Aku bukan menantu sampah - Bab 117 Kamu Ingin Membuka Perusahaan?

Alvin ketakutan sampai kedua kakinya gemetaran, dia tidak menyangka sekretaris itu akan mengatakan semuanya, sekarang dia putus asa, dan wajahnya terlihat sangat pucat.

"Ethan... Wakil Direktur Ethan... Kamu… Tolong dengarkan penjelasanku..."

"Brengsek, penjelasan apa lagi!!"

Ethan sangat marah sampai pembuluh darah di dahinya terlihat, dia menunjuk hidung Alvin dan berkata: "Bukankah kamu ingin menjadi wakil direktur, setelah aku naik jabatan, kamu baru akan dipromosikan ke posisiku sekarang! Apa kamu tahu kenapa perusahaan akan menaikkan jabatanku? Biarku beri tahu, Perusahaan Wehow berjanji akan menginvestasikan tiga ratus miliar, karena proyek ini aku baru bisa naik jabatan!"

Alvin mulai berkeringat dingin: "Apa hubungannya dengan Perusahaan Wehow?"

Ethan berkata dengan dingin: "Aku baru saja rapat dengan Perusahaan Wehow, salah satu syarat mereka akan berinvestasi tiga ratus miliar adalah dengan mengizinkan istri Roky bertanggung jawab atas proyek ini, jadi semua gambar desainnya kami serahkan padanya! Lihat sendiri apa yang sudah kamu lakukan!"

Warna Alvin langsung membiru, dan langit di atasnya terasa berputar.

Perusahaan Wehow adalah perusahaan yang baru saja diakuisisi oleh salah satu perusahaan besar dari Kota Wasa, mereka memiliki sumber dana yang kuat, mereka adalah salah satu perusahaan kelas atas di Kota Gopo, jumlah investasi mereka dua kali lebih banyak dari investasi Direktur Herman, orang biasa tidak mungkin memiliki akses ke manajemen atas perusahaan!

Kapan Roky... menghubungi Perusahaan Wehow?

Nelson dan Hera yang berdiri di samping juga tercengang, dalam hati mereka merasa sangat terkejut.

Siapa sangka, Roky yang mereka anggap pecundang memiliki latar belakang yang begitu penting.

Mendengar teguran Ethan ke Alvin, mereka berdua tidak berani mengatakan apa pun, mereka takut terlibat lebuh jauh.

Ethan mendengus kesal, dia melirik mereka bertiga, dan berkata dengan nada bicara dingin: "Sekarang investasi dari Keluarga Wang dan Perusahaan Wehow sudah kamu kacaukan! Perusahaan tidak bisa menerimamu lagi! Dan karena kita adalah teman sekelas dulu, aku tidak akan memberitahu Roky hal-hal kotor yang kamu lakukan, tapi kalau kamu masih terus melanjutkan transaksi pribadimu dengan Ando, aku akan melaporkanmu ke Departemen Personalia, dan kamu harus membayar denda empat ratus juta sesuai dengan kontrak perusahaan."

Selesai berbicara, Ethan langsung berbalik dan pergi dari sana, dia mengabaikan teriakan Nelson dan Hera, dan tidak melihat ke belakang.

Saat ini, Roky naik taksi dan pulang dengan Dewi.

Roky menatap Dewi, melihat dia yang terus diam selama perjalanan, Roky berbicara dengan tatapan serius: "Masalah pekerjaan, aku akan menemukannya dalam dua hari ini, aku rasa perusahaan ini juga tidak terlalu besar, mereka hanya akan membatasi perkembanganmu masa depan! Mereka tidak mempekerjakanmu, itu karena mereka tidak mempunyai mata yang bagus."

Dewi menggelengkan kepalanya: "Bukan, aku yang menolak Perusahaan Adirama, sebenarnya selama wawancara, kepala desainer sangat puas dengan pekerjaan dan rencanaku, dan setelah wawancara selesai, dia berencana untuk pergi ke Departemen Personalia dan mengumpulkan datanya."

Roky terkejut, dia tidak menyangka Dewi akan melepaskan pekerjaan ini, dia lalu bertanya: "Kenapa?"

"Sebenarnya... " Dewi menggigit bibirnya, dan memukul pahanya pelan, dia lalu memberanikan diri dan berkata: "Aku rasa pengalamanku sejauh ini sudah cukup banyak, dan aku ingin melakukannya sendiri."

“Apa kamu ingin membuka sebuah perusahaan?” Roky langsung bertanya.

Dewi tertawa sebentar lalu berkata: "Untuk membuka sebuah perusahaan, aku membutuhkan setidaknya empat atau lima miliar, aku juga memerlukan banyak investasi lanjutan, jadi mungkin aku hanya akan membuka studio pribadi untuk membantu perusahaan konstruksi besar menggambar desain."

Roky tersenyum dan berkata: "Kalau kamu memang berpikir seperti itu, modal awal tidak menjadi masalah."

Dewi mengangkat kepalanya: "Roky, aku tahu kamu punya banyak kenalan di dunia bisnis seperti Direktur Yulia, meminjam dana memang masalah, tapi aku ingin melakukan pekerjaan yang baik di studio dengan kemampuan aku sendiri. Semua orang di Keluarga Liu berpikir setelah meninggalkan Ryeol Group aku tidak akan bisa apa-apa lagi, aku ingin membuktikan pada mereka apa aku bisa atau tidak."

Roky berpikir sebentar, lalu mengangguk dan tersenyum: "Apa pun keputusanmu, aku pasti akan mendukungnya, tapi kalau kamu menemui masalah dalam pekerjaanmu, kamu bisa mengatakannya padaku, kita akan menyelesaikannya bersama! Ini adalah hal yang besar, aku akan menjadi karyawanmu, aku akan mengantarmu dengan mobil dan membawakan tasmu."

"Baiklah."

Dewi mengangguk, ekspresinya terlihat sulit ditebak.

Dia mengambil resiko yang besar dengan membuat keputusan ini.

Kalau dia tidak bekerja, Keluarga Liu akan kehilangan sumber pendapatan terbesar mereka, kalau dia memutuskan untuk membuka studio desain, dia harus menyewa kantor dan membeli peralatan kantor sendiri...

Hal ini juga membutuhkan modal awal yang cukup besar.

Ditambah lagi, Ryeol Group dan perusahaan konstruksi besar lain di Kota Gopo memiliki koneksi dalam berbisnis, Dewi khawatir mereka akan menekannya secara diam-diam.

Tapi Roky tidak memperdulikan mereka, dia akan terus mendukung Dewi.

Hati Dewi agak tersentuh saat mengetahui hal itu.

Saat dia merasa tidak tenang, dia mendengar Roky mengatakan satu kalimat.

“Kamu lakukan saja dengan tenang, kalau memang tidak berhasil, aku akan mencari pekerjaan untuk mendukungmu.”

Saat itu, Dewi menahan napasnya, hidungnya terasa agak perih, dan matanya terlihat memerah.

Saat dia merasa terjebak, dan sangat sedih, dia tidak menyangka suaminya yang ‘tidak berguna’, akan tetap mendukungnya dengan sangat teguh.

Yang dia takutkan sekarang adalah ibunya, Jenni, yang sebentar lagi akan pulang dari liburannya, saat dia mendengar kabar Dewi keluar dari Ryeol Group, dia pasti akan memarahinya karena sudah melepaskan pekerjaan yang stabil dan bergengsi itu.

Dewi mendengus, dia mengangkat kepalanya dan tersenyum pada Roky, lalu mengangguk.

Senyuman tulus Dewi juga membuat hati Roky bergetar.

Dewi selalu menjaga ekspresinya saat dia berada di depan Roky, dia jarang tersenyum padanya seperti ini.

Dan ternyata saat dia bersenyum, sudut matanya akan agak tertatik dan matanya akan terlihat sangat cerah seperti bintang, dia benar-benar sangat cantik!

Sesampainya di rumah, Roky melihat ruang tamu mereka terlihat berantakan, dan terlihat Andrew sedang membungkuk, seperti sedang mencari sesuatu.

“Ayah, kamu sedang mencari apa?” Dewi melangkah masuk dan bertanya dengan heran.

Andrew memukul pinggangnya yang sakit dan berkata: “Aku sedang mencari beberapa barang antik yang aku simpan dulu, dan juga sekotak papan catur dari giok.”

Roky berkata: “Apa maksudmu hadiah yang diberikan Antonio dari Pavilion Treasure, Papan Catur Jade?”

“Iya.” Andrew duduk di sofa, dia terlihat kelelahan dan berkata: “Aku tidak tahu nilai papan catur ini sebelumnya, tapi setelah berbicara dengan Antonio beberapa kali, aku sadar kalau barang itu sangat berharga. Harta nasional seperti itu disimpan di rumah, rasanya agak sia-sia, jadi aku akan menyumbangkannya ke Museum Provinsi."

Mendengarkan apa yang dikatakan Andrew, Roky berkata: "Relik Tulang Buddha yang ada di dalam papan catur itu sebaiknya juga kita sumbangkan saja."

Andrew tidak menyangka, Roky akan memiliki pemikiran seperti itu, dia sangat senang dan berkata: “Kalau kamu mau, aku akan menemui Antonio besok dan menghubungi Museum Provinsi.”

Roky tersenyum dan mengangguk.

Meskipun Relik Tulang Buddha adalah harta yang sangat berharga, hal yang paling berguna baginya adalah Berkah Cahaya Buddha.

Dia sudah menggunakan Berkah Cahaya Buddha untuk menyempurnakan Mutiara Roh Laut menjadi jimat dan memakainya di tangan Dewi.

Harta nasional yang sangat berharga memang sudah seharusnya disumbangkan ke museum milik negara.

Saat Dewi melihat mereka berdua yang mulai berdiskusi tentng barang antik di ruang tamu, dia merasa tidak tertarik dan memutuskan untuk mandi.

Papan catur dan relik adalah peninggalan budaya berharga yang sulit ditemukan di dunia, tapi Dewi bukan orang yang serakah, dan dia juga setuju dengan keputusan mereka.

Menghitung waktunya, Jenni sudah liburan ke luar negeri selama tiga hari, dan dia akan pulang dalam dua hari lagi.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu