Aku bukan menantu sampah - Bob 696 Dini pulang

Roky merasa dadanya sesak karena ditekan, sekujur tubuhnya mendadak merinding.

Tapi, dengan sigap ia memapah wanita itu dan bertanya: “ Talita, kamu kenapa datang? “

Wanita yang menabraknya ternyata Talita, tangannya memegang sekantong plastik besar berisi buahan dan beberapa vitamin.

Dia fokus berjalan dan tak memperhatikan sekeliling sehingga menabrak Roky, ia tersipu malu dan berkata: “ kabarnya Jenni sakit, aku datang menjenguknya.”

Dewi mendengar suara dan bergegas keluar memberi salam.

“Talita, kamu juga datang, ayo masuk. ”

Dia menghela dalam hati, tak menduga Jenni bersikap buruk pada Talita saat di rumah, Talita malah berinisiatif menjenguknya, ini membuktikan kebaikan hatinya.

Jenni melihat oleh-oleh di tangan Talita, semakin senang dan langsung menariknya masuk ke dalam.

Jenni berpura-pura senyum dan mengarang alasan: “ Talita, kamu datang aku sudah senang, kenapa repot membawa hadiah, menghabiskan uang saja. ”

Dewi menarik Talita masuk, sebenarnya ia sangat jelas tentang Jenni, kalau bukan karena Dewi, Talita tak mungkin datang menjenguk Jenni.

Dia meletakkan barang dan bertanya: “ tante Jenni,, kenapa bisa terluka seperti itu, sudah baikan? “

“apanya yang baik? Begitu meninyinggung tentang masalah ini, langsung memaki-maki: “ aku terjatuh dari balkon, semua ini karena Roky….

Sampai di sini, Jenni melihat Roky berjalan masuk ke kamar, seketika ia tertegun dan berkata: “ kalau bukan karena Roky mengantarku ke rumah sakit, mana mungkin aku bisa berobat dengan tenang. ”

Roky berjalan dengan langkah besar menuju kamr pasien, dari awal ia mendengar perkataan Jenni, ia mengetahui semuana dengan sangat jelas.

Dia tahu bagaimana pribadi mertuanya, rakus dan tamak!

Tak peduli seberapa baik terhadapnya, uang sebanyak apapun yang diberi padanya, ia selalu merasa tak puas.

Dia tidak peduli dengan Jenni, dan berkata pada Talita: “ terima kasih, berkenan datang menjenguk mertuaku. ”

Talita berkata sambil berkata: “ sudah seharusnya.”

Saat ini, Dewi melihat Talita tampak lesu, lingkar matanya hitam, langsung bertanya: “ Talita, kamu kenapa, apa yang terjadi?”

Talita terhenyak, sekilas muncul perasaan panik di wajahnya, lalu menjawab: “ aku… gak apa-apa…”

Semakin ia berusaha menutupi, semakin memancing kecurigaan, Dewi menatapnya lurus dan berkata dengan serius: “ Talita, kalau kamu ada masalah, jangan sungkan ceritakan padaku, kalau ada yang menindasmu, aku akan membantumu. ”

“Dewi, sungguh tak ada masalah apapun.

“Talita tertawa paksa, “ mungkin karena akhir-akhir ini agak sibuk di perusahaan farmasi, dua hari ini ada pertemuan pertukaran seni bela diri Internasional di kota Gopo, penanggungjawab acara datang ke pabrik farmasi untuk meminta bantuan. ”

Jenni yang di sampingnya penasaran dan bertanya: “pertukaran seni bela diri apa? Kompetisi tinju?“

Talita menjelaskan: “kompetisi pertukaran seni bela diri yang diadakan kota Gopo juga ada acara tinju, kabarnya pemenang akan mendapatkan medali emas dan uang tunai enam milyar, kalau bisa menang sampai perlombaan di luar ngeri, hadiah uangnya bisa puluhan Milyar.

Tetapi, kalau yang berpartisipasi tidak mendapat juara satu, tetap mendapat penghargaan partisiasi sebesar dua ratus juta rupiah. ”

ia berkata dengan santai, tapi Jenni mendadak menjadi antusias: “ hanya bertinju, bisa mendapat enam milyar? Gampang sekali memperebutkan uang ini.

Melihat respon Jenni seperti itu, bulu kuduk di punggung Roky seakan bergidik, ada perasaan tak nyaman muncul seketika.

Ternyata benar, setelah itu Jenny meneriakkan kata-kata: “bukankah hanya bertinju, Roky, kamu juga daftar ! kekuatanmu begitu besar, pasti menang. ”

“ tidak tertarik.

“Roky sama sekali tak berniat, langsung menolak.

Dewi juga tak bisa berkata apa-apa: “ Bu! Kamu pikir enam milyar ini gampang didapat? “

Jenni mengerucutkan bibir dan berkata: “ kenapa susah, pamanmu tadi datang, mengatakan kalau Roky mengalahkan orang asing yang sangat kuat di area parkiran. ”

“ Apa, kenapa paman begitu cepat bercerita padamu? “ Dewi sedikit cemas, “ apa lagi yang dikatakan paman, dimana dia sekarang? “

Dia tak menyangka pamannya bergerak begitu cepat, dalam sekejap menyebarkan kejadian tersebut pada Jenni, baru saja ia berencana untuk berpesan pada pamannya agar tidak menceritakan hal itu pada orangtuanya.

Kalau ibunya tahu Roky bertindak seperti itu, takutnya sepulang rumah akan berulah lagi.

Jenni berkata dengan tak senang: “ pamanmu hanya mengatakan bahwa ada orag asing akan memerasnya dan Roky menghajar mereka.

Selesai cerita, ia ditarik istrinya pergi, katanya ia sudah membeli tiket dan harus cepat kembali ke kota Wasa.

Dewi menghela nafas lega, sepertinya paman datang untuk berpamitan pada ibunya, tapi ia masih merasa tak nyaman.

Saat ini ibunya mengalami patah kaki, saatnya membutuhkan perawatan, tapi saat ini paman dan bibinya justru kembali ke kota Wasa, kesannya kurang berempati.

Sejujurnya, gimanapun suami sendiri lebih baik.

Sayangnya, sebesar apapun usaha suaminya, dimata Jenni hanya ada adiknya Rino Xu, tak peduli paman berbuat apa, baginya semua itu pantas dilakukan.

“ Roky, ikutlah kompetisi itu.

“Jennny tampak semangat dan tersenyum: “ tak perlu biaya untuk mendaftar, lagian kalau kamu kalah, bukankah masih ada dua ratus juta yang bisa dibawa pulang?”

Roky tak tahan lagi, berkata dengan dingin: “ Ibu, itu adalah kompetisi pertukaran seni bela diri yang diadakan kota Gopo, yang ikut bertanding adalah para professional, kamu tidak takut aku digebuk!”

Walaupun ia tahu para professional ini bukan tandingannya, tapi ia benar-benar dikesalkan oleh Jenni.

Jenni tidak setuju dan berkata: “ bukankah itu hanya pukulan, kamu itu pria bukan, takut sakit? “

Mendengar pandangan Jenni yang tidak masuk akal, Roky tak ingin berdebat dengannya, bagi Jenni, apapun itu asalkan demi uang, meski harus mengorbankan kedua kakinya juga pantas.

Dia malas meladeni Jenni, menoleh pada Talita dan berkata : “ silahkan kamu duduk dan berbincang ya, aku pamit dulu karena masih ada urusan.”

selesai berkata.,Roky angkat kaki dan keluar, tidak peduli pada Jenni.

Talita juga bergegas bangkit dan berkata: “ Kak Dewi, aku juga pamit dulu, aku sudah beli tiket hendak ke kota Babel.

Roky tiba di depan pintu, dia terkejut lalu menoleh dan bertanya: “ Talita, untuk apa kamu ke kota Babel?”

Dia tidak ingat ada keperluan farmasi di kota Babel.

“ Aku… “ Talita tampak ragu dan tersenyum paksa: “ aku ada urusan pribadi, beberapa hari akan kembali. ”

Karena dia enggan bercerita, Roky juga tak ingin bertanya lebih, ia mengangguk dan berkata: “ hati-hati di jalan, ada masalah apa hubungi aku atau boleh cari Dewi.

“Ya。”

Talita angguk-angguk kepala, memeberi salam pamit pada Roky dan pergi.

Tidak tahu apa sebabnya, Roky merasa Talita terlihat janggal, ada yang disembunyikannya.

Dewi berjalan sampai di depan pintu, menggelengkan kepala dan berkata: “ sudahlah, Roky.

Meskipun kita menganggap Takita seperti adik sendiri, sekarang dia sudah dewasa, andaikan benar ada masalah pribadi, kita juga tak perlu bertanya terlalu banyak. ”

Roky menggangguk, tapi begitu keluar dari rumah sakit, ia menelepon pria botak, agar ia mengutus 2 pengawal mengawal Talita.

Bukan untuk mencampuri privasinya, namun ada yang tidak beres, ia khawatir ibu Talita bertindak seperti sebelumnya, membawa para lintah darat mengganggunya.

Telepon Roky berdering, dari pria botak.

“ Direktur Rocky, kamu bisa datang? “

“Ada masalah apa? “

“Dini sedang menunggu di kantor kamu!”

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu