Aku bukan menantu sampah - Bab 511 Membuat Surat Wasiat

Talita segera berkata: “Bibi Jenni, Roky benar-benar kepala National Medical Center. Tidak percaya, kamu lihat saja sertifikatku.”

Sambil berbicara, Talita segera mengeluarkan sertifikatnya di National Medical Center dan menyerahkannya kepada Jenni.

Jenni mencibir dan melirik sinis, matanya tiba-tiba membelalak.

Di sertifikat tersebut, tertulis nama Roky.

“Ketua National Medical Center “Roky”!”

Jenni sangat ketakutan, dia tidak berhenti mengomel di dalam hatinya.

Apakah sampah ini benar-benar seorang ketua Natonal Medical Center?

Upacara pengangkatan ketua yang terlihat di TV, ternyata adalah sampah ini!

“Bu, biarkan Roky melihat penyakitmu.” Dewi memohon.

Jenni merasa bersalah dan mendengus sinis, lalu berkata: “Kamu lihat dia, dia tidak terlihat seperti seorang ketua, kebetulan saja namanya sama dengannya.”

“Bu, aku pernah melihat Roky mengobati orang, kamu tetap harus percaya kepadanya meskipun kamu tidak percaya kepadanya.” Dewi terus meyakinkan.

Saat ini, Andrew sudah tidak tahan, dia berdiri dan berkata: “Memangnya kenapa kalau Roky ingin memeriksa penyakitmu, aku percaya dengan perkataan Roky.”

“Sialan kamu, kamu membantu orang luar.” Jenni sangat marah sehingga dia mengambil botol obat dan membantingnya kea rah Andrew.

Roky berkata: “Bu, ibu tidak mengizinkanku untuk memeriksa penyakitmu, kalau begitu, sakit di bagian mana yang ibu rasakan?”

“Aku, aku tidak merasakan sakit apa-apa.” Jenni berteriak dengan perasaan bersalah dan dengan raut wajah mencibir, dia berkata: “Roky, kamu bisa menjadi ketua di National Medical Center, ini benar-benar lelucon di bidang pengobatan tradisional Tiongkok! Sebelumnya kamu terkenal karena pandai berbohong di Kota Gopo, sekarang kamu menipu National Medical Center, aku khawatir kamu tidak akan bisa menyembuhkanku! “

Jenni yang awalnya berpura-pura sakit, Talita baru saja merasakan denyut nadinya, mana berani membiarkan Roky memeriksanya lagi.

Sekelompok orang menasihati, tarik tarik, Jenni tidak membiarkan Roky memeriksa penyakitnya, sebaliknya, dia berbaring di sofa sambil menangis, perkataan Roky akan membunuhnya.

Ketika Dewi sangat cemas, dia segera berlutut, lalu terdengar suara ambulans di luar.

“Ambulansnya sudah datang.” Dewi langsung senang: “Bu, aku baru saja menelepon ambulans, cepat kamu pergi ke rumah sakit bersamaku.”

Begitu Dewi selesai berbicara, seorang dokter masuk ke dalam dengan membawa kotak obat dan bersama delapan perawat.

“Siapa yang baru saja menelepon dan mengatakan ada pasien kanker stadium akhir yang pingsan di sini?”

“Aku yang menelpon.” Dewi segera berdiri dan berkata: “Ibuku menderita kanker lambung, tetapi dia menolak untuk pergi ke rumah sakit, tolong kalian pikirkan caranya.”

Dokter berkata: “Kebetulan, ada peralatan medis dan mesin USG Doppler portabel di ambulans, kami periksa dulu ibumu.”

Selesai berbicara, dia menyuruh perawat untuk membawa peralatan medis.

Di bawah keadaan seperti ini, Jenni tercengang, di dalam hati, dia merasa sangat menyesal.

Jika dirinya dicek dengan peralatan medis itu, bukankah kebohongan dirinya akan ketahuan?

Dia segera menangis histeris, dan tidak menyuruh dokter mendekat.

“Aku tidak akan pergi, lagipula aku akan mati, jangan buang-buang uang! Aku tidak ingin menderita.”

Dua orang perawat mencoba menahannya, sebaliknya, Jenni menggaruk bagian wajahnya yang ada bercak darah dan sangat ketakutan.

Wanita jalang ini, bagaimana bisa begitu bertenaga?

Ini tidak terlihat seperti kanker lambung stadium lanjut!

Jenni membuat kekacauan, para dokter dan perawat tidak berani mendekatinya, membuat Dewi sangat cemas sehingga dia tidak bisa menangis lagi, dia hanya bisa meminta bantuan suaminya.

“Roky, apa yang harus dilakukan.”

“Tidak apa-apa, aku akan bicara dengan ibu.” Roky mencibir di dalam hatinya, berpura-pura tulus, pergi mendekati Jenni dan berkata: “Bu, jika kamu sakit, kamu harus disembuhkan. Pilihlah salah satu, menyuruhku untuk memeriksa penyakitmu, atau kamu pergi ke rumah sakit untuk USG dan pemeriksaan tubuh lainnya?”

Dewi juga ketakutdan dan berkata: “Bu, jika kamu tidak mendengarkanku, aku akan menyuruh pengawal mengantarmu untuk pergi ke rumah sakit.”

Jenni merasakan getaran di hatinya, jika dia pergi ke rumah sakit, dia tidak bisa berpura-pura lagi.

Dia melirik Roky dengan menyipitkan matanya, berpikir bahwa meskipun sampah ini memiliki sedikit keterampilan medis, keterampilan medisnya pasti akan biasa-biasa saja.

Lebih baik menipu sampah ini.

Kepikiran sampai sini, Jenni berpura-pura menjadi impoten dan berkata: “Ibu sudah tua dan tidak tahan dengan masalah ini, lebih baik ibu tidak pergi ke rumah sakit dan membiarkan Roky menyembuhkannya.”

Dewi menghela nafas lega.

Bagaimanapun, jika ibu setuju untuk melakukan pengobatan, maka masih ada harapan.

“Baiklah, aku akan memeriksa denyut nadi ibu dulu.”

Setelah Roky selesai bebicara, tiba-tiba pergelangan tangan Jenni mulai terasa denyut nadi.

Jenni ingin menarik tangannya, dan dia tidak bisa melihatnya dengan jelas, dia meraih tangannya dan memarahinya di dalam hatinya.

Bagaimana sampah ini bisa bergerak lebih cepat dari monyet!

Orang-orang di ruangan itu segera keluar dan menunggu hasilnya dengan cemas.

Wajah Jenni menjadi tegang, karena takut Roky bisa melihat kebohongannya.

Rino dan Alicia yang berada di samping menjadi gelisah, jantungnya naik turun dengan kencang, mereka benar-benar sangat cemas.

Semenit kemudian, Roky meletakkan tangannya dan berkata: “Sudah selesai.”

“Roky, bagaimana kabar ibu?” Dewi dengan tidak sabar bertanya.

Wajah Jenni memucat dan telapak tangannya berkeringat.

Bagaimana jika sampah benar-benar dapat melihat bahwa dirinya berpura-pura sakit?

Pandangan semua orang yanga ada di ruangan itu terfokus kepada Roky, menunggu hasil darinya.

Roky mengangkat kepalanya dan berkata dengan wajah murung.

“Dewi, kamu harus siap mental, ibu benar-benar sakit! Dan penyakitnya sangat parah.”

Dewi terdiam beberapa saat, dia tidak mampu menahan pukulan itu, tubuhnya menajdi tidak bertenaga.

Jika bukan karena Talita yang memeluknya, dia pasti sudah jatuh.

“Bagaimana ini bisa terjadi...” Andrew bergumam dalam hatinya, dan air matanya mengalir.

Meskipun Jenni sering galak setiap hari, tapa bagaimanapun juga Jenni adalah istrinya, mereka sudah bersama selama belasan tahin, bagaimana bisa mengatakan bahwa Jenni akan pergi.

Hanya setelah mendengar ini, wajah Jenni menunjukkan secercah kegembiraan.

Dia mengatakan bahwa Roky adalah sampah, dia tidak menyangka, bahwa Roky benar-benar sampah!

Bahkan dia berpura-pura sakit, Roky tidak bisa melihatnya.

Ketua National Medical Center macam apa itu!

Talita tidak menyangka bahwa Roky benar-benar mendiagnosis Jenni sakit, dia bingung, dia baru saja memeriksa Jenni, Jenni sama sekali tidak menderita kanker lambung.

Apakah keterampilan medisnya rendah, sampai-sampai tidak bisa melihat kondisi Jenni?

Jenni berbaring di sofa, dengan susah payah berkata: “Nak, setelah aku mati, kamu jangan merasa sedih, jaga dirimu.”

“Bu.” Dewi tidak bisa menahannya lebih lama lagi dan menangis.

Roky juga berpura-pura sedih dan bertanya: “Bu, ibu mau apa lagi?”

Mata Jenni berbinar, dia sangat senang, dan segera berkata.

“Roky, putriku menikahi denganmu, kedepannya, kamu harus menjaganya dengan baik, memberikan semua gaji dan uangmu kepadanya, dan kamu harus setia dengan Dewi.”

“Baiklah.” Roky mengangguk.

Harta miliknya adalah milik istrinya.

Jenni sangat senang dan berkata: “Selain itu, aku memiliki adik laki-laki bernama Rino, bukankha kamu masih memiliki vila di kota Wasa? Anda alihkan kepemilikan vilamu ke Rino, dan kemudian memberikan vila Kota Gpo kepadaku, sekarang kamu bawa buku tabungan ibu, oh iya, kamu bisa menandatangani perjanjian. Jika kamu menceraikan Dewi, kamu akan keluar dari rumah dan menyerahkan semua harta benda kepada orang kaya dan mulia… Ibu tidak memiliki keinginan terakhir lagi.”

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu