Aku bukan menantu sampah - Bab 477 Kita Berdua Tidur Bersama

Roky menghampiri dan berkata: “Lupakan saja, aku akan membayar uang sewa 40 juta sebulan… perusahaan akan menangungnya.”

40 juta bukanlah apa-apa, Roky tidak ingin memperpanjang masalah.

Talita datang kemari untuk membantu dirinya mendirikan pabrik farmasi dan tumbuhan jamu, Roky tidak ingin Talita tinggal sendirian di luar, jika ada sesuatu yang terjadi, konsekuensinya tidak terbayangkan.

Sebenarnya, dia membawa Talita ke Kota Gopo, mempunyai alasan lain juga.

Yaitu ibu Talita, Lani, sebelumnya ibunya sering meminta uang dari Talita dan memaksanya menandatangani nota riba. Kemudian, setelah dia diancam oleh Roky, dia tidak berani mencari kesalahan.

Tapi Lisa berpikir, Lani pasti tidak akan menyerah begitu saja, dia pasti akan terus meminta uang kepada putrinya.

Jika Roky pergi, Lani akan datang untuk memaksa Talita.

Oleh karena itu, Lisa dan Roky berdiskusi, atau menyuruhnya meninggalkan kota Wasa, meninggalkan penderiataan dari ibunya, dan datang ke Kota Gopo.

Sedangkan Lisa, untuk sementara waktu, dia masih tinggal di Vila Kota Wasa.

Roky juga memerintahkan pria botak dan Rudi untuk menjaga keselamatan Lisa.

Dewi berbalik bdan dan dengan penuh kasih sayang meraih lengan Talita dan berkata: “Banyak barang yang harus diperbaiki, kamu pergi ke vila dan tinggal bersama kami selama beberapa hari terlebih dahulu, setelah perbaikan selesai, kamu bisa pindah ke sana.”

Jenni mengalihkan pandangannya, meskipun dia tidak senang, tapi dia menutup mulutnya, karena dia berpikir bahwa dia dapat meminta sewa yang tinggi sebesar 40 juta sebulan.

Talita sangat tersentuh, dia tidak menyangka bahwa Dewi mengabaikan masa lalunya, ketika dia datang ke Kota Gopo untuk pertama kalinya, dia bahkan tidak mempedulikan sepupu ini, dia bahkan tidak membawakannya hadiah.

Dia sangat terpuruk, dan berkata: “Kak Dewi, kamu benar-benar sangat baik.”

Dewi tersenyum dan berkata: “Kita semua adalah keluarga, jangan anggap dirimu sebagai orang asing. Selain itu, ketika suamiku di kota Wasa, kamu banyak membantunya di tempat kerja.”

Apa yang dia katakan sangat sopan, tapi suasana hati Talita sedang kacau.

Dewi sangat baik, dia sama sekali belum pernah melihat Dewi dan Roky.

Seiring berjalannya waktu, semuanya berbeda dari sebelumnya.

Talita diam-diam bersumpah di dalam hatinya bahwa dia akan menghilangkan perasaannya kepada Roky dan berkonsentrasi pada pekerjaannya, dan tidak akan pernah membuat Dewi merasakan sakit hati.

Sopir menunggu di luar untuk menjemput Roky dan rombongannya.

Sekarang, Perusahaan Artha Cloud milik Dewi sudah membangun reputasi di Kota Gopo, dan saat pergi ke sana kemari, ada sopir yang mengantarnya.

Setelah berkendara selama lebih dari satu jam, Mercedes Benz itu naik ke lereng bukit dan berhenti di gerbang sebuah vila yang megah.

Seorang pria tua dengan mengenakan jas putih menunggu dengan hormat di luar pintu, begitu dia melihat Roky keluar dari mobil, dia langsung menyambutnya dengan penuh semangat.

“Tuan Roky, kamu akhirnya kembali dari Kota Wasa.”

Roky mengangguk padanya.

Orang tua ini adalah Paman Ali, yang sudah setia menjaga vila dan membantunya mengawasi dua pot bunga.”

Dia segera melangkah maju dan bertanya: “Paman Ali, bagaimana dengan dua pot bunga?”

“Ini...” Paman Ali ragu-ragu sejenak, menghela nafas dan menundukkan kepalanya, dia berkata dengan menyesal: “Tuan Roky, aku bersalah atas semua ini, dua pot bunga itu...”

“Apa yang terjadi dengan bunganya?” Roky kaget.

Bunga itu adalah semacam bibit ajaib yang akhirnya dia dapatkan, dia juga menghabiskan banyak uang di vila untuk membeli batu giok dan menyiapkan tempat pengumpulan aura agar bibit ajaib ini tumbuh.

“Biarkan aku memberitahumu.”

Dewi melangkah maju dan berkata dengan rasa bersalah: “Roky, dua pot bunga itu, ibuku mengambilnya dan menjualnya.”

“Apa!” Roky sangat kaget.

Bibit ajaib miliknya dijual oleh Jenni!!

Dia segera menoleh dan memelototi Jenni: “Di mana kamu menjualnya?”

“Kamu, kenapa kamu begitu galak?” Jenni dikejutkan oleh tatapan mata Roky, lalu berteriak: “Bukankah itu hanya dua pot bunga biasa, aku akan pergi ke pasar bunga besok untuk membeli dua pot bunga sebagai gantinya!”

“Kamu ingin menggantinya?” Roky berkata dengan murung: “Apakah kamu tahu bibit apa itu?”

Jenni sangat tidak peduli dan berkata: “Bukankah itu hanya bibit mawar, jika orang-orang tidak buta, mereka tidak akan membelinya.”

“Mawar apa, itu bukan mawar.” Roky mengepalkan tangannya, dan matanya mmebesar karena marah.

Jika Jenni bukan ibu istrinya, dia sudah duluan memukul wanita tua ini dengan tangannya.

Jenni ketakutan dan melangkah mundur karena tubuh Roky mengeluarkan aura pembunuh, dia sangat ketakutan sampai badannya berkeringat dingin.

Setelah dia bersembunyi di belakang Dewi, dia berteriak: “Dua pot bunga biasa, apa yang harus dipermasalahkan! Kamu sudah tinggal di rumahku dengan gratis selama beberapa tahun, uang yang aku keluarkan untukmu jauh lebih banyak daripada bunga sampah ini!”

“Bu, sebenarnya kamu menjualnya kepada siapa?” Dewi juga tidak senang: “Aku sudah katakana kepadamu, kamu jangan asal-asalan pegang barang Roky.”

Jenni marah dan berkata: “Aku ibu mertuanya, dia adalah menantu dari keluarga Liu kami, kita adalah keluarga, dan barang-barangnya adalah milik aku.”

Alasan tidak masuk akal semacam ini, saat Roky mendengarnya, dia benar-benar tidak bisa berkata apa-apa, dengan marah dia berteriak: “Kepada siapa kamu menjual bunga itu?”

Jenni berkata dengan marah: “Aku tidak tahu, lagipula, aku di sini untuk mengumpulkan bonsai.”

Paman Ali melapor: “Tuan Roky, aku lah yang tidak menghentikannya, ketika Nyonya Jenni pindah ke vila, dia menggali semua bunga di taman dan menjualnya, uang yang dia dapatkan semuanya adalah 10 juta.”

10 juta…

Roky tidak bisa berkata-kata.

Di taman vilanya, tertanam banyak anggrek berharga, Clivia, setidaknya mempunyai harga 400 juta lebih!

Jenni takut Roky akan marah, Jenni segera berlari masuk ke dalam dan menutup pintu untuk merajuk.

Benar-benar pembalikan!

Menantu ini sebelumnya sering dimarahi olehnya, tidak berani menjawab, sekarang benar-benar berani bertengkar dengan dirinya!

Dewi terus meminta maaf, dan Roky hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berkata lupakan saja.

Kelihatannya Jenni tidak mau mengatakannya, jadi dia hanya bisa meminta Lian untuk memeriksa toko bunga di kota untuk melihat siapa yang telah membeli dua pot bibit ajaib ini.

Berharap bibit yang ada di dalam pot belum digali dan dimusnahkan.

Ketika Roky masuk ke vila, dia melihat ladang sayur, bawang hijau dan bawang putih tumbuh di ladang, dan bau pupuk kandang beterbangan di udara.

Kolam ikan vila diubah menjadi kandang bebek, beberapa bebek abu-abu beterbangan di kolam ikan, semua ikan mas yang berharga di kolam itu dimakan sampai tidak tersisa satu pun.

Di sisi lain, ada kandang ayam, dan delapan ekor ayam “Berkicau” di kandang.

Roky tidak bisa berkata apa-apa.

Dia menghabiskan banyak uang untuk meminta seorang tukang kebun mendesain taman, meniru gaya taman Suzhou, dan diubah menjadi ladang sayur pedesaan oleh Jenni.

Roky bersabar dan berjalan ke kamar dengan kepala berdenyut.

Selama ladang sayur ini bisa membuat Jenni menghabiskan energinya dan membuat lebih sedikit urusan, biarkan dia melakukannya.

Dewi menarik Talita masuk ke dalam, dan berkata: “Masih ada beberapa ruangan kosong di vila ini, semuanya digunakan ibuku untuk jadi kandang bebek. Kamu bisa tidur bersamaku malam ini, kamu bisa pindah saat rumah lama sudah diperbaiki.”

“Terima kasih, Kak Dewi.” Talita mengangguk, dia tidak menyangka Dewi menjadi begitu baik.

Namun, Roky yang berdiri di samping hanya bisa tersenyum pahit.

Sepanjang perjalanan kembali ke Kota Gopo, dia merencanakan bagaimana “Menikmati malam” bersama istrinya, dia juga menonton beberapa film sains dan pendidikan dan berencana membuka 108 postur pada malam pernikahan.

Sekarang kelihatannya rencana untuk menikmati malam ditunda.

Novel Terkait

 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu