Aku bukan menantu sampah - Bab 116 Akibat Menipu

Debu dari gesekan ban mobil Rolls-Royce menghujani Alvin tanpa ampun, dia tersedak karena debu, dan dia terlihat tidak peduli untuk membersihkan diri.

Saat mobil itu sudah menjauh, wajah Alvin terlihat sangat kusam, kakinya lemas dan dia terduduk di atas tanah.

Selesai sudah...

Kenapa dari awal Roky tidak bilang kalau dia mengenal Direktur Herman?

Kalau saja dia tahu, dia pasti akan memperlakukan Roky dengan sopan… Tidak, dia pasti akan memperlakukannya dengan sangat sopan!

Nelson dengan cepat berkata: “Manajer Alvin, cepat hubungi Roky, mungkin kamu masih bisa membujuknya untuk kembali.”

Alvin langsung tersadar, tidak peduli seberapa berdebu jasnya, dia langsung mengeluarkan ponselnya: “Benar, aku... Aku akan meminta maaf pada Roky dan memintanya untuk kembali."

Saat dia akan mengeluarkan ponselnya, ponsel Nelson berdering.

Nelson menjawab telepon itu dengan buru-buru, dan setelah mendengar beberapa kalimat, dia menatap Alvin dengan ragu.

"Manajer Alvin… toko obat mengatakan kalau bahan obat yang kamu minta sudah dikirim ke rumah Direktur Herman, total harganya tiga ratus juta, kamu ingin membayarnya dengan uang tunai atau transfer."

"Sudah dikirim secepat itu?" Alvin terkejut.

"Manajer toko mengatakan, mereka menggunakan pengiriman kilat untuk kota yang sama, dan menurut jaraknya paket itu akan sampai dalam lima belas menit."

Alvin terkesiap, dia dengan kesal berdiri dan berkata: “Kita sudah kehilangan investasi, Direktur Herman pasti tersinggung, bahan obat itu juga kita berikan secara gratis padanya, siapa suruh kamu mengirimnya secepat itu.”

Nelson yang mendengar hal itu merasa agak kesal, dia berkata: “Bukankah kamu yang menyuruhku untuk mengirimkannya? Kenapa kamu malah menyangkalnya sekarang?"

"Kita gagal mendapatkan investasi, dan kita malah kehabisan uang! Perusahaan pasti tidak akan membayarnya!" Alvin sangat frustrasi, dia menghela napas dengan kasar: "Uang sebanyak itu, bagaimana aku bisa membayarnya?"

“Kamu tidak akan menarik ucapanmu karena masalah uang, kan?” Nelson menatapnya.

Melihat keduanya mulai berdebat, Hera dengan cepat berusaha menengahi: "Manajer Alvin, bagaimana kalau kita menyuruh orang ke rumah Direktur Herman untuk mengambil bahan obat itu?"

Alvin terlihat agak ragu, dia sudah menyinggung Direktur Herman, dan sekarang kalau dia pergi untuk mengambil sesuatu, kesan Direktur Herman padanya pasti akan menjadi lebih buruk.

Tapi kalau bahan obat itu tidak dikembalikan, perusahaan pasti tidak akan mengganti ‘Biaya hadiah’nya!

Tiga ratus juta itu setara dengan gajinya selama setahun, itu bukan jumlah yang sedikit!

Alvin mengertakkan giginya dan berkata: " Aku akan menelepon dan bertanya."

Biarlah dia merasa malu, uang itu lebih penting dari rasa malunya.

Dia mengumpulkan keberaniannya dan mengeluarkan ponselnya, dengan tangan gemetaran, dia berusaha menghubungi nomor telepon Direktur Herman.

Hera dan Nelson menahan napas mereka, mereka bahkan tidak berani menghela napas karena situasi yang tegang.

Alvin menelepon tujuh atau delapan kali sebelum akhirnya panggilannya tersambung, dia buru-buru berkata: "Direktur Herman, bahan obat yang tadi..."

"Kamu Alvin, kan? Aku sopir Direktur Herman, dia bilang dia tidak ingin berbicara denganmu, Direktur Herman bilang bahan obat tadi adalah sampah dan dia sudah membuangnya ke sungai, kamu bisa pergi ke sungai untuk mengambilnya.”

Selesai berbicara, dia langsung menutup telepon.

“Sudah dibuang!” Alvin merasa dunianya berputar untuk sesaat, dia hampir menjatuhkan ponselnya, dan keringat dingin membasahi dahinya.

Nelson juga tercengang, dia dengan cepat menangkap Alvin.

“Bagaimana dengan bahan obatnya?”

Alvin mengangkat kepalanya dengan lemah, dan berkata: “Bahan obat yang kamu beli, uangnya…”

“Apa maksudmu, aku yang bayar? ” Nelson tiba-tiba marah, dia menarik lengan baju Alvin dan berkata: "Aku membelinya karena kamu ingin menyanjung Direktur Herman, sekarang kamu malah ingin memutar balikkan ucapanmu! Kalau kamu tidak membayarnya, jangan salahkan aku kalau aku tidak menganggapmu teman."

Hera melihat mereka yang akan mulai bertengkar, dia dengan cepat maju untuk melerai mereka.

"Kalian berdua hentikan, bukankah masih ada Wakil Direktur Ethan, Alvin, cepat hubungi dia, dan cari alasan untuk memintanya membantumu membayar tiga ratus juta itu."

Mata Alvin berbinar, dan tiba-tiba dia terlihat semangat.

“Benar juga, Ethan adalah wakil direktur, dia pasti berhak menandatangani surat pengeluaran!”

Bahkan kalau tiga ratus juta itu tidak bisa diganti secara penuh, itu lebih baik daripada dia harus membayar semuanya sendiri!

Nelson melepaskan cengkramannya dan tertawa dengan canggung: “Itu... Manajer Alvin, aku terlalu bersemangat tadi, tolong jangan terkejut.”

“Haha.” Alvin tersenyum aneh, dan mengabaikannya sama sekali.

Meminta pekerjaan apanya?

Atur saja sendiri di kehidupan selanjutnya!

Nelson langsung merasa menyesal dalam hati, selama ini dia selalu berusaha menyenangkan Alvin, tapi siapa sangat, karena masalah pembayaran bahan obat, dia menghancurkan hubungan yang berhasil dia pertahankan.

Dia berusaha mencoba yang terbaik untuk memperbaiki situasi saat ini, dia terus melontarkan kata-kata untuk memuji Alvin.

Tapi sayang sekali, Alvin bahkan tidak meliriknya, dia terlihat tidak peduli.

Hera tidak berani berbicara lebih banyak, kalau dia terlibat dengan Nelson, Alvin pasti menolak untuk memberinya pekerjaan saat dia sudah tenang.

Saat mereka bertiga berdiri di depan pintu gedung kantor, dan sibuk dengan pikiran mereka masing-maing, sebuah mobil Mercedes hitam berhenti di depan mereka.

Mata Alvin berbinar, dia mengangguk dan membungkuk, dan dengan cepat membuka pintu mobil itu.

"Direktur Ethan, kamu sudah kembali."

Ethan turun dari mobil, dan sambil tersenyum berkata: "Sebenarnya rapatku belum selesai, tapi aku pergi lebih awal. Pekerjaan istri Roky, apa sudah diatur semua?"

"Ini…"

Tiga orang itu menatap satu sama lain.

Alvin akhirnya tersenyum dan berkata: “Tuan Ethan, istri Roky merasa pekerjaannya tidak terlalu bagus, jadi dia pergi lebih awal.”

Senyuman di wajah Ethan tiba-tiba tenggelam, dan dia menoleh ke sekretarisnya dan berkata: “Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk memberi tahu Departemen Personalia, pastikan mereka mengatur posisi yang memuaskan untuk istrinya, kalau kamu tidak bisa mengurus hal kecil seperti ini, bagaimana bisa kamu menjadi sekretaris!"

Sekretaris wanita itu marahi oleh Ethan, dia lalu melirik Alvin dan berkata: "Manajer Alvin sendiri yang meminta istri temanmu untuk membersihkan toilet, dan menyuruh temanmu dan istrinya untuk pergi ke lokasi konstruksi untuk memasak sebelum mereka pergi."

Itu bukan tanggung jawabnya, jadi kenapa dia harus membantu Alvin menanggung kesalahan ini?

"Alvin, apa maksudmu! Apa kamu menganggap ucapanku sebagai angin lalu?" Ethan bertanya dengan tatapan dingin di matanya.

"Bukan, bukan begitu!" Alvin langsung merasa panik, diatidak menyangka sekretaris wanita itu mengatakan hal yang sebenarnya, dan tidak membantunya menutupi hal ini, Alvin langsung meliriknya dengan marah, dan berkata: "Coba kamu perhatikan keadaanku, apa yang harus dikatakan, dan apa yang tidak boleh dikatakan, jangan asal berbicara, berhati-hatilah, kalau tidak aku tidak akan mengampunimu!"

"Hehe, apa yang sedang kamu lakukan di hadapanku?" Ethan mencibir dan berkata pada si sekretaris wanita: "Sebenarnya apa yang terjadi tadi? Katakan saja, jangan takut."

Sekretaris wanita itu merasa sangat kesal karena dimarahi Alvin, dia bahkan bukan bawahan langsung Alvin!

Mendengar ucapan Ethan, dia langsung merasa bersemangat dan berkata: "Wakil Direktur Ethan, aku mengikuti instruksimu, aku sudah mengirimkan gambar desain Nona Dewi, tapi Manajer Alvin langsung membuangnya tempat sampah tanpa melihatnya! Saat Tuan Roky akan pergi, dia tidak membiarkan Tuan Roky keluar pintu depan, dia menyuruh Tuan Roky pergi dari pintu belakang! Tadi Direktur Herman juga marah, dia merasa Manajer Alvin meremehkan teman-temannya dan memutuskan untuk tidak berinvestasi!”

“Apa-apaan itu!” Alvin langsung marah dan berteriak.

Sekretaris wanita itu memelototinya dengan marah dan berkata pada Ethan: "Wakil Direktur Ethan, ini bukan karena aku yang melalaikan tugas, tapi ini adalah hasil dari tugas yang kamu berikan pada Departemen Personalia, Manajer Alvin berencana untuk memberikannnya pada kedua temannya itu, bukan Roky! Oh iya, Ando dari Ryeol Group juga mencari Manajer Alvin, mereka berdua membahas sesuatu secara diam-diam untuk waktu yang lama!”

“Alvin!! Beraninya kamu memanfaatkan Ando?!” Ethan sangat marah dan dia berteriak dengan sangat keras.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu