Aku bukan menantu sampah - Bab 453 Sekretaris Terbaik

Rino ragu: “Aku tidak mengerti obat tradisional, aksaranya saja tidak mengerti.”

“Takut apa, setelah mencuri obatnya, kita berikan formulanya ke Direktur Juna, bukankah masalahnya sudah selesai.”Alicia menginginkan bonus 6M itu, lalu berkata dengan acuh tak acuh: “Direktur Juna sebelumnya pernah menjabat sebagai pemimpin Pengobatan Tradisional Negara, dia pasti mengerti.”

Hati Rino gundah, tapi dia tidak bisa menahan godaan 6M, ditambah Alicia terus menghasutnya, akhrinya dia menyetujuinya dengan berat hati.

Lagipula hanya sebuah formula saja, bukan sesuatu yang begitu berharga.

Selain itu, mereka melakukannya demi kebaikan Roky, kalau benar-benar terjadi masalah pada obatnya, Roky harus masuk penjara.

Alicia terus memikirkan masalah uang itu, sebelum jam pulang kerja tiba dia sudah menarik Rino pulang, lalu bergegas berlari ke kamar Roky.

Rino khawatir, bagaimanapun juga, dia masih meminjam uang dari Roky, dia tidak ingin berselisih, lalu menahan Alicia dengan ragu.

“Menurutku lupakan saja, tunggu setelah Roky pulang, kita tanyakan masalah formulanya, dia tidak mungkin tidak memberikannya.”

“Hehe.”Alicia tersenyum dingin, memarahi: “Kalau dia bersedia memberikannya, sudah sejak awal diserahkan, kalau kamu takut, keluar berjaga di luar, biarkan aku cari sendiri.”

Kalau Roky bersedia memberikan formula obat ini kepada perusahaan, kemana dia pergi mendapatkan bonus ini?

Alicia mengusir Rino ke halaman, lalu dirinya mengambil sebuah kain lap, menyelinap ke kamar Roky dengan diam-diam.

Begitu dia melangkahkan kakinya memasuki kamar, Mino yang bersembunyi di kegelapan, menelepon Roky.

“Roky, Alicia masuk ke kamarmu.”

Kebetulan Roky sedang berdiskusi dengan Dini tentang obat batch kedua yang tiba di Wasa dan bersiap-siap melakukan penghitungan, tepat saat ini dia mendapat telepon dari Mino, Roky mengerutkan kening.

“Untuk apa dia masuk ke kamarku?”

“Alicia mengambil lap dan ember, sepertinya dia ingin membersihkan kamarmu, tapi aku tidak bisa melihat apa yang akan dia lakukan, dia menutup pintunya.”

Roky merenung selama beberapa detik, mengerutkan kening.

Selain Mino yang berada di vila ada sekumpulan sekuriti, petugas kebersihan yang khusus menangani kebersihan dan sanitasi, jadi Alicia sama sekali tidak perlu melakukannya.

Selain itu, biasanya Alicia pemalas, dia yang bisa berinisiatif membersihkan kamar sendiri itu ibarat matahari terbit dari utara.

Mino bertanya: “Direktur Roky, perlukah aku membawanya keluar dari kamarmu?”

Roky menggelengkan kepala: “Tidak perlu, kamu pantau terus gerak-geriknya, aku pulang sekarang, kalau terjadi sesuatu segera laporkan padaku. Beberapa hari ini kamu utus beberapa bawahan untuk memata-matai mereka berdua, lihat sebenarnya yang mereka lakukan.”

“Baik.”

Setelah itu, Mino mematikan telepon, melompat ke depan, seperti seekor kucing yang memanjat pohon, dia menggantungkan kail emas terbalik dan memperhatikan setiap gerakan Alicia di ruangan itu.

Seperti yang dipikirkan Roky, Alicia sama sekali tidak membersihkan kamar. Ember dan kain lap itu hanyalah kedok.

Begitu masuk, dia langsung mengobrak-abrik kamar mencari sesuatu.

Namun, Alicia sangat hati-hati, setelah mengobrak-abrik dia mengembalikan barang-barang itu seperti semula, seolah tidak ada yang memindahkannya.

Mino tersenyum dingin, melambaikan tangannya.

Sebuah kamera seukuran jarum, terbang dari tangannya, menempel kuat di dinding dan merekam setiap gerakan Alicia.

Di dalam kantor, Dini bertanya sambil tersenyum: “Direktur Roky, apakah obat salep intermiten batch kedua akan tiba di Wasa besok?”

“Hem.”Roky menganggukkan kepala, memerintah: “Bagaimana feedback pasar dari penjualan obat salep intermiten batch pertama? Nanti hubungi pelanggan dan jual batch obat ini secepat mungkin.”

Salep batch pertama, laku keras dibawah pemasaran Pengobatan Tradisional Negara dan Keluarga Jiang, baru saja dipasarkan sudah menjadi barang rebutan, banyak customer yang tidak kebagian langsung melakukan PO.

Pabrik farmasi di kota Babel sudah selesai dibangun, cepat produksi obat salep intermiten batch kedua senilai 6M lalu dua hari kemudian kirim ke Wasa, sebagian untuk dijual ke pelanggan yang melakukan PO, sebagian lagi dipasarkan ke Perusahaan Hedic, agar pasien biasa dapat menggunakannya, agar tidak dimonopoli oleh beberapa elemen yang tidak bermoral dan menaikkan harga.

Awalnya, batch obat ini sangat sedikit.

Niat asli Roky selain untuk menghasilkan uang, dia juga ingin menggunakan obat-obatan ini untuk kepentingan publik, jadi dia bersikeras menyimpan beberapa obat dan menjualnya di apotek umum.

Sekarang Joint Venture secara bertahap berada di jalur yang benar, dia berencana kembali ke Gopo setelah obat-obatan batch kedua habis terjual dan Rudi akan tinggal di sini.

Roky berdiri, dia tidak memeperhatikan Dini berdiri disampingnya dan hampir saja menyenggolnya jatuh.

“Direktur Roky, ada perintah apa lagi?”tanya Dini.

Suaranya sangat manis sampai membuat Roky merinding.

Memang harus diakui, sekretarisnya ini benar-benar wanita paling cantik yang diimpikan pria.

Dini tidak hanya terlihat cantik, tapi juga memiliki tubuh yang sangat seksi, ditambah dia suka mengenakan kemeja putih ketat, rok hitam, dan sepatu hak tinggi sebelas inci, benar-benar seperti gadis Jepang dalam sebuah drama. Pakaian kerah putihnya sering kali membuat Roky berkhayal.

Sekarang, popularitas Dini di perusahaan Joint Venture, selain Direkrut Suri yang cantik berada diposisi pertama, Dini berada di posisi kedua.

Ketika Dini lewat, hampir semua karyawan laki-laki perusahaan secara otomatis meletakkan pekerjaan mereka, dengan tampang tergila-gila mereka, meneteskan air liur, menatap punggungnya seolah tatapan mata lapar mereka bisa menembus punggungnya.

Roky yang langsung memandang Dini, tidak bisa memalingkan tatapan.

Apa boleh buat.

Tempat yang seharusnya besar benar-benar terlalu besar sampai pakaiannya hampir robek, pria mana yang bisa tenang melihat pemandangan indah ini?

Melihat Roky menatap kerah bajunya, Dini mendengus dalam hatinya, tapi ada senyum bunga di wajahnya, “Direktur Roky, apakah ada bunga di pakaianku?”

“Apa?”

Roky baru sadar, wajahnya memerah.

Dia menatap bagian itu dan terpana.

Melihat Roky menelan air ludah, Dini merasa lebih terhina. Kalau bukan karena alasan tertentu, dia tidak akan pernah mengatakan sepatah kata pun kepada pria genit seperti Roky.

Roky tersadar dengan ragu bertanya: “Dini, ka-kamu dulu tidak menderita penyakit apa pun, kan?”

“Tidak.”Dini tampak terkejut, dengan ringan membuka bibir merahnya dan tersenyum: “Direktur Roky, apakah aku terlalu dekat denganmu? Sampai kamu takut aku menularkan penyakit?”

Dia terkikik sampai dadanya juga ikut gemetar.

Roky tiba-tiba menjadi canggung: “Ohh……aku hanya asal tanya, baguslah kalau kamu baik-baik saja.”

Dini menganggukkan kepala, berjalan keluar sambil memeluk dokumen.

Ketika dia berbalik, senyum menawan di wajahnya menghilang, wajahnya berubah menjadi sangat dingin.

Roky melihat punggung Dini yang mempesona berjalan keluar, sambil berpikir.

Apakah dia salah melihatnya?

Tadi, Dini berdiri terlalu dekat dengannya, dia bisa merasakan aura dingin yang merupakan tanda kematiannya akan segera tiba.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu