Aku bukan menantu sampah - Bab 256 Pembukaan Tokonya Sepi

“Master Roky, saya sudah melakukan semua yang Anda perintahkan!” Di ujung telepon, terdengar suara Benji yang sedang menyanjungnya. “Saya sudah mengatakan kepadanya bahwa barang antik ini adalah barang gelap, dia pun tersenyum lebar.”

Yang dimaksud dengan barang gelap adalah barang-barang antik yang diperoleh secara illegal, yang tidak dapat dijumpa, tidak dapat didapatkan dari rumah lelang, dan sebagian besar merupakan barang penggalian di kuburan.

Roky mengerutkan keningnya. Bagaimanapun caranya, yang terpenting ayah mertuanya bisa menadapatkannya.

Dia bertanya, "Tidak ada masalah, kan.”

"Bagaimana mungkin Saya, Benji, tidak bisa melaksanakan tugas yang diberikan Master Roky, bukan.”

Benji tersenyum, ragu-ragu sejenak dan berkata, “Namun, barang antik Anda ini benar-benar bagus. Saya telah membuat beberapa sendiri dan menjualnya kepada orang lain untuk mendapatkan uang saku."

“Kamu membuat yang palsu?” tanya Roku, mengernyit.

Benji segera berkata, "Anda tenang saja, Master Roky! Saya sama sekali tidak menyentuh barang Anda, saya pun mencari orang ahli, menyuruh mereka untuk menirunya! Nanti, saya akan menjualnya di pasar lain, setelah ada jalurnya, saya tidak akan membuatmu kena masalah! Ketika saya menjual barangnya, saya takut akan merepotkan Anda, jadi saya membeli perekam suara agar dapat merekam buktinya. Jika saya menjual enam hingga sepuluh miliar rupiah, saya akan memberikan setengah dari uang itu ke mer..."

Roky tidak terlalu memikirkan uangnya, dan dengan dingin memperingatkannya. "Aku tidak peduli ke mana kamu akan menjualnya, tetapi jika barang palsu itu muncul di hadapanku, aku tidak akan mengampunimu.”

“Tenang saja, saya akan menjualnya ke Kota Wasa!” ucap Benji, menjaminkannya.

Roky pun merasa kesal, dia seharusnya tahu bahwa Benji adalah orang yang tergila dengan kekayaan, dan pastinya ingin menghasilkan uang dari kumpulan barang antiknya.

Tapi masalahnya sudah terjadi, dia pun tidak bisa melakukan apa-apa. Jika tahu akan menjadi seperti ini, dia dari awal akan meminta T-Rex untuk melakukan hal ini.

Setelah mengakhiri teleponnya, Roky pun tidak memiliki niat untuk membicarakan masalah mengenai pabrik farmasi, jadi ia langsung pulang ke rumah.

Begitu masuk ke rumah, dia melihat mobil Dewi diparkir di depan pintu, jadi dia langsung pergi menyapanya.

"Sayang, kenapa hari ini cepat banget pulangnya?"

Dewi meliriknya, dengan raut dingin berkata, "Ibu bilang pinggangnya keseleo, jadi aku pergi ke rumah sakit untuk membelikan obatnya.”

Dewi pun lanjut berkata, “Ibu bilang bahwa kamu kemarin telah mendorongnya, makanya pinggangnya bisa sakit.”

"Aku benaran tidak melakukannya.”

Roky tersenyum masam.

Tapi penjelasannya terdengar seperti alasan di telinga Dewi. Dia, dengan wajah datar, menutup pintu mobil, melewatinya, bergegas ke dalam rumah.

Roky ingin mengikuti, tapi langkah kakinya pun berhenti, dan ia terlihat kesal.

Di antara dia dan istrinya terdapat Jenni, seorang "Ratu Drama". Bahkan jika dia menjelaskannya lagi, bagaimana mungkin dia bisa mengalahkan kemampuan akting Jenni, bukan?

Selain itu, hal yang dia pusingkan sekarang adalah kedatangan ibunya ke Kota Gopo dalam beberapa hari ini, dan dia sama sekali tidak punya waktu untuk menjelaskannya.

Saat Dewi hendak masuk ke dalam rumah, dia tiba-tiba berbalik badan dan berkata, "Besok toko barang antik ayah akan dibuka, ayah meminta kita pergi bersamanya, kamu pergilah memesan bunga pot.”

"Baiklah.”

Roky segera mengiyakan, mengira bahwa ini adalah kesempatan yang diberikan ayah mertuanya agar dirinya dapat berdamai dengan istrinya, dia pun harus memanfaatkannya.

Tapi perkataan Dewi selanjutnya malah mengusir pikirannya.

“Oh iya, ibu memintaku untuk pergi bersamanya, dia tidak ingin naik satu mobil denganmu, jadi kamu langsung saja datang setelah selesai memesan bunga potnya.”

Roky terdiam sejenak.

Apakah ibu mertuanya yang suka mencari masalah ini harus sampai ikut campur dengan hubungannya bersama istrinya?

Tapi Roky tetap harus mengurus perayaan pembukaan toko antik ayah mertuanya. Dia pun menghubungi Lian, memintanya untuk menyiapkan beberapa bunga pot dan mengirimkannya besok pagi.

Keesokan paginya, Roky mengendarai mobil electrik menuju ke Antique Street.

Begitu sampai di Antique Street, dia mendengar suara gong, gendang dan petasan, melihat jalan dipenuhi kerumunan orang, serta sekelompok tari naga yang sedang menari di alun-alun untuk merayakan pembukaan toko baru.

Roky pun terkejut melihatnya. Pembukaan toko ini setidaknya perlu menghabiskan dua puluh juta rupiah, tampaknya kali ini ibu mertuanya benaran bersedia mengeluarkan uangnya.

Toko yang baru dibuka berada tepat di tengah Antique Street, di mana merupakan lokasi terbaik.

Dua toko yang berdampingan ini sangat luas dan di dalamnya terdapat berbagai barang antik, di mana tujuh delapan wanita berpakaian cheongsam sedang membagikan brosur kepada kerumunan dengan senyuman di wajah mereka.

Saat Roky hendak pergi ke sana, ia tiba-tiba mendengar ada orang yang memanggilnya di belakang.

"Kamu mau pergi ke mana?"

Ketika dia menoleh, dia tiba-tiba mendapatkan Dewi sedang berdiri di sebelah pintu toko, menatapnya sambil mengernyit.

Roky tertegun sejenak dan berkata, "Bukankah ini toko barang antik ayah?"

Dewi dengan jengkel berakta, "Kamu tidak melihat papan namanya, tokonya itu di sini.”

Roky mendongak, melihat nama toko barang antik ini adalah "Yuanming", lalu dia menoleh, dan baru melihat di belakang Dewi juga ada sebuah toko barang antik.

Tapi toko barang antik itu sangat kecil, paling banyak hanya memiliki luas tiga puluh meter persegi, dekorasinya tampak lusuh, tua, dan di depan pintunya terdapat tiga empat bunga pot yang diletakkan secara terpisah.

Dia tertegun sejenak. Jika dia tidak menyadari barang-barang antik yang dibelinya di dalam toko itu, dia benaran tidak akan mengetahui bahwa toko yang hancur itu sebenarnya merupakan toko barang antik milik ayah mertuanya, bukan?

Roky pun membalik badannya, berjalan ke sana.

Dewi berkata, "Toko di seberang, ‘Yuanming', juga dimiliki oleh seorang pemilik toko barang antik. Orang itu kini ingin memperluas tokonya, hari dan waktu pembukaan tokonya pun sama dengan ayah.”

Dua tiga puluh bunga pot ditempatkan di luar pintu, di mana bunga pot tersebut hampir tidak bisa diletakkan di trotar. Selain itu, di sana terdapat sekelompok karyawan wanita cantik serta pengeras suara yang dengan keras berkata "obral besar", di mana menarik perhatian banyak orang.

Di pintu masuk toko terdapat seorang pria gemuk yang sedang berdiri di sana dengan mengenakan setelan Tang. Orang itu kebetulan sedang bersama beberapa orang yang mengenakan setelan serta sepatu kulit, di mana tampak seperti orang sukses. Mereka pun saling berbincang sambil tersenyum.

Ketika melihat pintu depan toko ayah mertua, Roky hanya melihat Dewi yang sedang berdiri sendirian di sana. Toko tersebut pun tampak sangan sepi dan hening.

"Jangan melihat lagi, Roky.”

Andrew dengan canggung keluar dari toko, menghela napas dan berkata. “Toko itu memiliki suasana yang ceria dan meriah, semua tamu yang diundang pun merupakan bos dan orang terkemuka di lingkaran, kita pun bukan lawan mereka.”

"Benarkah?”

Roky melihat lebih cermat, menyadari bahwa di antara tamu-tamu orang itu, ada beberapa wajah mereka yang sering muncul di depan layar.

Spanduk merah yang tergantung di ambang pintu pun hampir identik.

"Saya berharap bisnis Anda akan sukses selalu. Direktur Smith dari Perusahaan Golden.”

"Selamat dan sukses atas pembukaannya! Direktur Jack dari Kamar Dagang Jang."

"Selamat atas pembukaannya! Direktur Luke dari Perusahaan Mist."

......

Roky mengerutkan kening. Dia tidak mengenal tamu-tamu itu, tetapi dia tahu bahwa semua perusahaan ini merupakan perusahaan besar dengan aset triliun rupiah di Nanguang!

Para bos tersebut malah datang kemari untuk merayakan pembukaan sebuah toko antik kecil.

Yang paling berlebihan adalah di antara spanduk itu pun terdapat spanduk yang dikirim beberapa bintang besar.

Di antaranya berasal dari seorang bintang besar, yang bernama Dave, yang ternyata merupakan aktor terkenal dengan bayaran puluhan miliar rupiah di Kota Wasa!

Ini sangat serius!

Untungnya, aktor terkenal itu hanya mengirim asistennya, jika tidak, seluruh Kota Gopo akan menjadi heboh!

Sebenarnya siapa bos Yuanming ini?

Pada saat ini, dua satpam sedang melangkah kemari, menendang bunga pot di depan pintu, lalu menyuruh orang-orang untuk memindahkan bunga pot itu kemari.

“Apa yang sedang kalian lakukan!” bentak Andrew murka.

"Yuanming kami baru memulai bisnis, dan Direktur Cole dari Rumah Lelang Swift telah mengirim dua buah bunga pot. Kamu ambil saja bunga kecilmu itu dan pindahkan ke samping. Jangan tunda pembukaan toko kami!"

Setelah mendengar kata "Rumah Lelang Swift", kerumunan tersebut seketika berseru.

"Sungguh tidak menyangka bahwa Bos Cole, yang merupakan bintang besar di lingkaran barang antik di Kota Wasa, akan mengirim bunga pot ke Yuanming!"

"Bos Cole juga merupakan tamu terhormat di acara Treasure. Dia adalah profesor arkeologi di suatu universitas, dan kelasnya biasanya akan sulit untuk didapatkan. Dia pun telah mendapatkan beberapa penghargaan dari luar negeri, dia adalah seorang selebriti!"

"Dia adalah idolaku, aku tidak menyangka Bos Cole juga akan datang kemari, aku harus meminta tanda tangannya!"

Melihat kerumunan itu menjadi heboh, Roky pun bertanya kepada Andrew. "Ayah, apakah orang itu sangat terkenal?"

Dia sama sekali belum pernah mendengarnya.

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu