarimu jika aku ke kota Wasa."

"Baik."

Talita memaksakan diri tersenyum dan segera menyetujuinya.

Tapi sebenarnya Talita menemukan banyak perubahan dan seharusnya tidak begitu mudah jika dia ingin ke kota Gopo lagi.

Roky menutup teleponnya dan masih saja mengerutkan keningnya.

Pada waktu itu bibi kecilnya hampir memusnahkan keluarga Liu karena masalah pernikahannya dan juga ingin melenyapkan Dewi karena dia berpikir dia akan pulang ke rumah dengan patuh jika melakukan itu.

Meskipun sudah beberapa tahun tapi bibi kecil tidak suka dengan Dewi dan dia tidak mau melihatnya.

Semoga kedatangannya ke kota Gopo kali ini hanya masalah keluarga saja dan tidak akan mencelakai istrinya.

Roky meletakkan ponselnya tapi ponselnya bergetar lagi.

Dia tanpa berpikir langsung berkata, "Masih ada masalah apa lagi Talita?"

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu