Aku bukan menantu sampah - Bab 478 Pengusaha Esno

Dewi dan Talita masuk ke dalam kamar, dan Roky hanya bisa tidur di ruang kerja di sebelah kamarnya.

Awalnya ada beberapa ruangan kosong, tapi semuanya dirusak oleh Jenni, dia membeli sepuluh ton pakan ayam dan bebek, dan semua ruangan kosong terisi penuh dengan pakan, ada bau pupuk dan pakan di dalam ruangan, tempat ini benar-benar tidak layak untuk ditinggali.

Setelah Roky masuk ke dalam ruangan, dia menelepon Lian dan memerintahkannya untuk segera menyelidiki pedagang bunga di kota untuk melihat siapa yang telah membeli bibit ajaibnya.

Dengan segera, Lian menelepon kembali dan melapor kepadanya.

Ternyata Jenni menemukan toko bunga dan menjual semua bunga di taman kepadanya, dua pot bibit ajaib itu kebetulan ada di antara semua itu.

Dan penjual bunga ini menjual bibit ajaib ini kepada seseorang bernama Esno.

Roky mengerutkan kening dan bertanya: “Siapa Esno?”

“Dia adalah pemilik pabrik farmasi di Kota Gopo.” Lian segera bertanya: “Apakah kamu ingin aku menghubunginya dan membeli kembali dua pot bungamu?”

“Iya, tidak peduli berapa harganya, aku akan membeli dua pot bunga ini secara utuh.”

Roky tidak peduli dengan uang, dua bibit ajaibnya mempunyai harga yang tidak ternilai.

Tidak lama kemudian, Lian menelepon kembali. Kali ini, dia sedikit sedih dan berkata dengan wajah sedih.

“Tuan Roky, aku sudah mencoba melobinya, aku bahkan bersedia menghabiskan uang 10 miliar untuk itu, tetapi Esno tidak menjualnya, dan aku ingin pergi ke pabrik farmasinya untuk menegosiasikan harga. Dia bahkan tidak mempedulikannya, jadi dia menutup telepon dan tidak mengangkat teleponku lagi.”

Roky mengerutkan kening.

Apakah Esno ini mengenali dua bibit ajaib ini?

Jika tidak, bagaimana mungkin bisa acuh tak acuh saat dihdapkan dengan sejumlah besar uang.

Lian berkata dengan murung: “Tuan Roky, aku tidak bisa menangani masalah ini, aku akan mencari seseorang untuk menghubungi Esno.”

“Lupakan, aku sendiri yang akan pergi ke pabrik farmasi-nya.” Roky berkata.

Jika Esno adalah seorang Kultivator, maka jangankan uang 10 miliar, bahkan jika Lian mengeluarkan uang 100 miliar, kemungkinan Esno tidak akan menjualnya.

Bagi para Kultivator yang terpenting bukanlah uang, tetapi sesuatu yang dapat meningkatkan kultivasi.

Jika bisa meningkatkan kultivasi, maka akan dapat memperpanjang hidup, dan mereka yang sudah mencapai tingkat puncak bisa hidup ribuan tahun.

Roky meminta Lian untuk mencari tahu keadaan di pabrik farmasi Esno.

Kota Gopo tidak memiliki pabrik farmasi besar tipe pilar, sehingga tidak ada pabrik farmasi yang layak. Perusahaan pusat pabrik farmasi ini ada di Kota Wasa, yang sudah berdiri lebih dari sepuluh tahun, namun, dalam beberapa tahun terakhir, ketika ayah Esno pensiun dan membawa putranya, Esno, ke tangannya, pabrik farmasi secara bertahap kehilangan pendapatan.

Hingga saat ini, perusahaan farmasi dalam kondisi menurun dan banyak terlilit hutang.

Sore hari itu, Roky pergi ke pabrik farmasi milik Esno.

Lian menghubungi Esno dan membuat janji untuk bertemu di kantor pabrik farmasi pada sore hari.

Lokasi pabrik farmasi milik Esno berada di pinggiran kota, hanya membutuhkan waktu 40 menit untuk sampai ke sana.

Mobil Roky langsung masuk ke pabrik farmasi, melihat keadaan di sekitar.

Hanya ada sedikit pekerja di bendungan di pabrik farmasi, gerbang besinya sudah berkarat, seekor anjing terbaring di dekat pintu tanpa daya, kelihatannya pabrik ini akan ditutup.

Roky memarkir mobilnya di depan gedung perkantoran lantai lima dan turun untuk masuk ke dalam kantor.

Gedung kantor direktur pabrik ada di lantai empat, Roky membuka pintu dan mengerutkan kening.

Meskipun pabrik farmasi ini sangat terpencil, dekorasi kantornya sangat mewah.

Dalam kantor sangat luas, ada karpet wol warna merah tua, semua meja dan kursi terbuat dari batang mahoni, dan ada beberapa lukisan terkenal di dinding yang masing-masing bernilai miliarn rupiah.

Di atas sofa kulit Italia berwarna hitam, seorang pria gemuk dengan perut buncit sedang duduk dengan pakaian terbuka dan matanya tertutup, dia sedang menggendong seorang wanita yang mempesona dengan pakaian yang berantakan.

Tangan kirinya yang gemuk, masuk ke dalam bawah rok wanita itu, sedang meraba-raba.

Wanita yang mempesona itu tertawa dan gemetar, memutar tubuhnya tanpa henti, lalu berkata: “Kak Esno, bisakah kamu menebak dimana itu?”

Pria gendut itu begitu bersemangat hingga wajahnya memerah dan meneteskan air liur, dia berkata: “Sayangku, aku ingin menyentuh seluruh tubuhmu.”

Pasangan pria dan wanita ini bermain dengan semangat sehingga mereka bahkan tidak menyadari bahwa Roky masuk ke dalam.

Roky terbatuk dan mengingatkan mereka berdua untuk memperhatikan.

Mendengar suara batuk, pria gemuk itu membuka penutup matanya dan berteriak dengan marah: “Siapa, bagaimana kamu bisa masuk sesuka hati?”

Wanita mempesona itu mengangkat matanya dan menatap Roky, tiba-tiba, matanya berbinar dan dia menelan air liurnya.

Pria ini tinggi dan tampan, meskipun hanya memakai kaos biasa, bentuk tubuh di balik bajunya sudah bisa dibayangkan, lengannya berisi, dan sekilas dia punya kekuatan.

Roky memandang pria gendut itu dan berkata: “Kamu Direktur Esno bukan, aku sudah membuat janji denganmu pada sore hari untuk membicarakan masalah pot bunga.”

“Oh, ternyata kamu.” Pria gendut itu melihat dari atas sampai bawah pada Roky dan berkata: “Kemarilah dan bicarakan.”

Selesai berbicara, dia menepuk lagi pinggang wanita yang mempesona itu, dan memerintah: “Vreska, bawakan air kemari.”

Wanita itu segera menjawab, memutar pinggangnya dan berjalan kea rah pintu.

Saat berjalan melewati Roky, dia menggosok matanya dengan tidak sengaja, dan melemparkan pandangannya.

Di dalam hati, Roky juga merasa aneh, wanita ini tampaknya sekretaris Esno, tidak menyangka menjadi begitu berani, di depan Esno merayu dirinya.

Apakah sekretaris wanita itu punya moral?

Namun, meskipun Vreska seorang wanita cantik, tidak hanya terlihat mempesona, tetapi juga memiliki tubuh yang seksi, terutama gaun kasa hitam dada rendah, yang sedikit memperlihatkan dadanya, tetapi apakah itu kecantikan atau bentuk tubuh, dibandingkan dengan sekretaris dirinya, itu masih jauh dari baik.

Jika ingin mengatakan sepasang “Senjata fana”, Sekretarisnya adalah satu-satunya!

Roky bertanya: “Direktur Esno, dua bunga dalam pot ini awalnya milikku, tetapi ibu mertuaku secara tidak sengaja menjualnya karena kesalahan. Dua pot bunga ini sangat penting bagiku, aku ingin membelinya kembali, kamu ingin menjualnya dengan harga berapa?”

Esno berjalan menuju ke belakang meja bos, sepasang matanya menatap Roky, dan berkata: “Dua bunga dalam pot Ini adalah sesuatu yang ingin aku beli. Tapi aku juga menyukainya, jadi aku tidak akan menjualnya.”

Roky tersenyum. Dia tahu bahwa Esno sedang menggantungkan nafsunya.

Pabrik farmasi milik Esno membutuhkan uang sbenayak 120 miliar, jika Esno benar-benar tidak ingin menjual, dia tidak akan setuju untuk bernegoisasi.

Pengusaha menginginkan lebih banyak uang.

Roky melangkah maju, menarik kursi dan duduk, dia berkata sambil tersenyum: “Direktur Esno, dari dulu, tidak ada bisnis yang tidak bisa dinegosiasikan, tolong beri aku harga.”

Sepasang mata Esno melirik ke arah Roky, dia menyeringai.

Dia sudah bertanya tentang detail Roky.

Seorang menantu yang tidak berguna.

Namun, istrinya adalah wanita yang kuat di Kota Kota Gopo, dia menjalankan perusahaan konstruksi dengan total aset 20 miliar, selain itu, ayah mertuanya menjalankan toko barang antik, yang tidak mungkin akan kekurangan uang.

Adapun ibu mertuanya, Jenni, tinggal di vila termahal di kota.

Untuk domba gemuk ini, Esno sudah selesai menggiling pisaunya, menunggu Roky disembelih.

Dia berpura-pura malu, pura-pura berpikir sejenak, menghela nafas dan berkata: “Awalnya aku juga pecinta bunga, dan aku punya cinta yang unik untuk dua pot bunga ini, namun kamu bersikeras ingin membelinya, karena ingin mengambil mereka kembali, begini saja, kamu keluarkan uang 100 miliar, aku akan memberikannya kepadamu.”

“Baik.”

Roky tidak mengubah wajahnya dan langsung setuju.

Esno menatap Roky dan terkejut.

Sampah ini!

Dia langsung setuju dengan bersemangat?

Dia ingin naik ke tawaran tinggi, awalnya berpikir bahwa Roky pasti akan menurunkan harga, setidaknya setengah.

Roky melihat jam di dinding dan berkata dengan tenang: “Tolong keluarkan bunganya, uang 100 miliarnya akan ditransfer dalam lima menit.”

Sekarang, Esno sedang tidak tenang.

Dia juga berencana untuk memukul Roky, harga dirinya hanya 20 miliar, dan harga penawarannya adalah 100 miliar, yang merupakan harga yang sangat tinggi.

Tapi bocah ini, tiba-tiba setuju.

Karena kelihaian pengusana, Esno langsung merasa bahwa bisnis itu menguntungkan.

Dia tidak segera menjawab Roky, dia mengetukkan jarinya ke meja dan berkata sambil tersenyum palsu: “Tuan Roky, 100 miliar hanyalah harga satu pot bunga, jika kamu ingin membeli dua pot bunga, kamu harus menambahkan uang sebanyak 100 miliar lagi.”

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu