Aku bukan menantu sampah - Bab 808 Raja Perang Luar Negara

"Brak"

Plakat kayu cendana hitam dengan tulisan emas seketika menjadi hancur!

Benardi emosi hingga ekspresinya menjadi sangat buruk, dia berteriak dengan kuat: "Tangkap dia! Beraninya dia menendang plakat keluarga Brama yang sudah ratusan tahun, dia sama dengan mempermalukan klan keluarga Brama."

Plakat klan ditendang hingga rusak, ini jelas-jelas adalah penghinaan besar!

Dalam sekejap seluruh orang klan keluarga Brama berteriak dengan emosi, pria, wanita, orangtua, dan anak-anak juga bergerak ke arah Roky.

"Wush Wush"

Sebuah suara angin baling-baling yang kuat perlahan mendekat dari kejauhan.

Beberapa lampu sorot yang terang menyorot dari langit hingga membuat kediaman keluarga Brama menjadi terang seperti pagi hari.

Di atas langit tiba-tiba muncul 20 lebih helikopter berwarna hijau membentuk formasi persegi terbang ke atas langit.

Gelombang angin yang kuat membuat semua batu dan pasir di lantai beterbangan.

Di bawah tatapan klan Brama yang terkejut, beberapa helikopter langsung melemparkan beberapa tangga tali, satu persatu bayangan yang memakai seragam pasukan khusus hitam langsung turun ke bawah.

Ketika melihat jelas simbol bintang emas di atas helikopter, ekspresi Benardi tiba-tiba berubah drastis, dia berkata dengan terkejut: "Ini... ini adalah helikopter khusus departemen kepolisian luar negeri, kenapa bisa di sini?!"

Sebuah helikopter perlahan-lahan mendarat berhenti di daratan kosong.

Pintu helikopter terbuka, beberapa pria paruh baya memakai seragam hitam dengan bintang bersinar di pundak melompat ke bawah.

Ketika melihat beberapa pria paruh baya ini, Benardi sangat terkejut, tangannya yang memegang tongkat sedikit bergetar.

Benny juga terkejut, dia berkata dengan suara yang kecil: "Ini... bukankah mereka adalah beberapa pejabat dari departemen keamanan luar negeri? Mereka juga teman lama dari keluarga Brama, kenapa di saat ini mereka bisa tiba di kediaman Brama?"

Benardi menahan rasa terkejut, dia buru-buru maju dengan sopan dan berkata kepada beberapa pejabat tinggi dengan hormat.

"Para pejabat datang ke kediaman Brama di malam hari, maaf aku tidak bisa menyambut dengan baik, apakah ada masalah?"

Sikapnya sangat rendah hati dan sopan, orang klan keluarga Brama juga segera memberi hormat.

Karena mereka adalah pasukan militer yang bertanggung jawab dengan keamanan luar negeri, melawan penjahat dari luar negeri yang sangat ganas, kemampuan bawahannya sangat kuat dan sering mencatat prestasi.

Meskipun pasukan ini jarang muncul di dalam negeri, tetapi mereka memiliki reputasi sangat baik di dalam negeri, bahkan pemimpin juga sangat sungkan dengan mereka.

Beberapa pejabat tinggi seperti tidak melihat Benardi, mereka langsung melewati sampingnya dan berjalan ke arah Roky dengan tersenyum.

"Roky, beberapa tahun kamu kembali, kenapa tidak berikan kami kabar?"

"Sanji sangat rindu pada kamu."

"Semalam kamu menghubunginya membuat dia sangat senang semalaman."

Roky juga tertawa berkata: "Diki, Tanoto, Samson, maaf membuat kalian datang dan merepotkan Sanji."

Jika bukan karena ada masalah, aku juga tidak berani mengganggu Sanji."

Seorang pejabat tinggi mengayunkan tangan berkata: "Tidak merepotkan, lima tahun lalu kamu dengan status bantuan dari luar bergabung dengan departemen luar negeri kami, banyak membantu dan berhasil memecahkan beberapa kasus besar! Sanji sangat senang ketika mendapat teleponmu."

Selesai mengatakannya, dia seperti terpikir dengan sesuatu, dia tertawa berkata: "Tubuh Sanji tidak sehat, jadi dia mengutus cucunya si Bastian kemari.

Dulu mereka adalah pasangan, apakah kamu masih ingat dia?"

"Bastian juga datang?!" mata Roky bersinar.

Kini sebuah bayangan manusia turun dengan cepat melalui luncur gantung di helikopter, ketika masih meluncur di setengah jalan, dia merentangkan kedua tangannya dan melompat ke bawah.

"Boom"

Dia mendarat dengan stabil dengan sebelah kaki berlutut.

Batu bata di bawahnya menjadikan dia sebagai pusat, dan muncul sebuah retakan lingkaran besar.

Ketika melihat bayangan orang ini melompat dari udara, anggota klan keluarga Brama terkejut hingga terbengong.

Jika orang biasa melompat dari ketinggian ini, dari awal pasti sudah menjadi daging cincang.

Roky menggelengkan kepala terhadap bayangan orang tersebut, dia berkata: "Bastian, tak disangka sudah empat tahun kamu tetap begitu sembarangan, mungkin Kakekmu sering menghukummu."

"Hehe, beberapa tahun ini si tua sudah membebaskanku."

Bayangan orang tersebut berdiri dari lantai, dia melangkah besar ke arah Roky.

Dia memakai topi baret, seragam hitam, bintang di pundak bersinar.

Kulitnya hitam dan kasar, dilihat saja sudah tahu jika sering berjemur di pantai dalam jangka panjang, tatapan matanya bersinar dan sangat bersemangat.

Benny sangat terkejut, dia berkata dengan suara yang kecil: "Cucu Sanji, bukankah dia adalah "dewa perang" yang dikatakan? Kenapa bisa begitu akrab dengan Roky."

Tapi siapa sangka suaranya yang begitu kecil malah kedengaran oleh Bastian, dia memutarkan badan dan berteriak padanya.

"Sudah begitu lama kenapa masih ada yang menyebarkan rumor tidak benar ini? Dewa perang yang disebut bukan aku, melainkan Roky!!"

"Ap... apa...." mulut Benny terkejut hingga membentuk bentuk O bahkan bisa dimasukkan telur.

Benardi dengan ekspresi tidak percaya, dia melihat Roky dengan terkejut.

Bagaimana mungkin?

Bocah yang bernama Roky ini adalah "dewa perang" luar negeri yang tersebar di luar negeri?

Seluruh ekspresi anggota klan keluarga Brama di kediaman Brama bersamaan berubah menjadi terkejut.

Sungguh susah dipercaya!

Roky menggelengkan kepala, maju ke depan menepuk pundak Bastian.

"Kamu jangan sembarangan bicara, aku tidak pernah bergabung dalam departemen luar negeri, dulu aku hanya mengenalmu, ditambah aku sangat kurang kerjaan, jadi aku ikut kamu menghabiskan waktu setahun di pulau dan bantu kamu memecahkan beberapa kasus besar saja."

Selesai mengatakannya, dia sekali lagi mengayunkan tangan terhadap kerumunan yang terkejut.

"Semua hanya panggilan sembarangan dari orang luar yang tidak tahu apapun, kalian jangan anggap serius, aku hanya rakyat biasa saja."

Lima tahun lalu, ketika dia belum menikah dengan Dewi, dia sendirian datang merantau ke luar negeri, kemudian bertemu dengan Bastian di lautan Laut Karibia yang penuh dengan bajak laut.

Saat itu, Bastian sedang membawa sekelompok anggota pasukan khusus melawan sekelompok bajak laut yang ganas.

Dikarenakan jumlah lawan begitu banyak, jadi sementara waktu mereka bertahan.

Ketika Bastian ditembak peluru, dia hampir kehilangan nyawa, Roky melihat dia juga orang Yuga, jadi dia membantunya, lalu mereka berdua kenal dengan cara ini dengan memiliki kesamaan .

Terakhir, Bastian mengundang dia ke markas pulau, Roky dalam hati berpikir lagipula tidak ada kerjaan, jadi dia langsung mengikuti saja.

Sanji sangat memandang baik dia, bahkan berusaha mengundang dia masuk ke departemen luar negeri, tetapi malah ditolak Roky.

Dia melihat energi sage di pulau sangat banyak, jadi dia menggunakan status bantuan dari luar mengikuti Bastian tinggal di pulau selama satu tahun, sebelah sisi melatih diri, sebelah sisi memberikan tugas membantu menyerang semua komplotan penjahat luar negeri ini.

Nama "raja perang" ini diberikan oleh lawan yang dikalahkan dia, mereka salah paham dia adalah anggota dari pasukan khusus, jadi mereka memberikan nama itu.

Roky melatih diri selama satu tahun di pulau, kemudian kembali ke Yuga.

Demi bisa kembali ke kehidupan biasa dengan mudah, dia tidak pernah membahas kehidupan dia di pulau kepada siapapun.

Ketika melihat Roky memiliki latar belakang seperti ini, wajah Benny menjadi sangat buruk dan tidak bisa berdiri dengan stabil.

Wajahnya Benardi juga berubah menjadi pucat, punggungnya keringat dingin.

Jangankan cucu dari Sanji, bahkan pejabat yang jabatannya lebih rendah turun pertama, dia juga tidak bisa menyinggungnya.

Namun kali ini, Roky datang untuk klan keluarga Brama.

Benardi terpaksa menahan rasa malu dan berkata dengan Bastian dengan tersenyum: "Bastian, aku juga pernah bertemu dengan Sanji, tolong minta Sanji yang menindakjelas, keluargaku tidak bersalah."

Ekspresi Bastian menjadi buruk, dia berkata dengan dingin.

"Benardi, tuan membawakan sepatah kata untukmu."

Benardi berkata: "Siap mendengar."

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu